5. Hampir Hilang Harapan

1.9K 143 6
                                    

Setelah kejadian keguguran itu, saya dan Vin kembali berikhtiar. Tentu diiringi dengan doa yang tiada henti-hentinya kepada Sang Pemilik Jagad Raya.

Bulan demi bulan terlewati tanpa ada tanda-tanda kehadiran buah hati dalam rahim istri saya, Vin. Berbagai macam cara sudah kami tempuh. Mulai dari makan kurma muda, minum susu kambing, minum madu penyubur, makan ini itu semuanya sudah. Namun, hasilnya tetap saja nihil.

Belum lagi ketika Vin mendengar kabar bahwa teman-temannya yang menikah setelah kami, ternyata sudah hamil. Itu semakin membuat Vin tenggelam dalam kesedihan.

"Val, kamu cari istri lagi aja," kata Vin.

"Kamu itu berlebihan. Tidak ada sedikit pun niat saya untuk itu. Meskipun kamu memaksa, saya tidak akan mau mendua, mentiga, apalagi mengempat," balas saya sambil bercanda.

Senyum Vin mengembang, kemudian ia bertanya, "Kalo gitu, kita adopsi anak aja, gimana?"

Saya terdiam.

"Vin, saya tidak akan mau mengadopsi anak bagaimanapun keadaan dan alasannya. Karena anak angkat itu posisinya rumit. Dia nanti bukan ahli waris. Apalagi kalau anak itu perempuan, saya tidak berhak jadi wali nikahnya. Rumit. Lebih baik kita sabar saja ya? Insya Allah kalau kita sabar dalam ikhtiar dan doa, Allah kasih jawaban segera," bujuk saya.

Ya Allah, jangan biarkan kami putus asa dari rahmat-Mu.

***

Terbit pertama tanggal: 20 Juni 2019
Edit terakhir tanggal: 20 Juni 2019

Antara Harapan dan Kenyataan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang