Jazmyn Crownwood

11 0 0
                                    

Aku punya firasat buruk. Aku sekolah di Jackson Junior High School. Tadinya aku akan dimasukkan ke Jackson High School juga, dan aku berharap bisa masuk ke sana karena teman-temanku banyak yang melanjutkan ke sana. Tapi, Mom berubah pikiran dan memasukanku ke Andromeda High School. Katanya, kualitas sekolah ini sudah paling bagus di kota ini.

Aku berangkat sekolah menggunakan mobil pemberian ayahku, mobil konvertible dengan warna ungu. Saat aku memarkirkan mobilku, tak sengaja kaca spionnya mengenai mobil mewah di sebelah mobilku, dan memberinya bekas goresan yang cukup panjang. Sialnya, pemilik mobil itu adalah cewek manja yang sok kaya dan dia marah kepadaku. Aku meminta maaf, toh goresan itu sebenarnya bisa dihilangkan pakai pembersih.

Di pintu masuk sekolah, aku bertemu Amy, teman SMP yang juga masuk sekolah ini. Kami jalan bersama. Dari dulu, memang selalu banyak anak cewek maupun cowok yang memperhatikanku. Aku selalu merasa risih, tapi kata temanku itu positif. Berarti aku menarik dan para cewek banyak yang iri denganku.

“Kau itu putih, tinggi, ramping, wajah seperti model, dan warna rambutmu pirang ke-emasan yang sangat cantik. Menawan, dan itu banyak membuat cewek iri, Jazzy! Kau beruntung.” Amy sering mengatakan hal itu. Tapi, aku malah merasa beruntung bukan kata yang tepat. Terutama, orang yang iri kadang punya nyali untuk melampiaskan rasa tidak senangnya terhadapku. Aku bukannya tidak berani menghadapi mereka, tapi aku tidak mau mencari keributan. Dan tetap saja, tatapan iri seperti itu selalu mengikutiku di manapun aku berada.

Saat istirahat di kantin, aku dan Amy duduk di meja yang terletak dekat dengan pintu masuk kantin. Tak lama kemudian, seseorang menarik lenganku dan aku terpaksa harus berdiri. Dia memaksaku untuk menghadap dirinya.

“Oh haloo, ini tempat kami.” ujar cewek berambut pirang dengan make-up yang keterlaluan dewasanya. Cewek itu memberi isyarat ke belakangnya, agar aku memperhatikan bahwa meja ini adalah meja mereka.

“Memangnya kalian ini siapa? Masih banyak yang kosong kok.” Jawabku.

“Berani sekali kau berbicara seperti itu padaku! Dengar ya, aku ini anak pemilik sekolah ini. So, aku bebas untuk bertindak apapun. A-PA-PUN!”

“Jadi, karena kau anak pemilik sekolah ini, aku harus nurut padamu? Berani taruhan, kau tak akan berani berkata seperti itu pada senior kan?” aku meledeknya. Dia memegang daguku, kuku panjangnya menancap kencang dikulitku.

“Oh, ada yang berani padaku rupanya? Bagiku, kau cuma rakyat jelata biasa. Orang tuaku kaya raya, mereka pemilik sekolah ini sekaligus pemilik taman wisata paling terkenal di Andromeda City. Aku bisa bersikap baik kalau cewek culun yang gak bisa apa-apa sepertimu, menuruti perkataanku!” cewek pirang itu berteriak di depan mukaku. Sebelum aku bisa berkata apapun, cewek dengan cardigan oranye dan rambut hitam sudah menjawab terlebih dahulu.

“Well, permisi, tadi kau bilang dia itu rakyat jelata? Ha-ha, salah besar.”

“Siapa kau? Oh, aku tahu, kau pasti teman si cewek culun ini karena kau terlihat sama culunnya dengan dia.” jawab si cewek pirang.

“Haha, lucu kau badut! Aku mau tanya, apa kau tahu saudagar kaya yang memiliki perusahaan minyak yang sudah sampai ke mancanegara? Apa kau tahu pemilik dari Emerald Residence, perumahan paling eksklusif di negara bagian ini?”

“Tentu saja! Pemiliknya itu teman ayahku!”

“Apa kau sudah menanyakan siapa nama gadis ini?”

“Memangnya aku peduli!”

“Dengar baik-baik, namanya adalah Jazmyn Crownwood. CROWNWOOD.”

Saat gadis berambut hitam itu mengucapkan nama keluargaku, si cewek pirang itu menganga dan terdiam. Tapi, dia cepat pulihnya.

“Ah, tapi itu tidak ada apa-apanya dibanding ayahku. Kalau bukan dia yang jelata, berarti kau.”

“Oh, iya, benar, aku ini miskin sekali sampai-sampai aku hanya punya satu lemari di kamarku. Sekedar info, namaku Queera Crystallake.” jawab si rambut hitam dengan ekspresi datar.

Untuk kedua kalinya, si cewek pirang itu menganga dan membelalakkan matanya.

“Well, Miss Holly yang manja dan tidak karuan. Dengar ya, jangan mentang-mentang orangtuamu kaya kau jadi bertindak sesuka hatimu. Contoh Miss Crown yang baik ini. Dia jauh lebih kaya daripadamu dan dia tetap rendah hati. Kekayaan itu kesenangan sesaat, Cantik. Banyak hal yang tidak bisa kau beli dan kau dapatkan dengan uang. Kau bahagia hanya bahagia materi kan? Coba kau tanya pada batinmu, Miss Holly. Kalau perilakumu baik, orang-orang akan berteman denganmu berdasarkan sifat dan sikapmu yang menyenangkan. Tapi untuk sekarang ini, hati-hati saja, orang-orang hanya berteman untuk memanfaatkanmu dan kekayaanmu. Sama seperti kau memanfaatkan harta untuk mendapat perhatian dari orang-orang sekitarmu.”

Si cewek pirang tak sanggup berkata-kata, dia hanya bisa membelalakkan mata yang sudah tergenang air matanya. Akhirnya dia berlari menuju pintu keluar kantin. Teman se-gengnya mengikuti si Pirang dan menatapku sinis.

“Trims ya. Aku sudah sering dibegitukan oleh teman-temanku saat SMP.” ujarku pada si rambut hitam. Dia mengangguk.

“Panggil aku Quee.” ujarnya

“Oh, ya. Bagaimana kau bisa tahu namaku dan semua tentang ayahku?”

“Emm. Aku hanya tahu.” jawabnya,sepertinya dia menghindar.

“Kau tahu? Tadi itu keren sekali, kau menceramahinya seperti itu! Aku tahu kau, Quee, sebenarnya tahu tentang orangtuamu.” sahut Amy.

“Haha, trims Amy. Permisi? Aku ke kelas duluan. Sampai ketemu.” ujar Quee.

“Sekali lagi, trims ya.”

Benar kan, sejak pagi aku tahu pasti hal seperti ini terjadi. Aku hanya tak menyangka di hari pertama SMA lah hal itu terjadi. Tapi setidaknya, ada orang-orang yang mau membelaku kali ini. Biasanya, aku menghadapinya seorang diri, hingga aku berpikir lebih baik aku mengalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang