Te-Man

1.1K 156 5
                                    

Aku termasuk orang yang introvert sehingga orang-orang yang tidak mengenalku menganggapku angkuh dan menyebalkan. Sebenarnya bukan seperti itu. Aku hanya hm, merasa malu. Aku sulit berbaur. Sehingga aku tidak memiliki begitu banyak teman.

Diawal sekolah, aku memiliki 2 orang teman.
1 teman perempuan dan 1 teman laki-laki (mungkin).

Jung Yerin namanya.
Dia periang, baik dan sangat ramah. Dia yang mendekatiku duluan lalu mengajakku untuk berteman.

Yerin termasuk siswi populer, terbukti jika aku berjalan dengannya ke kantin atau pulang sekolah, ada saja siswa yang menyapanya. Entah itu laki-laki ataupun perempuan.

Jujur saja aku merasa iri dan juga kagum.
Karena itulah aku sangat menyukainya.
Dan merasa bersyukur dia mau menjadi temanku. Sekaligus tutorku dalam mencari teman.

Satu lagi temanku. Entah aku bisa sebut teman atau tidak. Tapi aku menganggapnya temanku.

Jika meja Yerin berada di depan mejaku, maka mejanya berada di sebelahku.

Dia seperti kulkas berjalan.
Tidak banyak bicara namun sering kali mengerti dengan yang aku alami.

Seperti saat aku kehilangan pulpen atau ketinggalan buku paketku.
Tahu-tahu saja dia meminjamkannya padaku.

Atau saat lututku berdarah karena terjatuh.
Dia memberikanku sebuah plester dengan gambar frozen. Lucu sekali.
Jika saja dia tidak memberikan plester padaku, aku tidak akan menyadari lututku terluka.

Aku tersenyum dan mengucapkan terimakasih tapi dia hanya diam.
Selalu seperti itu. Dingin ya.

Menyebalkan memang.
Tapi entah kenapa aku merasa nyaman.

Ah ya, namanya Jeon Wonwoo

.
.
.

Ingat dengan istilah jika teman mempengaruhi perilaku mu, maka ungkapan itu benar adanya. Buktinya, pelan-pelan sifat Yerin menular padaku.

Aku lebih mudah berbaur.
Aku mulai berani untuk menyapa dan tersenyum.
Ternyata rasanya menyenangkan.

Mungkin juga karena aku dan Yerin tidak lagi sekelas, yang mau tidak mau aku harus mulai lagi dari awal.
Untungnya ada beberapa siswa yang sudah aku kenal karena saat kelas 1 kami sekelas.
Memudahkan untukku untuk berbaur.

Yerin sang tutor merasa sangat bangga karena sudah berhasil membuatku memiliki teman selain dirinya. Dasar. Bilang saja dia sudah bosan denganku.

Aku tidak sekelas dengan Wonwoo. Yerinlah yang sekelas dengannya.

Kami beberapa kali bertemu, dan sikapnya tidak berubah. Masih saja dingin dan kaku. Meskipun nyatanya tidak sepenuhnya seperti itu. Mungkin.

Beberapa kali aku melihatnya tersenyum. Dan kalian tahu ? Senyumnya begitu hm ..harus aku sebut apa yah ?
Manis ? Atau menawan ? Atau keduanya ?

Yerin bercerita padaku, Wonwoo memiliki banyak penggemar.
Mulai dari adik kelas hingga kakak kelas.
Ada saja siswi yang datang ke kelasnya hanya untuk memberikan makanan atau secara terang-terangan mengajak Wonwoo berkencan atau meminta nomor ponselnya.

Sungguh mengejutkan.
Lelaki dingin sepertinya ? Bagaimana bisa ?
Aku akui jika dia tampan, tapikan dia dingin. Ya maksudku hm bagaimana ya, pokoknya seperti itulah.
Apa mungkin itu daya tariknya ?

.
.
.

Di akhir tahun kedua ini aku sudah memiliki banyak teman, setidaknya ada 5 orang.

Ada Yerin, sang tutorku dalam mencari teman.

Jennie, selegram hits yang aku sendiri masih sering tidak percaya jika dia adalah temanku.

Doyoung, partnerku dalam mengerjakan tugas. Sekaligus sainganku dalam hal peringkat kelas.

Chungha, ketua Cheers yang terlihat anggun namun nyatanya bobrok sekali. Haha. Kami berteman karena Yerin yang mengenalkan kami.

Dan Hayoung. Bundanya kami berempat.
Dia yang paling dewasa diantara kami bertiga - para wanita. Tidak mungkin Doyoung masuk dalam list kan ?

Lagi-lagi aku berpisah dengan Yerin. Yerin dengan Doyoung - Aku dengan Chungha dan Jennie. Dan satu lagi, Jeon Wonwoo.

Aku senang. Tidak tahu kenapa.

Wonwoo JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang