Jaehwan menatap kosong pada tubuh Minhyun yang terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit. Laki-laki tinggi itu mengalami luka tusuk yang cukup dalam serta kehilangan banyak darah. Sudah hampir seminggu Minhyun harus dirawat intensif dirumah sakit, dan selama itu pula Minhyun belum sadar.
Jaehwan menggenggam erat tangan Minhyun yang tidak terpasang infus. Ia merasa hidup nya sangat menyedihkan. Disaat ia sedang berusaha untuk menebus kesalahan dan memperbaiki hidup nya, cobaan langsung datang. Seakan tidak menginginkan Jaehwan untuk bahagia. Tapi, Jaehwan merasa itu adalah ganjaran yang tepat bagi diri nya yang telah menyia-nyiakan cinta tulus Minhyun.
Pelaku penusukan ternyata adalah mantan anak buah tuan Hwang yang merasa sakit hati dan berniat ingin membalas dendam. Rencana dari kedua orang itu sudah disusun dengan rapi, mereka terlebih dahulu melumpuhkan para penjaga tapi naasnya saat akan membunuh tuan Hwang, Minhyun tiba dan melawan mereka. Kedua orang itu sendiri sekarang telah ditahan oleh polisi.
Jaehwan tampak sangat ketakutan melihat suami nya tengah berkelahi dengan dua laki-laki berbadan besar yang tampak nya sangat jago bela diri. Dipelukan nya ada Hyunjin yang menangis, bayi itu seperti nya tau apa yang dirasakan oleh sang ibu. Ayah nya sedang dalam keadaan bahaya.
"T..tidak kakak, kakak!!" Jaehwan berteriak dengan suara tercekat saat melihat salah satu laki-laki itu memukul kepala Minhyun hingga membuat laki-laki tinggi itu tersungkur. Air mata nya mengalir, ia tidak bisa membiarkan ini semakin berlarut-llarut.
"Ibu, apa ada pistol?" Jaehwan bertanya pada ibu mertua nya yang masih meringkuk ketakutan. Wanita paruh baya itu tampak terkejut dengan pertanyaan Jaehwan, "Tapi untuk apa nak?"
"Aku harus membunuh dua kecoa itu sebelum mereka bertindak lebih jauh, aku tidak bisa diam saja begini"
Nyonya Hwang tampak berpikir sejenak, hingga akhirnya ia memutuskan, "Ada di laci lemari disebelah mu. Hati-hati Jaehwan, kamu bisa menembak Minhyun jika tidak berhati-hati"
"Percaya pada ku ibu" Jaehwan memberikan Hyunjin yang masih menangis pada mertua nya kemudian berdiri mengambil pistol. Sejujurnya Jaehwan merasa ragu, tapi emosi nya semakin tersulut saat melihat Minhyun ditusuk oleh dua bajingan itu. Maka dengan berani Jaehwan menarik pelatuk dan menembak tepat di sasaran.
"Mati kau kecoa sialan"
Kedua laki-laki itu tersungkur tapi Minhyun yang kehilangan banyak darah langsung tidak sadarkan diri.
"KAKAKKK!!!"
"Jaehwan.."
Jaehwan terkejut saat ada seseorang yang menepuk bahu nya. Ia menoleh dan menemukan ayah mertua nya yang berdiri dengan wajah yang dipenuhi perban.
"Ayah.."
"Kamu harus makan Jaehwan, sejak kemarin kamu belum makan apapun"
"Aku tidak lapar ayah"
Tuan Hwang menghela nafas, ia sangat tau bagaimana perasaan Jaehwan. Rasa bersalah tiba-tiba terasa semakin besar di hatinya, "Maafkan ayah, ayah adalah orang tua yang buruk untuk Minhyun. Demi reputasi dan pandangan orang lain, ayah tega mengusir darah daging ayah sendiri, anak kandung ayah. Anak yang bahkan masih mau membahayakan nyawa nya untuk menyelamatkan laki-laki tua brengsek seperti ayah"
"Ayah, kak Minhyun sudah memaafkan ayah. Hari itu kami datang untuk mengenalkan Hyunjin. Aku juga meminta maaf pada ayah karena sudah bersikap buruk pada kak Minhyun"
"Jaehwan, terima kasih telah membawa Hyunjin kedalam kehidupan ayah dan ibu. Ayah menyesal sempat meragukan dan menuduh mu yang tidak-tidak"
"Aku sudah memaafkan ayah bahkan sebelum ayah meminta maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Still [MINHWAN] ✔
Короткий рассказ[COMPLETE] ✔ Jaehwan tidak menyangka jika sifat egois nya membuat nya harus kehilangan orang yang sangat ia cintai. Bahkan penyesalan dan kata maaf pun tidak ada guna nya. WARN! GS Married Life