TWO

195 26 42
                                    

Minhyun berjalan perlahan menyusuri lorong rumah sakit. Ia baru saja selesai menemui dokter untuk bertanya mengenai solusi apa yang bisa ia lakukan. Awalnya dokter mengusulkan bayi tabung, tapi karena disini yang bermasalah Minhyun, hal itu tidak bisa dilakukan. Ia juga tidak rela jika yang membuahi adalah laki-laki lain, walaupun hal itu dilakukan di laboratorium.

Minhyun merasa kehilangan semangat untuk hidup. Jaehwan masih marah padanya. Dan sang ayah, laki-laki paruh baya berwatak keras itu bahkan melarang Minhyun untuk menemui nya lagi setelah salah seorang teman nya tau mengenai masalah yang dialami Minhyun. Entah daripada berita itu tersebar, tapi hal itu tentu saja membuat Minhyun hancur. Ia diusir oleh ayah nya sendiri hanya karena sang ayah tidak ingin reputasi nya semakin rusak. Ibunya juga tidak bisa berbuat banyak, wanita paruh baya itu sangat patuh pada sang suami.

"Oh Minhyun..."

Minhyun menoleh dan menemukan sosok Daniel yang tersenyum padanya.

"Oh hai Daniel.."

"Kamu terlihat kurang sehat, aku bawakan roti. Ayo duduk" Daniel mengajak Minhyun untuk duduk di bangku tunggu yang ada dilorong rumah sakit. Minhyun baru akan bertanya apa yang dilakukan Daniel tapi kemudian ia teringat jika Daniel adalah seorang dokter dirumah sakit ini.

"Terima kasih rotinya Daniel" Minhyun menerima roti yang di ulurkan Daniel kemudian memakan nya tanpa semangat.

"Kamu sebaiknya pulang dan istirahat, wajah mu benar-benar pucat, kamu pasti kurang istirahat"

"Pekerjaan dikantor menyita waktu istirahat ku" Jawab Minhyun sekena nya.

Daniel menghela nafas kemudian tampak menimbang akan bertanya atau tidak, "Maaf sebelumnya Minhyun, tadi aku tidak sengaja mendengar percakapan kamu dan dr.Yoon saat akan memberikan berkas padanya.."

Minhyun berhenti mengunyah roti kemudian menghela nafas berat, "Apa yang kamu dengar adalah apa yang terjadi"

"Maaf aku bukan bermaksud lancang,aku benar-benar tidak sengaja mendengar nya"

"Tidak apa Daniel, setidaknya beban ku sedikit berkurang karena bisa bercerita padamu"

"Eumbh begini, ibuku punya kenalan seorang ahli herbal yang mungkin bisa membantu masalah mu. Saranku, coba ajak Jaehwan menemui nya, ceritakan masalah kalian. Beliau adalah orang yang berpengalaman. Beliau pernah mengatasi masalah seperti masalah mu ini"

"Be..benarkah itu Daniel?"

"Tentu. Tidak ada salah nya mencoba. Tuhan akan menghargai usaha setiap umat nya kan. Aku akan mengirimkan alamat nya pada mu"

Minhyun tersenyum tipis, saran Daniel memberikan harapan padanya, "Terima kasih Daniel"

"Sama-sama. Itulah gunanya teman kan"


***


Jaehwan memasuki apartemen dengan wajah merah menahan emosi. Wanita itu berjalan menghampiri Minhyun yang tersenyum menyambutnya.

"Jaehwan, aku bawakan teh yang bi..."


PLAK


"Puas kakak! Teman-teman ku sudah tau! Puas kakak membuat ku malu?! Mereka menghasihani aku, aku benci dikasihani! Lagipula kenapa kakak bercerita pada Daniel?! Aku kan sudah melarang kakak bercerita pada siapapun!"

Minhyun diam sambil menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan Jaehwan.

"Kakak benar-benar tidak berguna! Aku menerima kakak karena aku ingin menang dari teman-teman ku, aku tidak ingin berada dibawah! Tapi nyatanya apa, kakak malah membuatku terpuruk jatuh, jatuh dan malu! Mereka malah mengasihani aku! Menganggap aku lemah!"

Love You Still [MINHWAN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang