Code 3: Aster

31 5 0
                                    

"Pa, hari ini aku nggak usah dianter yaa. Mau bareng sama temen kampus aja boleh, kan?" pinta Keke seraya menyendok bubur oatmeal sarapannya pagi ini.

"Boleh dong, malah kebetulan Papa jadi nggak perlu muter. Tapi beneran nih ada temen yang njemput?" jawab ayah Keke balik bertanya.

"Ish, Papa gimana sih kayak nggak tau aja, itu lho yang tempo hari selalu nganterin Keke pulang. Tiap malem juga jadi telat tidur mulu si Keke sekarang, telponan aja terus, pake sayang-sayangan lagi," sahut ibunda Keke menggoda putri sulungnya itu sambil mengantar sepiring telur dadar untuk sarapan ayah.

"Ih, Mama apaan sih, nggak jelas deh. Aku nggak pernah gitu yaa," ujar Keke sambil mengarahkan sendok ke arah ibunya.

"Ya udah cepetan diabisin. Kasian tu lho udah ditungguin dari tadi," ujar ibu sambil mengarahkan telunjuknya ke luar jendela.

"Beneran?!" seru Keke kaget lalu segera melihat ke arah luar memastikan apakah Dul sudah datang.

"Mamaaaa!" teriak Keke kesal tertipu, diiringi tawa dari ayah dan ibunya.

"Kekeeee, hahaha. Lagian sih, kalo makan ya makan, urusan cinta belakangan," canda ibu sambil memencet hidung Keke.

"Mama beneran tambah nggak jelas deh. Dia itu yaa sebenernya mu-suh ter-be-sar Ke-ke. Jadi nggak ada hubungan apa-apa aku sama dia tu, titik," terang Keke menjelaskan.

"Nah itu dia pangeran datang, jeng jeng jeng," kata ibunda Keke.

"Keke nggak akan ketipu dua kali yaa Mama," ujar Keke kesal dan melanjutkan makan oatmeal-nya.

"Assalamu'alaikum, Tante. Keke ada?" sapa seorang laki-laki setelah mengetuk pintu yang terbuka.

"Wa'alaikumussalam, iya ada, itu lagi makan lelet banget daritadi nggak abis," jawab ibunda Keke dengan isyarat mata ke arah Keke.

Dul tertawa lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan mencium tangan ibunda Keke.

"Eh, Dul tunggu bentar!" teriak Keke dari meja makan sambil menelan oatmeal-nya.

"Saya tunggu di depan aja ya, Tante," ujar Dul.

"Udah sarapan? Kalau belum ikut sarapan dulu sini masuk," tawar ibunda Keke.

"Udah kok, Tante. Terimakasih, mungkin lain kali," jawab Dul.

"Iya, maaf nih, Keke kebo emang jadi sarapannya kesiangan deh," seru ibu Keke dengan melantangkan suaranya.

"Ih, Mama apaan sih," teriak Keke lagi.

Beberapa menit kemudian Keke keluar menemui Dul yang sedang duduk di kursi teras. Keke memakai busana dominan biru bermotif bunga dengan bando ungu yang tersemat di rambut hitamnya.

"Cantik kan? Jangan diliatin terus dong, suka nanti," ujar Keke sambil bergaya memutar badannya ke kanan dan ke kiri.

"Kayak kuburan ih banyak bunganya, hahaha," ejek Dul seraya melengos dan berjalan menuju motornya yang terparkir di luar pagar.

"Ih, emang dasar cowok nggak pernah lihat cewek cantik ya kayak kamu itu," seru Keke lalu masuk ke rumah lagi untuk berpamitan pada ayah dan ibunya.

Nama lengkap Keke sebenarnya adalah Karin Evalina Kertajaya Putri. Dia adalah sulung dari dua bersaudara. Ia adalah pribadi yang penuh semangat, bersahabat, ceria dan heboh saat menceritakan sesuatu. Bahkan, Dul yang agak pendiam bisa cepat akrab dengannya karena Keke selalu bisa mencairkan suasana. Meskipun mereka satu sama lain lebih cocok jika disebut sebagai musuh daripada teman, karena mereka memang sering bertengkar tidak jelas.

Hacker dan AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang