Code 6: Laki-laki Misterius

26 2 6
                                    

Keke terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak semalam. Ia duduk lalu memandangi sekitar. Laki-laki yang semalam tidur di sampingnya itu sudah tidak ada.

Selimut Dul tampak sudah terlipat rapi di atas sofa bersama dengan bantal yang ia pakai tidur. Keke beranjak lalu melihat ke arah jam berbentuk kucing yang ada di atas meja dekat TV.

"Masih setengah enam kurang, Dul kemana sih? Rajin amat tu anak udah bangun." Keke bermonolog bingung.

Keke berjalan ke sekeliling rumah mencari-cari Dul. Ia tidak ada, hanya ada Mbok Lastri yang tampak sedang menyapu teras.

"Mbok, Dul kemana?" tanya keke.

"Ke stasiun, Non."

"Loh? Ngapain Mbok?"

"Den Hamzah emang sering pergi ke luar kota kalo hari Minggu, Non."

"Nggak bilang mau ke mana, Mbok? Barusan berangkatnya?"

"Nggak, Non. Mbok juga nggak tau mau kemana, tadi jam lima-an cuma pamit berangkat. Tapi tadi Den Hamzah titip pesen supaya bajunya nyonya dibawa pulang Non Keke aja, sama kunci motor Non Keke ditaruh Den Hamzah di atas bajunya Non yang di meja."

"Oh gitu, oke Mbok, makasih. Nanti Keke telpon aja si Dul."

"Sip. Non Keke kalo mau makan dulu bisa ambil di meja, tadi udah Mbok siapin buat Den Hamzah juga."

"Lain kali aja deh Mbok, Keke mau pulang aja."

Keke masuk ke dalam rumah lagi untuk mengambil pakaian dan kunci motornya. Ia terlalu malas untuk mengganti baju tidur yang ia pakai. Ia lalu memasukkan pakaiannya yang ada di atas meja ke dalam tas kecilnya.

Keke lalu keluar dan memakai sepatu flat miliknya kemudian mengambil motornya yang terparkir di garasi. Ia bergegas pamit pada Mbok Lastri lalu pulang ke rumahnya.

"Pagi, Mama!" seru Keke pada ibundanya yang sedang meregangkan badan di depan rumah.

"Eh, baju siapa yang kamu pakai, Ke?"

"Punya mamanya Dul."

"Kok bagus sih dipakai kamu. Kenapa nggak kamu kembaliin?"

"Kan Keke emang dari sononya cantik, pake apa aja ya cocok, hehe. Keke bawa pulang soalnya kata Dul suruh bawa pulang aja."

"O iya dong, siapa dulu mamanya. Lina gitu lho."

"Yeee cantiknya Keke otodidak dong."

"Huu dasar, mana ada cantik otodidak. Udah sana mandi, baunya udah kecium dari komplek sebelah pasti."

Tanpa membalas ejekan Lina, Keke berjalan hendak masuk ke rumah. Saat melintas di belakang ibundanya itu, Keke berkata-kata tanpa suara dan menirukan gaya Lina saat bicara. Lina menoleh.

"Heh, ngapain kamu?! Ngejek Mama ya?!"

"Hehehe, enggak kok, Ma. Cuma mikir kok Mama rajin banget tiap pagi olahraga."

"O ya jelas, Mama ini.."

Belum sempat mendengar kata-kata Lina hingga selesai, Keke segera pergi menuju kamarnya karena tahu ibunya itu tidak bisa dihentikan bila sudah mengoceh. Lina yang melihatnya hanya meneriaki Keke yang tampak tertawa-tawa kecil.

Keke masuk ke kamarnya dan menancapkan charger ke ponselnya. Ia mencoba menghubungi Dul yang menghilang tanpa memberitahukan kabarnya sejak subuh. Beberapa saat kemudian suara Dul terdengar menjawab panggilan Keke.

Halo?

Dul?

Iya, ada apa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hacker dan AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang