Senja
Oleh : gadis_hujan
Senja kali ini terlihat lebih menawan, membuatku berhenti melakukan apapun dan memilih untuk menatapnya lebih lama. Entah sejak kapan aku mulai menyukai. Berbagai kata-kata indah dari yang suka hingga duka telah banyak dirangkai oleh mereka penyuka senja sebagai ungkapan kekaguman, atau sebagai pengantar pesan tersirat kepada ia si tumpuan hati. Aku rasa, aku mulai menyukai senja semenjak hari itu, hari pertama jantungku berdebar ketika melihat senyumannya.
Hari itu sudah terlalu sore, angin berhembus lembut menyapu daun-daun kering yang telah gugur dari pohonnya. Aku berjalan setengah berlari menaiki tangga-tangga gedung yang sedikit curam. Bukan untuk menaiki lantai dua, namun perbedaan ketinggian tanah mengharuskan melalui tangga hanya untuk mengitari gedung. Gedung-gedung sudah mulai sepi, hanya ada sedikit orang berlalu-lalang. Aku berhenti sejenak karena kaki ku yang mulai lelah dan napas ku yang mulai sesak. Pandanganku teralih pada sebuah pohon didepan gedung yang hampir saja tidak memiliki daun. Entah mengapa hati memaksa logika dan kaki ku kesana. dari pohon yang letaknya diketinggian itu, terlihat laut dan rumah-rumah di dataran yang lebih rendah dihiasi cahaya orange kekuningan. Jingga, begitu orang-orang menyebutnya. Sebelumnya, aku tak pernah begitu takjub, entah apa yang membuat sore itu terasa mengesankan. Jingga menuju senja yang terlihat indah dipadukan dengan birunya langit dan laut yang terlihat dari kejauhan.
"hey! Ayo pulang"
Aku menoleh ke arah sosok yang baru saja bersuara disampingku. Ia tersenyum, hangat seperti kehangatan senja yang baru saja aku lihat. Untuk pertama kalinya, jantungku berpacu hebat dengan aliran darahku.
"
"kriing...."
Bunyi alarm panjang itu sangat memekakkan telingaku. Aku tersadar, lagi-lagi dengan pipi yang sudah dibasahi air mata. Aku bermimpi lagi. Dengannya, laki-laki yang sama, yang sampai sekarang tidak bisa ku ingat wajahnya. Mimpiku terasa seperti sebuah kenyataan masalalu, tapi tidak ada bukti untuk mengatakan bahwa itu adalah sebuah kenangan masalalu.
Seperti biasa, setelah tersentak dari tidur indah, aku selalu mengecek ponsel yang terletak di meja tepat sebelah tempat tidurku. Aku melihat grupchat sudah heboh membicarakan kartu ujian. Aku malas untuk menerima kenyataan bahwa Satu minggu lagi ujian tengah semester. Aku bangkit dari tempat tidur saat menyadari bahwa aku harus bergegas menuju kampus untuk menemui beberapa dosen karena mereka menjanjikan memberi tugas tambahan untukku sebelum ujian tengah semester. Aku bukan mahasiswa berprestasi ataupun mahasiswa yang bermasalah, tapi sesuatu terjadi menyebabkan aku tidak bisa mengikuti perkuliahan selama dua minggu pada awal semester ini. Mereka bilang, aku kecelakaan saat ingin menyebrang dari gang depan rumah ke minimarket di depannya. Aku sempat koma selama dua hari dan dirawat di rumah sakit selama delapan hari. Hanya itu yang aku tahu, dan hanya itu pula yang mereka beritahu hingga saat ini. Tiap kali aku menanyakan detail kecelakaan, mereka semua diam, alasannya karena tidak ingin aku trauma. Dan tiap kali aku berusaha mengingat, kepalaku tiba-tiba pusing. Jadi, ya sudahlah, untuk saat ini aku menyerah. Aku merasa ada puzzle-puzzle kenangan yang hilang dari dalam memori otakku setelah kecelakaan itu. Aku tidak bisa mengingat beberapa hal. Sesungguhnya aku penasaran. Sangat penasaran. Lebih lagi tentangnya, laki-laki itu, yang kerap kali hadir di mimpiku.
Aku sampai tepat waktu di kampus, dengan menggunakan angkutan kota. Seperti biasa, aku sudah disambut oleh beberapa teman dekatku di depan ruangan dosen, kebetulan mereka juga ada urusan pagi ini.
"tumben tepat waktu" sapa salah satu dari mereka.
"tentu saja, kali ini kan bukan urusan main-main" aku mencibir sambil memegang gagang pintu ruang dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita si gadis hujan 2
Contokisah-kisah tak terduga setelah kehilangan orang terkasih