Kilas Balik

15 1 0
                                    

Jiya POV

Sifat pendiamku ada sejarahnya....
Yah, kuakui aku agak membosankan saat ini. Tipe yang sebenarnya sangat aku benci. Satu tipe yang mengingatkanku pada diriku beberapa tahun yang lalu... Tahun tahun sulit dan menyakitkan bagiku. Tahun tahun yang benar benar menggambarkan betapa pecundangnya diriku.

Saat awal awalku belajar disekolah dasar, aku dikenal sebagai anak yang cengeng, hingga dijadikan sebagai budak kelas, atau bahan bullyan. Hal itu makin menjadi ketika ayahku meninggal pada saatku berada pada tahun ketiga di sekolah dasar. Aku menjadi orang yang selalu ditertawakan orang karena sering mengadu atau langsung pulang kerumah ketika aku mulai di bully. Pada akhirnya aku mulai malas malasan ke sekolah dan terlambat hampir setiap hari.

Oh ya, aku memiliki satu keahlian. Setidaknya, untuk saat itu aku hanya menyadari satu itu saja. Lari. Termasuk lari dari kenyataan... Hmm...
Bukan itu maksudku...
Aku benar benar jago dalam berlari. Namun, itu hanya di akui oleh beberapa orang yang memang masih mau berteman denganku. Kebanyakan dari mereka selalu mengatakan bahwa aku selalu curang setiap perlombaan lomba lari. Yah, aku pernah dituduh mendorong temanku ketika hampir mencapai garis finish. Mau beberapa kalipun aku juara, tidak ada satupun yang akan menyelamatiku. Bahkan guruku saja, hanya diam dan tidak akan memberikan satu pujian ataupun kata kata penyemangat. Jangankan itu, semua keluargaku tak ada yang percaya pada keahlianku itu. Yah, entah kenapa itu semua terjadi ketika ayah telah tiada.

Apapun hal yang terasa salah didalam kelas, aku yang akan disalahkan. Bahkan jika kau melihat kambing hitam di kelasku, itu pasti aku. Tidak, ini terjadi masih dalam usia sekolah dasar. Jangan kalian kira itu terjadi ketika aku remaja. Itu salah besar.
Kalian tahu, ketika aku berhasil mencapai tempat pertama, mereka akan menjatuhkanku. Ketika aku membawa sesuatu dari rumah, mereka akan bersikeras dan membuat barangku itu seakan bukan milikku. Tugas mereka seakan akan hanya untuk menghukumku, entah aku memiliki salah atau tidak.

Hingga suatu hari, rasa jenuh itu mulai muncul. Yah, saat itu aku juga sudah menginjak kelas 6. Aku sangat bahagia ketika mendengar ajakan sang kakak untuk mengirimku sekolah di luar kota. Spontan kuiyakan dan mulai tak sabaran untuk berangkat kesana. Aku ingin mengakhiri semuanya, aku ingin hidup seperti yang lain. Bukan sebagai yang ditindas tapi sebagai gadis berekspresi bebas.

....

Singkatnya, aku telah tiba di tujuan. Sebelumnya, aku telah meyakinkan diri untuk tidak lagi mengeluarkan air mata dan merubah diri menjadi wanita tangguh. Alhasil, hanya dalam beberapa minggu, aku mulai dikenal sebagai gadis tomboy dengan banyak penggemar. Cukup kontras memang, namun aku bangga. Akhirnya, aku keluar dari zona yang selalu mendatangkan kesedihan itu.

Tahun kedua, kemampuan 'lari' yang pernah kubanggakan sudah mulai pudar. Itu terjadi karena penyakit lambung yang kuderita tidak mengizinkanku untuk melanjutkan bakat itu. Akhirnya, aku berhenti berlari. Walaupun begitu, aku berusaha menghibur diri dengan hal yang benar-benar baru untukku. Pada tahun kedua ini, aku mulai ikut berpartisipasi dalam tim futsal dan ilmu bela diri (tenaga dalam). Setelah beberapa musim, aku berhasil meraih posisi 'pemain utama' sekaligus seorang kapten dalam tim futsal. Kamipun selalu menang dalam setiap event. Bakatku mulai diakui, dan itu membuatku tidak lagi harus mencari mereka namun mereka yang akan mencariku.

Aku juga tergolong sebagai siswa yang diperhitungkan untuk masalah pelajaran sekolah. Pemahamanku cukup baik sehingga setiap pelajaran dengan mudah aku kuasai. Karena itu, aku pernah ditunjuk untuk menjadi seorang pemateri dalam acara perkemahan anak pramuka yang notabenenya bukan bidangku.

Jika aku aktif dalam futsal, maka untuk ilmu bela diri, aku jenuh. Kenapa? Karena aku merasa ada yang janggal dalam klub ini. Ingin rasanya mengundurkan diri namun keanggotaannya bersifat seumur hidup. Aku sungguh tidak bisa melepaskan diri. Akhirnya, kulakukan setengah hati. Hadir hanya setiap dua kali dalam sebulan, hingga melanggar beberapa peraturan sudah aku lakukan. Aku baru menyadari sesuatu ketika keanehan mulai hadir dan mengganggu kehidupanku. Bunga tidur yang kuanggap surga, berubah menjadi neraka ketika aku terbangun. Ketika konsultasi terakhir terjadi, sang leader hanya tersenyum dan berkata

"Lakukan, atau kau mengorbankan?! "
Ucapnya.

Kata-kata itu tidak kuperdulikan. Hanya kupercaya sebagai omong kosong belaka. Titik baliknya terjadi saat SMA. Ketika aku menginjakkan kakiku di salah satu pesantren yang berada di luar kota. Saat itulah, kata itu mulai mengacaukan hariku. Hal pertama yang mengejutkanku adalah aku terbangun di kamar kosong dan terkunci. Seluruh badan babak belur, dengan satu boneka lilin yang tersenyum di depan mataku. Setelah haru itu, hal aneh lain bermunculan. Pandanganku menjadi sensitif dan ucapanku dalam saat tertentu mencelakai orang yang kusebut. Bahkan dengan ucapan itu aku pernah melumpuhkan seorang santriwan dan mencelakai guru sekolah. Aku mulai takut dengan diriku sendiri. Untuk menghindari bencana lainnya, mulutku tak kubiarkan untuk terlalu banyak bicara. Meski begitu, suasana pesantren mulai kacau. Puncaknya terjadi ketika pandanganku menangkap sosok bayangan ayah yang memintaku untuk mengikutinya. Beberapa santri mengalamai kesurupan. Ustadz kewalahan dan akhirnya melakukan ruqyah massal. Ketika semuanya telah pulih, sang ustadz masih sibuk berbincang denganku. Meyakinkanku bahwa semua itu hanya ilusi dan menghapus indra batinku.

Setelah itu semua terjadi, aku tidak lagi seaktif dulu. Aku menjadi sosok yang tidak peduli apapun dan memilih hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain.

....

Hai readers s.e.c.r.e.t.
Sorry nih baru up lagi., karena kemarin kehabisan inspirasi. Tapi,sebenarnya alasan utama kenapa lama up karena gak ada yang vote. Jadi mikirnya, mungkin gak ada yang nungguin juga. Hehehe

Selamat menunggu lagi...
PS : cerita di atas diambil sebagian dari kisah nyata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S.E.C.R.E.TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang