Hampa. Satu kata ini sangat cocok bila disandingkan dengan seorang remaja yang bernama Jung Eun Kyung. Parasnya manis, kulitnya putih, hidungnya mungil, tulang pipinya tinggi. Rambutnya dikuncir kuda dengan asal. Terlihat santai, namun terkesan manis.Dia berjalan menelusuri lorong, membawa jus jeruk di tangannya. Rambutnya bergerak, ke kanan-kiri mengikuti gerakan Eun Kyung.
Kala itu, siswa-siswi ramai berjalan, berlalu-lalang di sekitar sekolah. Ada yang tertawa, bercanda-ria, saling melemparkan candaan satu sama lain. Ada juga yang mengobrol, membicarakan topik terpanas yang ada di sekolah, lantas melebih-lebihkannya-bersikap seolah tahu segalanya.
Tidak dengan Eun Kyung. Dia hanya diam, mendengarkan, tanpa ada keinginan untuk ikut campur atas segala yang dibicarakan oleh mereka. Baginya, itu semua tidak penting. Bahkan, dia hidup hanya mengikuti alur saja, tidak berniat untuk menjadi penguasa ataupun sebaliknya. Semuanya biasa, tak ada yang menarik dalam hidupnya. Seperti arus sungai yang mengalir tenang, tanpa ada ombak yang menerjang.
Kalaupun ada, mungkin itu semua berawal dari hari ini.Eun Kyung terbiasa berjalan menunduk ke bawah, tak melihat orang yang ada di depannya. sampai tak sadar di depannya ada orang dan tanpa sengaja orang tersebut menabrak dirinya, menjerit, membuat Eun Kyung menjadi pusat perhatian tiba-tiba karenajus jeruk yang tumpah ke seragam perempuan yang ada di hadapannya.
"AAAH! Haduh! Gimana sih, jalan tuh matanya ke depan! Liat nih seragam gue, jadi kuning semua, bego!" suaranya memekakkan telinga Eun Kyung. Cempreng.
Eun Kyung masih menunduk, bingung ingin menjawab apa. Sungguh, dia benar-benar malas berhadapan dengan seseorang seperti Ki-Hwa atau teman-temannya biasa memanggilnya dengan sebutan 'Key'. Belum lagi sikapnya yang terlalu melebih-lebihkan.
"Kok malah diem aja sih?! Minta maap kek apa kek!" bentaknya lagi. Eun Kyung mulai mengangkat kepalanya, menatap Key sedikit tajam.
"Sabar sayang, sabar," ucap seseorang di sampingnya.
"Maaf," ucapnya datar. Key semakin mengeram kesal. Chanyeol, seseorang yang ada di samping Key tadi menatap Eun Kyung iba. Kemudian, dia mulai menengahi Key yang tengah berceloteh tak karuan.
"Udah Key, kita juga nggak lihat-lihat pas jalan."
Key membentak, tak terima. "Kok kamu malah belain dia sih?!"
Dasar bucin.
Eun Kyung mengambil gelas plastik yang tergeletak di lantai, membiarkan mereka berdua beradu mulut. Setelahnya, Eun Kyung hanya memerhatikan mereka, tanpa ada rasa ingin ikut campur. Ya, begitulah Eun Kyung yang sesungguhnya. Padahal, dia ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Tapi, sedari tadi dia hanya diam, bahkan berniat untuk berbicara pun tak ada.
"Maaf, mau saya cuci seragamnya? Nanti kamu pakai jaket saya aja dulu." Akhirnya, Eun Kyung membuka mulut, mencoba menyelesaikan masalah. Chanyeol yang ada di samping Eun Kyung mengerutkan dahinya bingung.
Ngomongnya emang kayak gini? Baku banget, batinnya.
Key berdecak, menolak permintaan Eun Kyung dengan mencak-mencak. Dalam hati, Eun Kyung amat bersyukur, karena dia tak akan berurusan dengan seseorang seperti Key. Eun Kyung sudah mengira dari awal, bahwa Key akan menolaknya. Dia paham betul orang seperti Key. Karena, walaupun dia hanya diam, bukan berarti dia tak memerhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dengan gengsi yang tingkatnya amat tinggi seperti Key, tidak mungkin dia akan menerima tawaran Eun Kyung.
"Nama lo siapa?" tanya Chanyeol tiba-tiba. Eun Kyung terdiam. Berpikir: bukannya kita sekelas?
"Eun Kyung. Jung Eun Kyung."
Key melirik kanan-kiri, merasa terabaikan. Setelahnya, dia langsung menarik tangan Chanyeol, membawanya entah ke mana. Eun Kyung memutuskan untuk kembali ke tukang jus, lalu membeli jus jeruk yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl
Fanfic"Kalaupun kalian merasa hidup kalian bahagia, atau tidak pernah mendapatkan masalah. Itu berarti kalian bukan tidak pernah mendapatkan masalah. Hanya saja, kalian hanya belum mendapatkannya." ーJung Eun Kyung