Warn!GyulDo(?)
TOLONG DIBACA BHACHOTHANQU DIBAWAH YACHADA SOMTING SOMTING EHEQ
- -
"Bang Hangyul nggak usah repot - repot nganterin bekal Dohyun."
Lelaki yang baru saja memakirkan motor gedenya menatap bingung siswa berseragam SMP di depannya kini. "Kok gitu?" Tanya yang dipanggil 'Bang Hangyul' tadi.
"Dohyun nggak enak sama bang Hangyul. Dohyun kan udah besar. Nggak dibawain bekal nggak papa kok, itung - itung juga diet, hehehe." Siswa bername tag Nam Dohyun itu meremas kotak bekal ditangannya.
Sumpah ya, Dohyun nggak malu kok udah besar gini masih dibikinin dan dibawain—kalau semisal dia lupa bawa— bekal. Dia malu sama dirinya sendiri.
Maklum, Dohyun lagi pubertas. Lagi masa - masanya mulai intropeksi diri dan mulai mendewasakan diri. Tapi gimana lagi, dimata si bang Hangyul ini Dohyun masih bayi, giant baby.
"Denger ya, dek. Walau abang cuman tetangga kamu, abang nggak merasa repot kok kalau semisal kamu butuh bantuan. Justru kamu yang ceroboh itu membutuhkan sosok seperti abang. Yang rela ngabisin bensin cuman buat nganterin bekal, bantuin kamu belajar, nemenin kamu beli apa aja, selalu didatengin kamu kalau kamunya lagi mewek." Tangan besar Hangyul mengelus surai cokelat muda Dohyun dengan perasaan sayang.
Sayang sebagai adek:(
Dohyun menatap sayu Hangyul yang masih betah mengelus rambutnya. Nggak tau apa rambutnya ketombean.
Baru aja Dohyun pengen balas ucapan Hangyul tadi, teman sekelas disebelahnya menyela.
"Hyun, dramanya tunda dulu dong. Neraka lagi bocor nih makanya panas banget, aku gatahan lama - lama disini. Ayooo masuk ke kelas" Siswa berpipi gembil disamping Dohyun merusak moment yang sedang dibuat Abang-Adek itu.
Dohyun makin menyipitkan matanya yang sudah sipit itu, ia merasa terganggu dengan interupsi dari Jinwoo—siswa berpipi gembil.
"Panas banget cuacanya. Ini emang sarangnya si Yohan lagi bocor. Yaudah, Dohyun Jinwoo, abang pergi ya. Dohyun inget! Dimakan bekalnya, pulang kerumah masih harus sama pipi chubbynya. Dah..."
Setelah melihat motor Hangyul yang makin menjauh, Dohyun menyeret Jinwoo masuk ke sekolah—lebih tepatnya ke kelas. Yang ngajak masuk siapa, yang nyeret siapa.
Iya gitu, sudah terbiasa seorang Lee Hangyul bakal rela seterik atau selebat apapun cuaca, bakal dia lewatin kalau si adek minta ambilin atau kelupaan sesuatu.
Mereka bukan saudara kandung tapi berasa saudara kandung.
Kalian tanyain apa saja kesukaan Dohyun, langsung Hangyul jawab.
Mungkin karena orang tua Dohyun sering nitipin anaknya ke tetangga karena sering keluar negeri, orang sibuk lah pokoknya kedua orang tua Dohyun.
Ditambah, Hangyul adalah anak tunggal di keluarganya jadi dia senang banget kalau Dohyun dititipin kerumahnya, mereka jadi bisa main sama - sama, Hangyul ada teman buat mandi bersama, dan masih banyak kegiatan yang dilakukan anak - anak oleh keduanya. Waktu mereka masih anak kecil.
Makin dewasa, pasti ada yang berbeda dong.
Perasaan sih yang paling berbeda.
Dohyun mulai menatap Hangyul sebagai seseorang yang ia cintai, maksudnya bukan cinta sebagai kakak tetangga, benar - benar cinta dan ingin punya hubungan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
burem +pdx101
Random【"kenapa kucing selalu wikwik gakenal tempat ya?"】 -Kim Mingyu, 2k19 warn! bxb, gajel, dldr . . . ©2019, cucoqoe