Satu

10 2 0
                                    

"Tttiiinnn" suara klakson menggema di depan sekolah.

Aku mencari sumber suara dan menemukan mobil ayah di depan sekolah. Sambil bergegas ke arah mobil itu aku menebak-nebak apa yang akan ayah ceritakan padaku. Sejak aku kecil ayah tidak banyak bicara, dan aku tidak masalah dengan hal itu. Tapi tiba-tiba kemarin ayah mengatakan ingin mengatakan kepadaku sesuatu yang penting hari ini sepulang aku sekolah.

"Apa ini berkaitan dengan hari ulang tahunku. Apa ia ingin memberikan sebuah kejutan" pikirku.

"Jadi mau kemana kita ?" tanyaku sambil mengenakan seatbelt.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut ayahku. Ia hanya fokus pada kemudinya dan meluruskan pandangannya ke arah jalan.

Aku benar-benar sudah terbiasa dengan hal ini. Aku hanya tinggal dengan ayahku selama bertahun-tahun jadi aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang tidak peduli dengan apa pun. Aku memasang headset di telingaku dan memilih tidur dari pada harus menghabiskan suara untuk terus bertanya kepada orang yang benar-benar tidak peduli.

Tiga ajam aku tertidur, tetapi mobil masih melaju. Malam pun mulai turun dan kendaraan ayahku mulai memasuki kawasan hutan. Mobil pun perlahan berhenti di pinggiran hutan.

"Ayo turun Ellen" ajak Ayah.

"Apa ? Apa kau sudah gila ? Kau bawa aku kemana ?"

"Kumohon percayalah"

Aku memutuskan untuk tidak mengikuti perintah ayahku. Aku yakin ia pasti sudah kehilangan akalnya dan benar-benar gila. Ayah membuka pintu mobil untukku , namun aku memilih untuk benar-benar diam.

"Sayang turunlah, jangan pernah berpikir bahwa aku sudah gila"

"Baiklah" aku memilih turun dan mengikutinya dari belakang dan masuk ke dalam hutan. Lima belas menit berjalan aku memilih menghentikan langkahku.

"Ayah apa yang ingin kau bicarakan di tempat ini?"

Ayah pun berbalik dan memandangku. Wajahnya tampak sedang berpikir keras. Suasana hutan yang dingin dan mencekam pun menyelimuti kami berdua.

"Baiklah, Aku pikir ini sudah waktunya kau untuk mengetahui semuanya. Apa kau tau sejarah keluarga kita." Tanya Ayah.

"hemmm tentang apa ? Kau dan almarhum ibuku memiliki darah Viking si pelaut atau tentang kakek dan nenekku yang katanya punya kekuatan?" tanyaku kesal.

"Kau tau sebenarnya keluarga kita berbeda, kita adalah keluarga tersembunyi yang sulit diketahui oleh siapapun. Kita adalah makhluk yang berbeda dengan manusia, kita adalah bangsa Pycaciatrix. Bangsa kita memiliki kekuatan lain jika dibandingkan dengan manusia. Kita adalah bangsa yang memiliki umur yang Panjang. Apa kau tahu berapa sebenarnya umurmu saat ini ?"

"18 tahun hari ini"

"Kau salah sayang, kau memang terlihat normal tapi kau tidak mengetahui yang sebenarnya. Perbedaan waktu antara kita dengan manusia memang terasa menyulitkan. Kita adalah makhluk immortal sehingga banyak yang telah berusia ratusan tahun. Namun saat ini, banyak bangsa kita yang menikah dengan manusia karena mereka tidak ingin menjadi makhluk immortal. Mereka berharap anak mereka tumbuh dengan usia yang normal namun memiliki kekuatan lebih. Keinginan mereka pun terwujud, namun timbul masalah baru, keturunan asli bangsa Pycaciatrix merasa ras mereka paling unggul dibandingkan dengan keturunan campuran. Para keturunan asli pun mulai menghancurkan manusia dan merusak keseimbangan keduanya. Sehingga para keturunan campuran pun melatih kekuatan mereka. Namun pada akhirnya, kekuatan mereka seperti 1:100 dan mereka semakin merasa kuat hingga hari ini. Mereka pulalah yang merenggut nyawa ibumu dan memisahkannya dengan kita"

"Aku keturunan asli atau campuran?" tanyaku ragu-ragu.

"Kau menjadi salah satu keturunan asli bangsa Pycaciatrix yang membanggakan sayang"

"Baiklah. Jangan harap setelah kau bercerita banyak omong kosong itu aku langsung percaya padamu," ucapku.

"Aku tahu kau tidak percaya, makanya aku membawamu kemari.

"Apa maksudmu" tanyaku bersiaga.

"Aku ingin pamer kekuatanku di hadapanmu. Kau lihat pohon besar di depanmu itu ? Lihat pohon itu baik-baik!"

Aku tidak merespon dan hanya fokus melihat ayahku.

Ayah perlahan-lahan menarik napas dan memejamkan matanya, beberapa saat kemudian ia membuka matanya dan hussss pohon itu terbakar. Tiba-tiba ia membuat sebuah gerakan dengan kedua tanganya dan pohon itu kembali seperti semula.

Aku yang kaget secara tidak sadar bergerak menjauhi ayahku.

"itu sedikit gila" ujarku.

"Aku tahu, dan aku ingin menunjukan sesuatu yang lebih gila lagi"

"Apa itu?" tanyaku sedikit takut.

" Dunia Pycaciatrix"

Night AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang