Setelah ayah menunjukan hal-hal aneh kepadaku, ia kembali menyeretku ke sebuah tempat yang gila namun luar biasa. Di tempat ini aku tidak menemukan mobil. Semua orang menunggang kuda seperti dalam film kerajaan. Tetapi yang lebih anehnya lagi, tempat ini memiliki kuda yang bersayap seperti pegasus dalam cerita Yunani. Sebuah kereta kuda berhenti tepat di depan ku. Ini benar-benar terlihat seperti kereta kuda kerjaan Inggris tetapi bedanya ia terbang.
"Aku pikir hewan ini hanya mitos" batinku.
"Tidak sayang ini sungguh nyata" jawab ayah yang tiba-tiba menjawab isi pikiranku.
"apa kau juga bisa membaca pikiran ?"
"Terkadang" jawab ayah sambal terkekeh.
Di dunia ini ayah terlihat berbeda, ia terlihat seperti tidak memiliki beban dalam hidupnya dan ia juga menjadi lebih banyak bicara. Hewan ini pun menarik kereta aku dan ayahku ke atas.
"wow ini benar-benar gila aku tidak pernah membayangkan naik hal-hal seperti ini sebelumnya," pikirku.
"Pegasus ini bukan mitos Yunani sayang" jelas ayahku.
Kereta kami benar-benar melesat dengan cepat dan tiba-tiba turun dengan perlahan. AKu sedikit pusing dan belum terbiasa dengan tumpangan ini. Sebuah istana tua yang berdinding batu hitam tua berdiri dengan megah tepat dihadapanku
"Ayo masuk" ajak Ayah.
Aku pun mengikuti langkahnya dari belakang dan mengamati ke sekeliling istana ini. Istana itu terlihat dekat tetapi sebetulnya aku harus berjalan lumayan jauh karena ia memiliki halaman yang luas. Tidak ada penjaga kecuali hewan besar seperti Singa tetapi memiliki sayap yang sangat besar. Aku benar-benar tidak tahu makhluk apa itu sebenarnya.
Ia menghalangi kami di pintu masuk namun tiba-tiba membukakan pintu untuk kami setelah Ayah mengucapkan sesuatu. Aku berusaha menahan rasa takutku setengah mati saat lewat disampingnya. Sesampainya di dalam aku semakin dibuat takjub. Bangunan megah itu memiliki atap yang sangat tinggi dengan ujungnya berbentuk runcing. Kebanyakan semua isi bangunan itu terbuat dari kayu dan lantai yang aku injak sekarang seperti terbuat dari kaca.
Ditengah-tengah ruangan terdapat meja yang melingkar dan orang-orang tengah berkumpul di meja tersebut . Ayahku pun berjalan menghampiranya.
" kau duduklah di sana sebentar, aku ada urusan bersama orang-orang itu." Ia menunjuk sebuah bangku yang letaknya di sudut ruangan dan letaknya sedikit jauh dengan posisi meja rapat itu.
Aku pun mengangguk dan menghampiri kursiku. Aku melihat sedikit pemandangan aneh. Orang-orang di sana, nampak sangat menghormati ayahku dan senang melihat ayahku datang. Seseorang pun mulai memimpin rapat dan ayahku duduk di sampingnya.
" Hi Miss Stone, Aku Meggie," seseorang berambut cokelat kemasan menghampiriku dan anehnya ia mengetahui namaku.
"Dan aku Meena," tiba-tiba dari sisi yang lain seorang gadis juga datang dan menyapaku.
Aku yang benar-benar kaget justru menampilkan wajah bodoh dan tidak menjawab sapaan mereka.
"Ayo Ellen" Tiba-tiba ayah datang dan orang-orang tadi mundur menjauh.
"Ok" jawabku sambil berjalan disamping ayah. Kali ini aku tidak hanya berdua dengan ayah tetapi juga ditemani dengan orang yang tadi memimpin rapat di meja bundar itu.
"Kau sudah besar sekarang Miss Stone" pria yang memimpin rapat tadi berbicara padaku.
"Hmm, apakah kita pernah bertemu sebelumnya ?" tanyaku ragu-ragu.
"Dia teman dekat ayah dan mengenalmu sejak kecil" jawab ayahku.
"Baiklah jika kau lupa ijinkan aku memperkenalkan ulang. Namaku Herley dan aku berusia 3 abad"
"Apa kau benar-benar menghitung usiamu?"
"Ya bagiku ada hiburan tersendiri saat kau menghitung usia mu" jawabnya sambil tersenyum.
Sesampainya di depan garbang kami kembali menaiki kereta kuda. Ayah segera berpamitan kami pun kembali melesat. Tidak sampai 10 menit kami kembali mendarat di sebuah bangunan tua, tapi kali ini berbeda. Kilasan ingatan seolang-olah aku pernah tinggal dalam waktu yang lama di sini berkelabatan di kepalaku. Aku tidak bisa membadakan apakah itu nyata atau hanya khayalan yang kuat.
Aku berjalan menuju pintu utama dan begitu aku membukanya, aku mencium aroma tubuh ibu. Seolah-olah ia sedang berdiri menyambutku di sana. Lily pelayan yang selama ini menemani ibu dan diriku tiba-tiba datang menghampiriku.
"Lily ? Apa kau juga bagian dari bangsa Pycaciatrix?"
"Kenapa kau terkejut? Sekarang cepat naik ke kamarmu dan ganti seragam sekolahmu ini. Pakaian ini akan terlihat aneh di sini." Jawab Lily.
"Aku tahu"
Aku segera melangkah menuju kamar seolah aku telah hafal setiap jengkal rumah ini. Aku menemukan pintu yang bertuliskan Ellena. Saat aku membuka pintu kamar itu, seolah-olah semuanya masih hangat dan digunakan setiap malam.
"Bagaimana rasanya pulang?" tiba-tiba suara ayah mengagetkanku.
"Berapa lama aku tinggal di sini? apa ingatan yang ada di kepalaku ini benar-benar terjadi?" tanyaku.
"Ya Ellen kau tumbuh besar di sini, beberapa ingatan mungkin sengaja dihapus oleh ibumu. Tetapi sekuat apapun ibumu menyembunyikannya, aku yakin kau pasti akan mengingatnya."
"Aku rindu ibu"
Ayah tiba-tiba menghampiriku dan memelukku.
"Aku juga sangat merindukanya sayang" suara Ayah bergetar seolah menahan tangis.
"Apa yang terjadi sampai aku tidak bisa mengingatnya?"
"Nanti kau pasti tahu sayang. Sekarang sudah waktunya makan malam cepat ganti pakaianmu." Jawab ayah sambil berjalan keluar kamar.
Makan malamku hari ini tidak sepi beberapa teman ayah mengajak keluarga dan anak-anaknya makan bersama kami. Salah satu anaknya mungkin seusiaku bernama Gina. Kulitnya berwarna coklat, rambut ikal sebahu berwarna coklat gelap, dan matanya berwarna biru.
"Pasti dia populer di sekolahnya" batinku
"jadi kapan kau akan ke sekolah Nyx Academy?" tanya Gina tiba-tiba mengagetkanku.
Aku yang bingung denga pertanyaan itu hanya memandang wajahnya.
"Mungkin secepatnya" jawabku asal.
"Wow benarkah? Aku pikir kita akan sekelas."
Aku hanya mengangguk dan mendorong makananku yang tengah berada di kerongkongan. Mataku melihat Ayah yang tengah fokus dengan ocehan teman-temannya tidak memperhatikan percakapanku dan teman baruku.
Setelah makan malam, aku segera bergegas ke kamarku. Saat ini pikiranku penuh dengan ucapan salah satu anak dari teman ayahku, Gina.
"Nyx Academy? Apa itu" aku bergumam sendiri. Aku mengeja semua judul buku yang ada dikamarku dan salah satu judul buku mencuri perhatianku
"Dapat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Academy
FantasyIni kisahku. Kisah tentang seorang gadis yang mencari jati diri di dunia yang baru. Dunia baru yang berhasil membangkitkan satu hal yang ada di dalam darahku dan telah terpendam sejak lama.