KURCACI KEENAM : YATO KAMUI

231 24 14
                                    

SISCON SADIS, WAJAH SHOTA RAMBUT KEPANG EH SILAINK MALAH BEJAT KELAKUAN

Oy cepat bangun Aniki!! Jangan salahkan aku jika kau terlambat dan disiksa lagi oleh Matsu-sensei!!” teriak Kagura sambil menendang suatu Gundukan dalam selimut, namun tetap tak ada reaksi yang ditunjukan gundukan itu

“Ck, bodo amat tapi yang jelas aku sudah membangunkan mu lebih dari 20 X! aku sudah malas untuk meladenimu!” Kagura hendak beranjak dari Kamar itu tetapi dihentikan, tubuhnya ditarik keatas kasur oleh seseorang

Tangan yang bisa dibilang tak terlalu kekar tetapi tetap bertenaga merangkul pinggang kecil Kagura, Surai sewarna dengan rambut Kagura terlihat menelusup keperpotongan leher dan pundak Gadis manis itu

“Bagaimana jika kau menciumku lalu kita mandi bersama! Mungkin aku akan langsung Fresh!” bisik Lelaki itu tepat didepan telinga Kagura dengan suara rendah

“BLETAK!?! DUAGH!! BAK?! BUK!!”

Sebuah pukulan dan tendangan melayang tepat mengarah pada tubuh pria itu “Berhenti bercanda dan segera bersiap untuk sekolah KAMUI!!” Kagura kembali berteriak, ia benar-benar kesal pada kakak laki-lakinya itu karena hampir setiap hari, kamui selalu mencari kesempatan dalam kesempitan

Misalnya saja kemarin saat ia baru pulang sekolah, Kamui menyelipkan sebuah surat cinta dikotak sepatu Kagura (bukan Cuma sekali tapi sudah ribuan kali), atau saat ia tidak ada dirumah Kamui akan mengacak-acak cucian Kagura untuk ‘SESUATU!?’ dan masih banyak lagi hal yang ia lakukan pada Kagura

“Kagura! Kamui cepat turun dan habiskan sarapan kalian atau kalian akan terlambat!” Teriak Umibozu, dari lantai bawah sepertinya ia juga sudah sangat stress karena kedua anaknya itu sampai-sampai rambut panjang yang ia miliki dulu sekarang hanyalah tersisa kulit kinclong alias botak kayak namanya

Mereka sarapan seperti keluarga pada umumnya tetapi ada yang kurang, ada satu bangku yang tidak terisi disana, ya itu adalah bangku milik sang ibu terkasih yang sudah meninggalkan keluarga ini sejak Kagura masih 5 tahunan karena penyakit

“Jaa Otou-san aku akan pergi duluan! Oka-san aku berangkat, tolong tetap lindungi aku dari sana ya!” pamit Kagura ketika selesai menghabiskan sarapannya “Kagura tunggu aku! Oka-san aku juga berangkat ya!” Kamui juga pamit pada foto mendiang ibunya itu

“Oy kusogaki kau juga seharusnya pamit padaku!” Umibozu terlihat tidak senang dengan sikap anak sulungnya itu, tapi Kamui malah membalasnya dengan wajah mengejek dan langsung lari dari rumah

“KUSOGAKI!!! Awas kau nanti!! Hah… dia benar-benar pembuat masalah…. Kouka aku tidak yakin bisa membesarkan mereka sebaik dirimu, tapi aku mohon tetap beri aku kekuatan untuk menjaga mereka hingga dewasa!” Pria botak itu memandang sebuah altar yang terpajang didalam rumah, foto seorang wanita cantik sedang tersenyum dengan rambut orange dan pakaian khas cina dipajang disana

………..

“Ohayou!!” Kagura datang dan menyapa seluruh teman sekelasnya dengan senyuman “Ohayou Kagura (Chan)” Jawab Nobume dan Shinpachi “Are?! Dimana Gin-chan –aru-? Bukannya dia bilang kemarin kalau bakal datang pagi, hari ini buat nyalin PR MTK Shinpachi?” Kagura celingak-celingukan mencari Ginko

“tadi dia dikejar Sougo dan sekarang lagi kabur! Gk tau deh gimana nasib PR nya sekarang!” Nobume hanya melihat keluar sambil menguyah donat “Heh… tapi aku kaget juga ya si Do-S baka itu suka juga sama Gin-chan, hahaha mungkin sekarang aku akan terbebas dari kutukannnya?!” Kagura telihat sangat bahagia

“padahal Cuma hal sepele tapi bisa kek gitu ya!” Shinpachi tertawa saat ia mengingat kejadian kemarin dimana Ginko menjelaskan kenapa Sougo bisa suka padanya “Hahaha bahkan itu lebih aneh dari saat Nobume bilang kalau dia suka sama S___” Kagura tidak bisa melajutkan perkataannya karena keburu disumpal tisu oleh Nobume

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Cinderella and the seven dwarfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang