09 (Perjuangan dan ungkapan)

3.1K 424 49
                                    

"Jimin aku pergi"

Keesokan harinya. Seperti yang dulu-dulu, Jimin hanya memandangi Seulgi dengan datar. Selalu seperti ini. Kenapa di saat hatinya goyah Seulgi malah melarikan diri?

Jimin tidak bodoh

Satu Minggu kedepan ia harus memperkuat tembok itu. Takan ia biarkan sesuat menerobosnya.

"Hmm" Ia bergumam dengan rasa kantuk yang masih ada. Subuh sekali Seulgi tiba-tiba membangunkannya dan pamit untuk pergi. Jimin tidak tau kalau istrinya itu mengambil penerbangan pagi.

"Dah"

Clek

Dan pintu tertutup tepat jam lima pagi.

"Hah~" Jimin menghela nafas. Sekarang hanya ada dirinya dan Jungkook.

"Bocah itu pasti masih tidur"










Lantai atas. Kamar tuan muda Jeon. Penerangannya menyala dengan penghuni kamar yang saat ini berdiri didepan jendela. Kedua pasang mata bulatnya memperhatikan sebuah mobil menjauhi pekarangan rumah.

Sebuah seringai mengerikan dan kekehan kecil penuh akan kepuasan ia nampakan. Tangannya ia masukan kedalam kantong celana. Bergaya cool walaupun rambut berantakan.

Jeon Jungkook

Terkekeh puas dengsn bermacam rencana memenuhi otak cerdasnya.

"Waktunya merebutmu Jimin-ah"

Permainan dari semua ini baru dimulai.










"Pagi Jeon" Paginya setelah sarapan bersama, Jungkook pergi ke rumah Taehyung. Pria tampan itu ingin berangkat bersama karena hari ini ia memulai rencananya dengan menghidari Jimin sebentar. Ahh rasanya tidak sabar. Jungkook benar-benar bahagia dengan kepergian Seulgi.


Tuk


Blar


Taehyung yang berjalan disampingnya menendang batu sampai membentur bak sampah. Jungkook meringis, pasti suara itu berhasil membangunkan orang lain.

“Kau kenapa?” tanyanya

Taehyung menatapnya sebentar dan mendengus kesal.

“Kau senang sekali hari ini” Taehyung tiba-tiba menepuk pundaknya.

Jungkook mengangguk "Mulut kotakan, ada yang ingin aku tanyakan" Ujarnya tiba-tiba.

Alis Taehyung berkedut. Apa tadi? Mulut kotakan. Apa sekarang Jungkook ingin mengajaknya adu jotos?

"Jangan pernah mengejek senyumku Jeon" Geramnya. Merasa peka akan objek ejekan Jungkook.

Jungkook tidak peduli. Ia hanya berjalan dalam diam menuju halte sambil menunggu jawaban Taehyung. Inilah yang paling Pria tan itu tidak suka. Jungkook dalam mode mango (malas ngomong) selalu menjadi alasan kekesalannya.

"Ck, baiklah. Mau tanya apa?" Akhirnya Taehyung meyerah.

"Nenek sihir dia pergi selama beberapa hari. Dirumah hanya ada aku dan Paman"

"Terus?"

"Aku ingin memulai rencanaku. Apa menurutmu kali ini berhasil?" Jungkook menaiki bus diikuti Taehyung. Mereka sangat beruntung karena ketika sampai di halte, bus yang akan mereka tumpangi sudah berada ditempat. Jadi, tidak perlu menunggu.

“Ah” Pasti si bongsor ingin minta sarannya. Taehyung mengangguk-angguk. "Lakukan saja. Toh nanti Paman mu akan luluh juga" Sarannya. Mereka saat ini berada di dalam bus dengan keadaan berdiri. Jungkook yang berdiri didekatnya bernafas lega. Pria bongsor itu merasa senang karena masih ada orang yang mendukung rencananya. Yah, biarpun yang tau hanya Taehyung.

When I See You Uncle Park ° KMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang