08 (Pergi dan dia Milikku)

3.3K 472 72
                                    

Hari sudah sangat sore ketika Jungkook memutuskan pulang dari rumah taehyung. Ia tadi tidak pulang kerumah meski jam kuliahnya hanya sampai jam siang. Pria tampan itu lebih memilih menenangkan hatinya dari pada bertemu dengan Jimin.

"Taehyung makasih buat tumpangannya" Jungkook berdiri di luar pagar. Raut wajahnya terlihat lebih baik. Bermain game ternyata bisa mengurangi beban pikirannya.

Taehyung nyengir. Ia hanya mengangguk-angguk dan mengibas-ngibaskan tangannya di udara  “Pergi sana dan jangan lupa berbaikan dengan Pamanmu. Wajahmu jelek dari tadi” Ejeknya.

“Aku pulang. Terimakasih sudah menemaniku bermain game hari ini” Teriaknya keras. Tidak peduli akan ejekan Taehyung. Jungkook lebih memilih menjauh dan berjalan pulang. Biarpu hari ini Jungkook ingin menghindar, tapi Jungkook tidak bisa berbohong kalau dirinya merindukan Jimin.

“Iya” Tangan Taehyung melaimbai mengiringi kepergian Jungkook.

“Hati-hati” Teriaknya lagi dan hanya dibalas dengan lambaian. Jungkook memang aneh. Taehyung tau perihal penyimpangan seksual sahabatnya itu. Jungkook sudah menceritakan semuanya, tapi sebagai sahabat yang baik bukankah ia harus mendukungnya?

"Lakukan seperti kata hatimu Jungkook" bisiknya setelah Jungkook menghilang di ujung belokan.













Jungkook berjalan dengan banyak pikiran yang bersarang di otaknya. Ia tidak menyangka kalau rumah Taehyung berada di distrik Jianwan dan konyolnya lagi hanya berjarak beberapa gang dari rumah Jimin.

“Tuk” kakinya menendang krikil. Selama perjalanannya Jungkook hanya diam dengan wajah yang kembali suram.

"Jimin"

Jimin dan Jimin. Hanya satu nama yang membuatnya bertingkat Aneh seharian ini. Penolakan Pria manis itu melukai hatinya. Jungkook lemah sampai-sampai ia merasa lebay.

"Apa aku haru minta maaf lagi?" Sekarang Jungkook berdiri di depan pintu. Cepat juga ia sampai.



Klek



Rasa cemas yang sempat menghilang kembali bersarang dihatinya. Oke jungkook kau pasti bisa. Kau tinggal bersikap seperti biasa.



Srett



Jungkook masuk dengan meminimkan suaranya. Namun, Sebelum masuk kedalam ruang depan, Jungkook terlebih dahulu melepaskan sepatunya dan menggantinya dengan sendal rumah. Tunggu dulu. Ini sepatu milik Pamannya kan? Astaga Jungkook lupa kalau hari ini Jimin pulang lebih cepat. Kenapa Ia bisa lupa akan hal sepenting ini, jika tau begini mungkin ia lebih memilih pulang siang dan mengurung diri didalam kamar sampai pagi.



Tap Tap



Jungkook melangkah dengan palan, sangat berharap agar kepulangannya tidak diketahui.

'Semoga Paman tidak keluar' Hatinya terus bergumam agar Jimin tidak keluar dari kamarnya. Jungkook berharap sang Paman lebih memilih berdiam diri disana sampai ia masuk kedalam persembunyiannya. Semoga saja_

"Jimin"

_Jimin ada dikamar.

Jungkook berhenti. Padahal tinggal sedikit lagi ia akan sampai di anak tangga pertama.

'Jadi mereka ada di dapurrr!!' Imajiner Jungkook kecil menjerit. Ia terkejut mengetahui letak suara Seulgi berasal.

"...."

Jungkook masih terdiam di tempatnya. Sungguh ia tidak mengerti dengan tubuhnya yang enggan bergerak. Jadi, mendengar apa yang akan Tante dan Pamannya bicarakan lebih menarik untuknya sekarang.

When I See You Uncle Park ° KMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang