"Pertemuan kita adalah
bagian awal sebuah cerita"****
Bunyi bel terdengar memenuhi seantero SMA Gemintang. Seorang gadis remaja berjalan dengan santai menyusuri koridor. Langkah kakinya menuju ke ruangan tata usaha.
Nama gadis itu adalah Alea Musica Hermawan. Panggil saja namanya Alea, siswi pindahan dari Bandung yang sekarang akan bersekolah di SMA Gemintang.
Alea mengetuk pintu ukuran besar yang dibiarkan terbuka. Dengan status murid barunya ia tidak mau dikira tidak sopan karena langsung menerobos masuk ke dalam ruangan.
"Assalamu'alaikum." ucapnya dengan intonasi yang sangat sopan.
"Wa'alaikumsalam." jawab seorang guru perempuan dengan rambut sebahu.
"Saya Alea, Bu. Mau mengambil berkas dan surat penempatan kelas."
"Murid baru yang dari Bandung ya?nanti saya ambilkan dulu sebentar."
Alea mengangguk pelan, "Iya, Bu."
"Ini Alea, kamu di kelas 12 MIPA 3. Dan ini berkas-berkas yang harus kamu pelajari dan patuhi. Ada peraturan sekolah, jadwal pelajaran, dan foto guru beserta mata pelajarannya, dan apa saja yang harus kamu beli dari koperasi sudah lengkap ada di sini. Jangan lupa nanti ambil buku mata pelajaran dari perpustakaan." jelas guru itu cukup detail, "Dan kamu bisa memanggil saya Bu Rini."
Alea tersenyum ramah, "Baik bu, terima kasih. Ini pasti sangat membantu saya."
Alea memasukkan berkas-berkas itu ke dalam tasnya, "Kalau begitu saya permisi, Bu."
Alea keluar dari ruangan tata usaha. Ia melihat sekeliling sekolah yang cukup luas. Jam pelajaran yang sudah dimulai membuat suasana sekolah menjadi sangat sepi karena sibuk dengan kegiatan belajar mengajar.
"Kelas gue di sebelah mana ya?" tanya Alea pada dirinya sendiri.
Alea berjalan pelan sambil melihat sisi kanan dan kiri beberapa ruangan yang ia lewati.
Bruk
Alea menatap seseorang dihadapannya dari atas sampai bawah. Ia terpaku, orang itu seperti imaji yang membuat pasang mata terkesima karena sosoknya yang nyaris sempurna. Ingin rasanya Alea berteriak dan mensyukuri anugerah Tuhan yang indah ini.
Kalau begini caranya, Alea dengan senang hati jika waktu mau bergerak sangat lambat dan membuatnya kebingungan, yang penting Alea dapat menatap cowok dihadapannya lebih lama lagi.
Cowok itu berdecak pelan, "Kalau jalan tuh pake mata." kata cowok itu dengan nada sedikit sinis.
Alea segera mengerjapkan matanya, membuat dirinya penuh sadar kembali. "Maaf, nggak sengaja."
Cowok itu memberikan tatapan dingin, "Modus banget sih cara lo." jawabnya dengan ketus.
Apa katanya tadi?
MODUS!!!Alea menghembuskan napasnya kasar, ternyata cowok seganteng ini kelakuannya minus banget. Ganteng sih, tapi kalau ketus kaya gini mana tahan.
Lupain soal pujian dan waktu yang diharapkan bergerak lama, satu kesadaran Alea saat ini adalah ia sangat menyesal telah memuji cowok ini beberapa detik yang lalu.