Misa terbangun dari tidurnya dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah Mark yang berjarak super dekat dengannya. Lihat betapa tampannya Mark ketika tertidur, Misa mau nangis aja rasanya.
Misa naruh tangannya di pipi Mark mengecup hidung mancung itu sebelum bergerak mencoba melepaskan diri dari pelukan lelaki itu, Misa mau bangun.
Bukannya di lepasin, pelukan itu malah semakin erat. Bahkan kali ini hidung mereka udah bersentuhan. Misanya udah deg degan mau mati, dia kan gak pernah bersentuhan bibir -bibir sama Mark.
"Ugh, Mark. Bangun." Misa masih berusaha ngelepasin dirinya. Mark terkekeh pelan, lelaki itu pura-pura tertidur rupanya, "lucu banget, mukanya panik."
Mark memakai kacamatanya, ingin melihat wajah gadisnya lebih jelas.
"H-habisnya. ." Mark duduk, dia bawa Misa duduk di pangkuannya. Kedua tangan Misa udah Mark kalungin di lehernya. "Habisnya apa?"
Misa nunduk, ngga berani natep Mark yang natep dia nusuk mata banget. Mau nangis lagi. Malu.
Mark ngangkat dagunya Misa biar gadis itu mau liatin dia. "Kita kan ngga pernah ciuman bibir. ." cicit Misa sambil mainin jarinya.
Misa kelihatannya sangat memikirkan itu. Melihat wajahnya yang panik tadi membuat Mark tidak dapat menahan tawanya. Bahkan sekarang lelaki itu tengah tertawa terbahak bahak sekarang.
"Mau coba?"
Misa mengerjapkan kedua matanya, ". .haruskah?"
(Anggep aja Markli pake baju kaos)
Misa nutup kedua matanya dan rasain bibirnya Mark untuk pertama kalinya. Mungkin sekarang mereka akan lebih sering melakukan ini.
Tidak hanya kecupan, Mark melumat perlahan bibir gadisnya. Dia tidak tau kalau bibir Misa akan semanis ini. Mark kecanduan rasanya.
Misa narik pelan rambutnya Mark, meminta lelaki itu berhenti ketika nafasnya mulai habis. Mark mundur terus ngusap ujung bibirnya Misa yang basah.
"Gimana?"
Misa menggelengkan kepalanya terus sembunyiin wajahnya di leher Mark, ngga berniat beritau apapun tentang rasanya berciuman dengan lelaki kanada itu.
Mark terkekeh ketika melihat reaksi si manis. Dia peluk erat tubuh Misa sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat gadisnya dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Misa di dudukin sama Mark di wastafel kamar mandinya terus lelaki itu mulai ngambil sikat gigi untuk dia dan gadisnya pakai.
"Aku mau gosokin kamu," Misa ambil sikat gigi yang Mark sodorin ke dia terus megang dagunya Mark, "a?"
Mark buka mulutnya dan Misa mulai gosokin gigi lelaki itu. Mark cuma naruh kedua tangannya di kedua sisi tubuh Misa dan matanya masih menatap gadisnya penuh cinta.
Waktu udah selesai, Mark berkumur dan Misa membantu lelaki itu untuk membersihkan wajahnya dengan air. Setelahnya mengusap wajah lelaki itu dengan handuk yang tersedia di kamar mandi itu.
Giliran Mark gosokin gigi Misa. Dia berdiri diantara kakinya Misa dan mulai gosokin gigi gadisnya. Misa naruh kedua tangannya di bahu Mark memberi sedikit jarak.
Setelah berkumur dan membersihkan wajahnya, kini keduanya pergi ke dapur untuk membuat makanan.
"Kamu duduk, aku yang masak!" Misa dudukin Mark di salah satu kursi di ruang makan yang kebetulan satu ruangan dengan dapur dan Misa mulai sibuk berkutat dengan masakannya.
Ngga perlu waktu lama bagi Misa buat selesaiin masakannya. Dia buatin Mark nasi goreng yang udah jadi keahliannya itu.
Misa duduk disampingnya Mark dan liatin lelaki itu yang lagi nikmatin hidangan yang dia bikin tadi.
"Enak?"
Mark ngangguk, "enak,"
"udah lulus tes jadi istriku nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Plane [✔]
Random╔═══════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ʟɪᴍɪᴛʟᴇss ╚═══════╝ ❝ ᴊᴀɴᴛᴜɴɢᴋᴜ ʙᴇʀᴅᴇᴛᴀᴋ sᴀɴɢᴀᴛ ᴄᴇᴘᴀᴛ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ᴘᴇsᴀᴡᴀᴛ ᴅɪ ʟᴀɴɢɪᴛ ❞ #3 marklee [190927] ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©