{bune}

6 3 0
                                    


Vella baru saja duduk dibangkunya,saat dirinya beranjak ingin keperpustakaan bu chintya selaku wali kelasnya memasuki kelasnya membuat vella mengurungkan niatnya lalu kembali duduk dibangkunya.

Bu chintya memasuki kelas  XI.5 namun tak sendiri namun bersama seorang gadis yang berjalan dengan dagu terangkat membuat vella yang melihat itu tersenyum kecut.

"Kapan gue bisa jalan tanpa nunduk"

"Selamat pagi anak anak"

"Pagi buu"

"Hari ini kalian kedatangan teman baru,silahkan perkenalkan diri kamu"

"Perkenalkan nama saya Zey Pirtca,panggil aja Zey"

"Ada pertanyaan?"tanya bu chintya membuat kelas sekwtika gaduh yang berasal dari siswa laki laki.

"Panggil sayang boleh gak?"tanya veri

"Udah punya pacar belum?"tanya reza membuat seluruh murid dikelas itu menyorakinya.

"Huuuu"

"Playboy"

"Gas jaa"

"Moduss"

"Sudah sudah"lerai bu chintya.

"Bu saya duduk dimana?"tanya zey membuat murid dikelas itu terdiam lalu memandang jijik vella sedangkan yang dipandang menunduk sambil mengumpat tanpa diketahui oleh siapapun.

"Kamu duduk disamping vella,karna hanya itu bangku yang tersisa"jawan bu chintya tak yakin apakah zey ingin duduk bersama muridnya itu.

"Vella yang mana bu"tanya zey.

"Vella angkat tangan kamu"pinta bu chintya.

Dengan malas vella mengankat tangannya tanpa mengangkat wajahnya sedangkan zey tersenyum manis lalu berjalan menuju kebangku sebelah vella membuat semua murid dikelas itu menatap zey tak percaya,yang ada dipikiran murid itu semua.

"Cantik tapi kok mau duduk sama sikuman sih,ih jijik"

Vella memutar bola matanya sambil menunduk saat menyadari seluruh tatapan berahli kearahnya sedangkan zey menarik bangku disebalah vella lalu duduk.

"Hay gue zey"sapa zey mengulurkan tangannya membuat semua sisiwa disana tak percaya.

"Vella"singkat vella memebalas uluran tangan zey membuat siswa dikelasnya menatap nya jijik sedangkan zey tersenyum manis.

"Gue boleh gak jadi teman lo?"tanya zey.

"Kenapa harus gue?"ucap vella mengerutkan keningnya.

"Karna gue nyaman sama lo"

"Oh"

"Jadi gimana?"

"Apanya?tanya vella balik.

"Kita temen"harap zey.

"Iya"singkat vella.

"Makasih"

Vella mengangguk lalu kembali menunduk membaca buku sedangkan zey menghadap kedepan.

Vella menahan kekesalannya saat semua murid dikelasnya mengejeknya.

"Ih sok banget tuh si cupu"

"Iya gak tau malu banget"

"Gak malu apa temenan sama zey yang cantik plus tajir itu"

"Kayak sampah sama berlian perbandingannya"

"Berliannya siapa?"

"Zey lah"

"Kalau sampah"

"Siapa lagi kalau bukan cupu si kuman"

Tawa dikelas vella seketika pecah mennertawai dirinya sedangkan zey menatap bingung teman sekelasnya.

"Kok semua pada kayak benci sama vella"batin zey tak mengerti.

"Tanda bencana buruk buat gue"batin vella menghela nafas.

                                    🍭🍭🍭🍭🍭

Vella berjalan menyusuri koridor sekolah yang nampak sepi karna bel pulang telah berbunyi dua puluh menit yang lalu membuat semua siswa telah pulang kecuali anak eskul yang sedang latihan dan siswa yang memiliki urusan seperti dirinya contohnya.

Teringat akan zey,vella menghela nafas berat.dirinya belum sepenuhnya yakin akan teman baru,ketakutan akan kembali dihianati membuat vella menutup diri dan memilih tak punya teman.

Namun sepertinya kedatangan zey membuatnya sedikit tak nyaman,katakanlah vella aneh karna tak ingin mempunyai teman tetapi itulah kenyataannya.

Langkah kaki vella berhenti pada cafe tempatnya bekerja yang terletak dekat dengan sekolahnya.

Vella melangkah masuk lalu segera berjalan kebelakang lalu memasuki toilet untuk mengganti seragam sekolahnya dengan baju kaos dan jeans.

"Vel tolong anterin ini kemeja 13 yah,kebelet nih gue"ucap salah satu karyawan setelah melihat vella keluar dari toilet.

Vella mengangguk lalu berjalan mengantarkan pesanan tersebut,dari kejauhan vella dapat melihat tiga lelaki yang sedang bercanda di meja tersebut.

Semakin dekat dengan meja bernomor tiga belas entah mengapa vella merasa tak nyaman sekaligus khawatir,entah kenapa perasaan vella mulai tak enak melihat ketiga lelaki yang terlihat tak asing dimatanya.

Saat beberapa langkah lagi vella akan sampai pada meja tiga belas,bahu vella ditepuk dari belakang.

"Vel"

"Ha?"

"Lo kenapa"

"Gue gak papa kok"

"Bener?"

"Iya"

"Oh iya gue hampir lupa,pesanan nomor tiga belas itu kurang satu jadi lo kedapur dulu katanya ambil biar sekalian"jelas riana teman sekerja vella.

"Thanks"

Vella bergegas menuju dapur lalu melakukan seperti yang dikatakan riana tadi,setelah semuanya dilakukan vella dirinya bergegas kembali berjalan kedepan untuk mengantarkan pesanan meja nomor tiga belas.

Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya seperti sebuah ketakutan besar tengah ia rasakan,vella menarik nafas lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Silahkan pesanannya"ucap vella menaruh pesanan tiga lelaki yang terlihat tak asing bagi vella namun dirinya tak dapat melihat jelas wajah ketiganya karna mereka menunduk bermain game.

"Selamat menikmati"

Vella baru saja ingin berbalik namun ketiga lelaki itu mendongak menatap vella,mata vella membulat sempurna melihat wajah mereka.

Raut wajah vella berubah ketakutan dan khawatir sedangkan ketiga lelaki itu tersenyum miring melihat vella.

Degub jantung vella berdetak kian cepat,jadi ini jawaban dari kegelisahannya sejak melihat ketiga lelaki dihadapannya.wajah cantik miliknya bermandingkan keringat.

"K-ka-lian.........."

                              🍭🍭🍭🍭🍭

Kira kira Mereka siapa Yah!????.

VOMMENT

  

      

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang