Part -11

52 11 9
                                    

Thariq memandangi kaca jendela kamarnya, entah mengapa hari ini ia merasa sangat bosan. Saaih yang sedang berjalan menuju arahnya meneriakinya dengan keras, namun Thariq tetap diam tak membalas.

ada apa sama bang thor?  batin saaih.

"BANG! lo kenapa sih? cerita sama Aih." Ucap Saaih.

"Apaansi ih, gue gapapa." Balas Thariq.

"Kalo gapapa, kenapa diem aja. Mending kita jalan-jalan aja yuk bang." Tawar Saaih, Thariq hanya mengangguk yang membuat Saaih tersenyum.

"Yaudah, ayok." Ucap Thariq dengan menarik Thariq secara paksa.

*****

Setelah sampai ditujuan, yaitu PIM (Pondok Indah Mall) atau yang biasa keluarga mereka kunjungi. Thariq hanya diam mengikuti kemana pun arah Saaih pergi. Saaih yang merasa jengkel pun memberhentikan langkahnya.

"Bang Thor, ayolah." Ucap Saaih dengan menarik lengannya.

"Iya botak, ayok kita happy-happy." Balas Thariq dengan berlari mendahului Saaih, yang membuat Saaih menggelengkan kepalanya.

perasaan tadi kayak ayam sakit, kenapa sekarang kayak orang kesetrum. Batin Saaih tertawa.

"Bang lo aneh, masa tadi bete sekarang seneng-seneng kayak apaan tau." Ucap Saaih.

"Iyalah seneng, coba lo liat ke depan, ada apa?" balas Thariq dengan masih memandangi dua wanita yang sangat ia kenal.

Saaih melihat ke depan, dannn. "Bidadari bang Thor, asli nih kita ketemu dadakan gini sama mereka?"

"Iya makannya, gak nyangka gue bisa ketemu mereka disini, padahal belum janjian sebelumnya." Ucap Thor dengan menghampiri Nazilla dan Khanza yang diikuti oleh Saaih dibelakangnya.

Dua orang wanita yang mereka sebut tadi adalah, dua orang adik dan kakak, yang sangat mencintai SATHOR, begitupun sebaliknya.

"Ehh, kalian ko kesini juga?" basa basi Thariq.

"Numpang BAB bang." Celetuk Saaih, yang membuat mereka semua terkekeh.

"Yang bener Ih, gue nanya mereka, ngape lo yang jawab?" ucap Thariq dengan wajah lucunya.

"Oh gitu ya? Aih gak peduli." Balas Saaih dengan terkekeh.

"Eh iya, jadi ngelupain kalian kan." Ucap Saaih kepada Nazilla dan Khanza.

"Gapapa kali, kalo kalian masih mau lanjut, lanjut aja. Aku sama Khanza mau muter-muter lagi." Balas Nazilla.

"Eh, eh jangan dong, bareng sama aku aja ya, Khanza biar sama bang Thor, ya gak bang?" ucap Saaih kepada Thariq.

"Yoi dong, aman pasti, udah sono lo jalan-jalan aja." Balas Thariq.

Setelah kepergian Saaih dan Nazilla, Khanza dan Thariq memutuskan untuk mencari restaurant. Karna sejak tadi mereka bertemu Thariq sangat lapar, akhirnya ia mengajak Khanza untuk ikut dengannya.

"Mau makan apa?" tanya Khanza kepada Thariq.

"Kamu." Balas Thariq dengan terkekeh.

"Aku gak bisa dimakan!" ucap Khanza.

"Bisa? kamu kan sumber makanan buat aku." Balas Thariq ngawur.

"Ya kalo kamu gak ada, aku gak bisa makan." Sambungnya.

apasi thoriq! kok lo garing banget. Batin Thariq.

Khanza yang bingung dengan ucapan Thariq tertawa dengan sesekali menatap Thariq yang sepertinya sedang bingung juga dengan ucapannya sendiri.

Saaih dan Nazilla, mereka memilih untuk pergi jalan-jalan memutari Mall, sambil memakan es krim yang tadi Saaih beli. Tak sengaja Es krim Nazilla tersenggol oleh cowok yang tak ia kenal.

"Aduh, maaf mba saya gak sengaja." Ucap cowok tersebut dan meminta maaf kepada Nazilla.

"Eh iya gapapa, lagian gak kena baju ini." Balas Nazilla dengan tersenyum, namun Saaih melihat cowok tersebut dengan wajah ingin memakan. Nazilla yang melihat raut wajah Saaih berubah menyenggolnya.

"Udah gapapa, maafin aja jangan makan dia ya." Goda Nazilla yang membuat senyum Saaih kembali melebar.

aduh manis bat, gak boong. Batin Nazilla teriak

"Iyaiya, aku cuma ngeliatin aja, bukan mau makan dia, yakali aku makan dia." Balas Saaih dengan tersenyum.

"Kita mau kemana?" tanya Nazilla kepada Saaih.

"Kemana aja, asal sama kamu, aku siap selalu." Balas Saaih yang membuat Nazilla ingin menenggelamkan wajahnya ke rawa-rawa.

"Aduh, kamu jago gombal yah?" tanya Nazilla dengan gugup.

"Gak jago, jago gombal pas sama kamu aja." Balas Saaih lagi-lagi, yang membuat Nazilla semakin ingin tersenyum selebar-lebarnya.

"Udah ah, cari kafe aja yuk." Ucap Nazilla.

"Boleh, eh iya kamu ada yang mau dibeli gak?" tanya Saaih kepada Nazilla.

Nazilla berfikir, "Gak deh kayaknya, tapi gak tau kalo nanti, emang kenapa?"

"Kamu labil ya? tapi kalo nanti aku ngelamar kamu, kamu jangan labil ya jawabnya." Ucap Saaih kembali membuat pipi Nazilla memanas.

"kamu pake blush on ya?" tanya Saaih kepada Nazilla yang sedang menunduk menutupi pipi merahnya.

"Gak, emang kenapa?" balas Nazilla.

"Pipi kamu kayak tomat, tapi aku sayangg." Goda Saaih kepada Nazilla.

"SAAIHHHH!" teriak Nazilla yang sudah tidak tahan lagi.

"Apa? aku ganteng?" tanya Saaih dengan wajah tanpa bersalahnya.

"IYA." Jawab Nazilla dengan lantang, Saaih yang mendengar Nazilla memujinya tersenyum senang, sementara Nazilla menggerutu kesal.

aduh bego! mulut gak bisa bat tahan apa yak. Batin Nazilla.

*****

Setelah pulang dari Mall, wajah ceria Nazilla dan Khanza tidak pudar-pudar. Marissa yang melihat anaknya kembali seperti kemaren menepuk jidatnya malas.

"Kalian darimana?" tanya Marissa.

"Jalan mah." Ucap mereka bersamaan.

"Sama siapa?" tanya Marissa lagi.

"Berdua aja mah." Balas Khanza.

"Yakin?" tanya Marissa memastikan.

"Iya mamah ku yang cantik, yaudah Khanza mau ke atas dulu ya mah, bye." Ucap Khanza lalu pergi ke kamarnya.

"Kamu gak ikut adek kamu Zil?" tanya Marissa kepada Nazilla yang tetap diam duduk di sofa.

"Enggak Mah, Nazilla masih pengen nginget-nginget yang tadi." Balas Nazilla dengan tersenyum-senyum.

"Tadi apa?!" teriak Marissa.

aduh mampus, salah ngomong kan guee. Gumam Nazilla.

"Tadi, hmm tadi tuh." Ucap Nazilla menggantung yang membuat Marissa semakin kesal.

"Tadi aku makan es krim mah, iya maksud aku itu." Balas Nazilla gelagapan.

"Serius?" tanya Marissa.

"Iya mah." Balas Nazilla.

"Yaudah, mamah mau nyiapin makan malam dulu." Pamit Marisaa yang membuat Nazilla bernafas lega.

"Oke mah." Balas Nazilla seraya beranjak menuju kamarnya.



Oke, lanjutan part kemarin ya guys. Gak telat kali ini wkwk, authornya insap:v

See you, next part

Happy Reading❤❤

SATHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang