Part -2

96 12 18
                                    

Sore ini, Nazilla dan Khanza berniat untuk membeli takjil bersama. Namun, saat mereka berdua sedang berada diperjalanan. Nazilla melihat Saaih dan adiknya yang bernama Fateh, tetapi saat Nazilla ingin memanggil Khanza. Bayangan Saaih dan adiknya sudah tidak terlihat lagi.

Nazilla, meruntuki dirinya sendiri. Kenapa ia tidak cepat-cepat untuk menemui idolanya itu, namun. Jika ia sendiri yang menemuinya, ia tidak berani untuk menyapanya.

Halusinasi gue doang kayaknya. Gumamnya.

Khanza yang melihat, kakaknya bengong  ia menyenggol lengan Nazilla.

"Kak, kenapa diem? ngeliat apa sih?" tegur Khanza dengan menatap Nazilla.

"Eh? itu. Apa ya? tadi kakak nge---" Ucapan Nazilla terpotong oleh Khanza.

"Udah yuk kak, udah sore. Ntar bunda nyariin kita."

"Iya, ayok." Balas Nazilla seraya menyusul Khanza, yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Jangan cerita, ke Khanza ahh. Yang ada dia gak percaya, malah diketawain nanti. Batin Nazilla

*****

Nazilla, selalu memikirkan kejadian tadi sore. Ia masih tidak menyangka jika bisa melihat idolanya itu secara langsung, namun ia juga tidak percaya itu nyata atau tidak.

"Za, gue mau cerita nih?" ucap Nazilla dengan ragu.

"Kenapa ka? cerita ayok."

"Tadi, gue ketemu sama Saaih, tapi gue gak tau itu Saaih beneran atau cuma halusinasi gue aja."

"Serius kak? kakak liat Thariq gak? Saaih pasti ama Thariq kan?"

"Ishh! gue cuma liat Saaih sama adeknya. Bukan sama abangnya." Kesal Nazilla.

"Huu, oke."

"Tapi, menurut gue si bener kak. Coba lo liat vlog nya Saaih yang sama Fateh, udah belom?"

"Belom, sebentar gue liat dulu." Ucap Nazilla, ia segera membuka aplikasi youtube dengan cepat.

Dan akhirnya...

"Aaaaaaa,"teriak Nazilla dengan kencang. Dan memukuli Khanza dengan wajah berbinar.

"Awh! sakit ih. Kenape sih?" kesal Khanza.

"Ternyata bener, tadi kita ketemu Saaih. Ahh seneng banget gueee, zaa."

"Emang bener kan? trus kenapa lo malah gak samperin dia?"

"Malu lah, nih muka mau gue taro mana? lagian lo udah gue colek-colek gak nengok-nengok."

"Gak ada, Thariq. Males hehe."

"Seengaknya, bantuin gue buat ketemu Saaih za! jahat banget lo."

"Yaudah, kapan-kapan. Lagi kan bisa?"

"Kalo ketemu, lah kalo kaga? gue tempeleng lo bolak-balik ya."

"Eh bused, galak bener amat lo kak." Ucap Khanza dengan terkekeh.

"Bodo." Balas Nazilla, seraya meninggalkan Khanza yang sedang tertawa dengan tingkah sang kakak.

*****

"Bang, Aih masih kepikiran sama cewek yang waktu itu nih." Saaih.

"Cewek yang mana?" Thariq.

"Cewek yang misteri itu." Saaih.

"Gak ada, yang misteri! lo noh yang botak kek tuyul, yang jadi misteri." Thariq.

"Sembarangan." Saaih.

"Trus? yang mana?" Thariq.

"Pengagum rahasia kita, kalo gue tau siapa orangnya. Gue pengen banget ketemu sama dia." Saaih.

"Sama ih, bang Thor juga. Tapi kapan yak, gimana kalo kita cari bareng-bareng aja." Thariq.

"Boleh, ayo cari. Jangan bucin mulu lo." Saaih.

"Iye botak."

*****

Saaih dan Thariq, segera membuka aplikasi instagram mereka masing-masing. Mereka berdua mulai menscroll  pengikut-pengikut mereka, tetapi tetap Saaih dan Thariq tidak menemukannya.

"Boy, gimana nih? gak ketemu." Saaih.

"Sama tak, gue juga gak ketemu. Padahal gue pengen banget kenal lebih sama dia." Thariq.

"Sama bangett, gue mau banget bang bucin." Saaih.

"Gimana, kalo besok kita post foto aja. Nanti kita liat siapa yang ngelike tapi gak komen." Saran Saaih.

"Boleh, banget malah. Kali aja dengan cara begitu, kita bisa cepet-cepet nemuin pengagum rahasia kita."Thariq.

"Yoii, boy." Saaih.

*****

Rumah Nazilla & Khanza.

"Nazilla, Khanza. Turun sayang, buka puasa dulu yuk." Teriak Marissa. Nazilla dan Khanza segera turun kebawah untuk menemui Marissa.

"Iya mah, aku sama Khanza turun." Balas Nazilla.

"Ayo kak, sekalian aku mau izin sama Mamah. Buat nanti kita berdua pergi ke PIM." Khanza.

"Kamu, serius mau izin sama Mamah? pasti Mamah gak bakal ngizinin Za." Nazilla.

"Iya kak, coba dulu aja. Kalo gak boleh, yaudah kita gak bisa apa-apa lagi." Khanza.

"Yaudah, ayok turun. Mamah udah manggil kita tadi." Nazilla.

"Iya kak." Khanza.

"Nazilla, Khanza. Mamah mau bicara sama kalian, tapi sebelum Mamahbicara,Kalian tidak boleh memotongnya, kalian mengerti?" ucap Marissa dengan wajah yang sangat serius.

Nazilla dan Khanza, yang melihat wajah sang Mamah sangat serius, menatapnya dengan lekat.

"Iya Mah." Balas Nazilla dan Khanza bersamaan.

"Jadi, sehabis. Khanza lulus SMP dan kamu, Nazilla lulus SMA. Mamah memutuskan untuk pindah ke Amerika untuk mengurus perusahaan peninggalan Papah kalian. Dan Mamah ingin, kalian harus siap untuk semua ini." Ucap Marisaa, yang membuat Nazilla dan Khanza sedikit tersedak.

"Uhuk, apa Mah? kita pindah ke Amerika? apa gak kejauhan Mah?" lirih Khanza.

"Iya Mah, bener kata Khanza. Kita pindah jauh banget bun. Zilla gak siap." Sambung Nazilla dengan suara yang melemas.

"Mamah, gak ada pilihan lain nak. Mau gak mau, kalian harus ikut sama Mamah kesana. Maaf untuk kali ini, Mamah  tidak bisa mengikuti kemauan kalian, karna ini juga untuk kebaikan kalian." Jelas Marissa seraya meninggalkan Nazilla dan Khanza.

"Ka, gimana nih? kita yang sekarang masih satu negara sama SATHOR aja gak bisa ketemu, gimana kalo beda negara?" lirih Khanza.

"Gimana dek, kita gak mungkin. Ngelawan omongan Mamah, tapi jujur. Kakak gak bisa kalo sampe pisah negara sama Saaih. Kalo diibarat kata, belum kenal tapi udah jauh." Balas Nazilla dengan menatap Khanza sendu.

"Iya juga si kak, yaudah lah kak. Kita harus relain SATHOR buat fansnya yang lainnya. Toh  kalo mereka jodoh kita, kita pasti bakal di ketemuin sama allah kak." Ucap Khanza dengan memeluk Nazilla erat.






Yuhuuu, part ke 2. Baca ya baca:v JANGAN LUPA VOTE AND KOMENT:) Author tunggu:v

Selamat menjalankan ibadah puasa, bagi yang menjalankan 🙏

See you, next part.

Happy Reading❤

SATHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang