three - forms of love

5.2K 165 2
                                    

Miko terus memperhatikan gerak-gerik yang Alvino lakukan, tatapan sinis yang pria dia berikan, bahkan dia tersenyum sinis sambil menatap teman-temannya.

Alvino. Siapa memang yang tidak kenal pria itu? Selain ramah, dia juga boyfriend material seluruh siswa di Nusa Citpa. Anaknya yang sangat mandiri, dan dia seorang ketua OSIS yang sangat tegas, wajahnya blasteran Korea-Indonesia. Fix mirip Sehun.

"Najis caper nya ga ketulungan," ucapan Jackson ikut menatapnya dengan sinis.

Miko diam hingga akhirnya dia memilih untuk pergi dari tempat itu, tentu mengajak teman-temannya. Dia berjalan melewati keberadaan Alvino yang sedang di interogasi cewek-cewek alay.

"Kak Alvino sakit apa?"

"Kak Alvino boleh aku panggil sayang ga?"

"Kak Alvino mirip Jin BTS, sama sama ganteng!"

"Cakepan kak Alvino bego, Jin mah makhluk halus, ih ngeri."

Alvino tidak meladeni nya, dia hanya terseyum simpul lalu pergi meninggalkan kerumuan kantin.

Tanpa disadari dia diikuti oleh Miko, hingga dia dihadang.

Tentu Alvino akan bersikap biasa saja, dia tidak akan takut dengan segala celotehan Miko yang sangat pedas.

"Sampai kapanpun lo akan tetap jadi Alvino, Alvino yang lemah. Bukan Alvino yang sok berkuasa di sekolah ini," tegas Miko. Dia mendorong dada bidang Alvino sehingga dia sedikit memundurkan badannya.

Miko memang anak berandalan yang bisanya balapan liar, cewek jadi bahan taruhan. Semua orang akan takut dengan dia, mulai dari omongan nya yang tidak bisa di jaga dan bahkan sekalipun dia berucap perkataan nya tidak akan main-main.

Sedangkan Alvino, dia seorang korban bully ketika SMP. Tentu Miko yang menistakan nya, terlebih dulu dia sangat pemberani tanpa memikirkan resiko yang sangat besar, seperti tidak naik kelas misalnya.

Alvino berjalan dengan santai hingga dia bertemu dengan seorang gadis yang tergesa-gesa berlari menuju toilet, bahkan dia tidak melihat keberadaan Alvino yang sedang berjalan. Tanpa rasa bersalah pun dia pergi setelah menabrak batu Alvino, Alvino hanya bisa tersenyum lalu melanjutkan jalannya.

Kamar mandi begitu sepi, Lisya yang kebelet buang air besar pun merasa bersyukur karena tidak ada orang disana. Selamat dia 9 tahun sekolah, dia tidak pernah buang air besar disekolah. Itu sangat memalukan, lalu kenapa sekarang dia harus mengalami sakit perut yang luar biasa?

Setelah mendengar bell berbunyi, Lisya sesegera mungkin menyelesaikan kegiatan menjijikkan nya itu. Dia keluar dari kamar mandi, begitu tekejut nya saat melihat Miko di depan matanya.

Mereka terdiam sambil saling menatap satu sama lain, lalu Lisya pergi hendak Miko akan menangkup kedua pipinya.

Miko langsung mengejar, mengikuti Lisya dari samping hingga Lisya kesal sendiri.

"Bisa gak sih gausah ngikutin gue, bosen tau ngeliat muka absurd lu!"

Miko terkekeh hingga dia merangkul Lisya dari samping, langkah nya semakin cepat, tak masalah untuk seorang Miko yang mempunyai perawakan sangat tinggi.

"Pulang sama siapa? Gue anterin ya, mau?"

"Gamau!!"

PASANGAN MUDA-[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang