fourteen - so want to?

3.5K 93 0
                                    

Hari ini tepat pertemuan Lisya dengan pria yang akan di jodohkan nya, sekarang gadis dengan wajahnya yang lesu terpaksa duduk di sebelah Wilona yang nampak gembira, dan memang sangat menantikan hari ini.

Boleh dikatakan Lisya sangat terkejut saat mengetahui siapa pria yang akan menikah dengan nya, hei bagaimana tidak kaget, pria itu yang membuat Lisya uring-uringan karena tidak menerima kenyataan.

"Gimana, siapkan?" ujar Verrel begitu yakin, dia berkali-kali menepuk bahu Derren.

"Anak saya mah udah pasti siap, orang ini yang dia mau kok, 'nikah sama lisya' sampe-samp-" belum selesai mengucapkan kalimat nya, mulutnya sudah di bekap terlebih dahulu oleh Jennie. Memalukan sekali jika harus mengungkapkan disini.

Sudah tahu siapa yang akan menjadi suami Lisya nanti kan? oh jangan katakan nanti, rasanya seperti akan lama. Lebih baik katakan minggu depan, karena sepertinya mereka akan menyetujui.

"Yah anak saya mah suka gitu deh, malu-malu tapi mau," goda Verrel sambil melirik anak dan istrinya.

"Besok aja deh nikahnya, gima-"

"Gak, aku ga setuju!"

Sudah jelas Lisya yang membantah, siapa lagi memang yang suka menolak. Lisya tampak jengkel sekarang, Wilona sudah memperingati nya untuk tidak kabur dan untuk tidak membantah, seperti nya dia melanggarnya.

Kini mereka tertawa canggung, "Mungkin Lisya pengen kenal sama Alvino lebih jauh, bukan begitu nak Lisya?"

Lisya mengangguk pasrah saat Wilona menginjak kakinya, mengisyaratkan untuk berkata dengan sopan.

"Kalian ga mau jalan-jalan kemana gitu? mumpung masih sore, nanti kalo melamkan bakalan ga diizinin," itu kode, Lisya paham.

"Yaudah ayok," hei Lisya hanya pura-pura tersenyum dan dia bangkit dari duduknya untuk pergi keluar, disusul oleh Alvino dengan langkah yang begitu cepat.

Lisya menunggu Alvino, lalu dia menyarankan untuk memakai mobil nya.

Mereka didalam mobil, canggung meskipun mobil sudah membelah jalanan komplek.

"Kenapa perjodohannya diterima, kan kakak tau sendiri aku udah punya pacar-Miko, jika kakak lupa," akhirnya Lisya membuka keheningan, dia menoleh kearah Lisya.

"Karena memang keinginan gue, lalu untuk apa gue tolak?"

"Loe yang minta? gila, lalu kenapa harus gue? kan masih banyak cewek di luar sana, kenapa ga sama mereka dan kenapa lo milih gue yang jelas-jelas udah punya pacar," ya dia memang harus menyerocos seperti ini, untuk apa? meminta penjelasan lah bodoh.

"Ya karena itu pilihan orang tua gue, gua cuma pengen nikah muda. Udah itu aja, dan gue ga pernah nolak keinginan Ibu ataupun Ayah gue."

"Ya tapi kenapa harus gue?"

"Ya karena gue ga tau kalo ceweknya loe."

"Kenapa loe ga nolak? loe kan tau gue udah punya pacar."

"Gue gatau Lis, lagipula gua gak masalah loe punya pacar. Toh pernikahan kita juga bakal tersebar kesekolah, selain di rumah nanti kamu itu cuma adek kelas gue, dan untuk dirumah ya sepertinya loe tau lah maksud gue apa."

Kali ink Lisya tampak kesal dari sebelumnya, ternyata sangat sulit untuk melawan ucapan Alvino.

"Berarti gue khianati Miko dong, gila ya loe, ga mikirin perasaan Miko gimana. Gue sama dia baru beberapa hari pacaran, lalu dengan mudah nya loe datang dan- astaga bener-bener ya."

"Ya tinggal putusin."

"Putusin loe bilang?"

"Ya putusin. Kalo loe sayang sama dia."

"Gila loe."

"Ya emang harus loe putusin, semisal loe ga putusin gak masalah sih, tapi jangan nyesel ketika terjadi apa-apa."

🤫🤫🤫

TBC~

dikit kan? sengaja lah, orang chapter selanjutnya mau panjang. Hihi.

PASANGAN MUDA-[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang