one - sucks

11.7K 234 31
                                    

Demi Tuhan ini adalah hari ke empat Lisya setelah melewati masa MPLS di sekolah nya, dia harus berpisah dari kedua sahabat nya yang bernama DARRA dan RAYYA mereka bersahabat cukup lama, apalagi Darra.

Darra dan Rayya di kelas X Mipa 3 sedangkan Lisya di X Mipa 2. Ya meskipun kelasnya tidak berjauhan, tetap saja dia harus mencari teman baru.

Bahkan hari ini dia telat, memang hari tersial. Ia harus duduk di deretan paling depan karena dia kehabisan kursi.

Dan tunggu, kenapa Lisya sendiri?

Tak lama seorang wanita cantik yang masih sangat muda, mungkin dia wali kelasnya. Tak lama dari itu seorang pria datang dengan seragam yang sangat berantakan, baju di keluarkan, rambut berantakan. Di lihat dari tampang nya seperti preman di pasar senen.

"Baru selesai masa pengenalan lingkungan sekolah, kamu udah telat aja," ucap Veronica sambil geleng kepala.

Pria itu melihat sekeliling, semuanya menundukkan kepalanya tak berani menatap matanya, kemudian dia duduk di samping Lisya sehingga gadis itu kebingungan.

Lisya menatap pria itu, lalu tatapan di balas dengan tatapan sinis dari pria di samping nya. Terlebih saat pria itu menertawakan Lisya dengan sinis, udah serem, jelek hidup lagi.

"Ngapain lo masih lihatin gua? terpesona karena kegantengan gue?" ucapan sambil menbuka buku tebal yang baru saja dia keluarga dari tasnya.

Setelah itu Lisya menggeleng dan menghadap ke depan, tanpa menjawab ucapan pria itu.

"Jangan sok polos kalo di depan gue, gue ga suka."

Apa peduli Lisya?

Pria itu memang bisa dikatakan cukup ganteng, tapi bukannya Lisya menyukainya dia malah ilfil dengan tingkat kegedean nya.

🌸🌸🌸

"Baru aja masuk kelas gua udah dapet gua nomor cowok, mereka ganteng-ganteng!!" celetuk Rayya tiba-tiba, sejak tadi dia terus bercerita tentang Hanif dan Male yang katanya memberikan nomor ponsel nya kepada Rayya.

Darra dan Lisya hanya menyimak, bahkan Lisya sangat letih ketika bertemu dengan Miko tadi pagi, ketika dia mencontek hasil kerja nya lah. Menyebalkan!

Kali ini mereka sedang berada di kamar milik Lisya, mereka akan menginap disini.

Lisya sejak tadi sedang mencari posisi yang nyaman untuk mendengarkan curhatan yang tidak penting itu, bagaimanapun dia harus mendengarkan nya.

"Oh iya Dar, hubungan lo sama Leon gimana?" tanya Rayya mengalihkan topik pembicaraan, pasalnya sejak tadi gadis itu terus-terusan melamun.

Darra mendongak melihat wajah Rayya yang duduk di hadapan nya, "Leon jwin?" Nayya mengangguk lalu Darra mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Dia minta putus," wajahnya sangat lesu sekarang.

"Aish~ kok bisa?"

"Dia gasuka kalau pacaran beda sekolah, dan dia juga sekarang udah punya pacar lagi."

"Hah?! Siapa?"

"Yunaya."

Yunaya? yang benar saja, dia bahkan teman dekat Darra juga. Tapi kenapa dia berani-beraninya menerima cinta Leon?

Sejak tadi Lisya hanya menyimak hingga Mommy nya, Wilona. Memanggil namanya berkali-kali, "Ada yang nungguin tuh di bawah," ucap Wilona di ambang pintu. Setelah melihat anaknya beranjak dari tempat duduk, dia kembali ke dapur untuk menyelesaikan masaknya.

Lisya menuruni anak tangganya satu persatu, matanya membelalak saat melihat keberadaan Miko dengan sebuah paperbag di atas meja, dia menghampiri Miko dengan langkah gontai lalu dia berkecak pinggang di hadapan Miko.

"Mau ngapain lo disini?"

Miko mendongak melihat wajah Lisya, lalu dia tersenyum manis dengan tatapan yang sangat lekat, dia menyodorkan paperbag itu kepada Lisya, "Buat lo, semoga suka."

Banyak pertanyaan yang terus melintas di kepalanya, tentang bagaimana dia bisa tahu alamat rumah nya, tujuan datang ke rumah nya dengan membawa paperbag yang jelas-jelas Lisya tidak mengetahuinya.

"Gamau. Mending lo pergi sana, ganggu orang istirahat aja tau gak sih." Lisya mendorong Miko saat dirinya beranjak dari tempat duduk, "Galak amat ish, kan jadi makin suka."

"MIKO?!"

"Apa? lo juga sama gua?"

"MIKO PERGI ISH," teriakannya mengema di seluruh ruangan. Dan membuat Wilona datang dengan sangat terpaksa karena harus mengecek ada kejadian apa di ruang tamu.

Wilona mendekati keberadaan mereka, "Lala kamu ini kenapa sih, jauh-jauh pacar kamu dateng kesini masa kamu tega sih ngusir dia."

"Mommy?! Dia bukan pacar aku!"

"Calon kan?"

Lisya menggeleng, "Secepatnya tante," yang menjawab Miko dengan cengegesan.

"Lebih cepat lebih baik bukan?"

"Mom?"

Wilona berbalik badan meninggalkan mereka sambil ber geleng-geleng kepala nya.

"Mommy lu aja restuin kok,"

Lisya berdecak kesal, "Lo apain Mommy gua sampai dia kayak gitu?"

Miko duduk, kemudian dia menarik lengan Lisya untuk ikut duduk di samping nya.

"Lo bawel banget sih, pengen cepet-cepet gue pacarin ya?"

Lisya diam.

"Atau mau di nikahin langsung aja? Ayo, kapan?"

Lisya menatap Miko sinis, "Miko lo sok asik banget sih jadi orang, maksud dan tujuan lo ada dekain gua? Dan inget ya, kita itu ga saling kenal. Jadi gausah sok akrab begini."

"Yaudah kalo begitu kita kenalan dulu ya," ujar Miko menjulurkan tangannya.

"Lo tuh bikin gua ilfil tau ga sih, sok akrab banget jadi orang. Dan mulai sekarang, jauhi gua. Gausah kenal sama gua, dan pindah tempat duduk. Gua gak suka lo duduk di samping gue," ucapannya sedikit menjeda. "Jangan sok ganteng jadi cowok, lo di mata gua sama kayak cowok-cowok playboy di sekolah."

"Lis, ini baru satu hari loh gue deketin lo."

"Ya memang. Ini bukan pertama dan akan ada kelanjutannya lagi, ini pertama dan terakhir kalinya gue liat keberadaan lo kayak gini."

"Yaampun Lis, sensi amat."

Lisya meninggalkan Miko yang hanya bisa mengaruk tengkuknya.

"TAPI GUA GABAKAL NYERAH BUAT DAPETIN LO LISYA!!"

Tak pantas untuk kamu terus mengejar dia yang bahkan tak memperdulikan perjuangan mu.

❤❤❤

PASANGAN MUDA-[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang