Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh tiga menit, Icha sudah mulai memesan ojol untuk menuju ke tempat yang sudah dijanjikan, Bima sudah mengarah ke tempat semenjak dari jam enam karena perjalanan yang memakan cukup banyak waktu serta macetnya perjalanan, Yasmine-pun masih merias wajahnya yang bahkan walaupun belum menggunakan riasan-pun sudah sangat bercahaya seperti Cleopatra si Ratu Mesir yang terkenal akan kecantikannya pada jaman dahulu, Anthony baru mulai masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang putih seperti susu murni kambing yang mau diperas dari sumbernya, dan yang masih kurang diketahui keberadaannya adalah Levi dan Tedjo.
"Dor...." panggil Levi dari depan pintu kamar Tedjo, "udah mandi blom lu dor? Gue dah tinggal pake celana panjang nih sama lagi nyari atasan yang pas".
"sabar dorrrrr, ini gue lagi sabunan bentar, biar kulit gue jadi putih mulus kek anton" sahut Tedjo dari dalam kamarnya, ditemani dengan suara shower dari kamar mandinya.
"Idih najis lu djo, buruan mandinya jir, dah 20 menit keknya lu mandi gak selese-selese, jangan lupa congor lu sikat sampe wangi, kalo kagak pas lo ngakak nanti baunya ganggu orang-orang sekitar" balas Levi dari luar pintu, "Iya bawel lu ah" balasan dari orang yang sedang mandi tersebut.
Levi pun lalu kembali masuk ke kamarnya, bersiap untuk memakai celana panjang hitam kesayangannya dan mulai mencari baju yang cocok dengan moodnya dia saat ini. Setelah menemukan bajunya yang cocok yaitu sebuah t-shirt berwarna abu-abu, iapun keluar dari kamarnya, di waktu yang sama Tedjo pun juga keluar dari kamar kosannya. Mereka lalu berjalan bersama-sama menuju kosan yang ditempati oleh Yasmine, karena memang jalan menuju ke halte Fakultas Hukum yang melewati depan kosan si Yasmine. Setelah mereka sampai didepan kosannya Levipun lalu mengabari Yasmine sudah didepan kosannya, setelah itu mereka bertiga berjalan menuju tempat yang dijanjikan.
Sesampainya ditempat, Icha dan Anthony sudah sampai duluan sedangkan Bima sepertinya dikit lagi sampai, Icha yang memang menyukai sesuatu yang simple terlihat menggunakan sweater kesayangannya yang berwarna meran maroon, sedangkan Anthony menggunakan kemeja dengan motif bunga-bunga sepertinya mau pergi ke pantai. Sedangkan jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh malam.
"Wooi, dor! Pada lama-lama amat lu! Kan tadi udah janji kalo ada yang telat bakal ngeluarin uang patungan lebih banyak dari yang lain! Jadi lu bertiga yang nambah ya!!" sahut Icha dengan cukup keras.
"Yahelah, Cha, wong cuma telah lima menit doang sampe begitu aje, udah biasa kale...!" balas Tedjo kepada Icha.
"Waduh.... Anthony pake kemeja kegemarannya nih, makin keliatan kek orang bule lu hahaha..." kata Levi didepan teman-temannya.
"Hahaha sorry.... aku suka gak pede orangnya kalo main tapi gak pake kemeja.... dan lagian juga cha, kita juga baru sampe sini gak tepat waktu juga kok, cuma beda beberapa menit dari mereka" Balas Anthony ke candaan Levi dan perkataan Icha.
"eh, ton! sssttttt......"
Semuanya pada tertawa saat itu juga.
Beberapa saat kemudian, Bima pun datang membawa mobil X-pander warna putihnya yang memang cukup besar, seperti sudah tahu bahwa setiap kali ingin hangout ia yang akan membawa sahabat-sahabatnya tersebut. Sebuah setiakawan yang tiada tara. Iapun membuka kunci pintu mobilnya dah menyuruh mereka semua masuk.
"Weh, dor-dor semua, maaf ya gue telat banget.... tadi dijalan raya Djuanda macet banget sumpah deh, gapapa deh kalo gitu gue tambahin uang patungannya lebih banyak!" sahut Bima tegas dari mobil dengan raut wajah yang sedikit memelas.
"Yah, selaw aja dor, kita-kita juga pada telat kan sampai disini gak ada yang sampai tepat waktu, jadi tenang aja...." balas Levi sambil masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Bima ketika berada di dalam mobil.
"Tapi.... ehehe.... khusus hari ini, biaya patungan on budget masing-masing ya, maklum nih duit di dompet dah tiris ehehe..." Balas Tedjo bergurau dan masih berada dipinggir jalan.
Akhirnya Tedjo ditinggal di pinggir jalan tepat pada saat itu juga.
.
.
.
.
Next, next, next.
Dalam perjalanan, mereka semua terlihat sangat asyik dengan menyanyi bersama-sama di dalam mobil ketika salah satu stasiun radio memasang lagu kesukaan mereka, yah... at least kesukaan Tedjo sama Icha sih... mereka berdua pun bernyanyi dengan lantang, yang akhirnya diikuti dengan suara Anthony yang sebenernya... hanya asal nyanyi padahal gak tau lirik lagunya, Levi memasang muka cemberutnya akibat terlalu berisik dengan ulah mereka berdua, sedangkan Bima dan Yasmine terlihat tertawa melihat kelakuan mereka semua yang sangat berisik dan konyol. Sekitar 20 menit berlangsung, Bima akhirnya baru sadar bahwa ia masih sulit memilih tempat yang asik bagi mereka semua.
"Ehm.... guys, gue baru inget kalo kita masih bingung mau kemana" Bima sambil mengecilkan suara radio mobilnya,
"Oh iya ya, bener juga, kita jadinya kemana nih yang asik buat hang out?" Balas Yasmine,
"Ke tempat yang ada kopi..."
"And a glass of beer, of course!" sahut Anthony melanjutkan perkataan Tedjo,
ˆ'Hmm, kalo masalah tempat begini, kita tanyakan langsung ke masternya aja gak sih?" Bima memberikan sebuah saran. Lalu Bima melirikkan matanya ke arah Levi, dan secara bersamaan semua mata dalam mobil tertuju kepadanya.
Yap, itu adalah Levi, si petualang sejati kedai minuman yang hampir cukup mengetahui beragam macam kedai minuman yang ada di Jakarta. Karena Levi sendiri sejak di bangku SMA mempunyai mimpi ntuk membangun kedai minuman miliknya sendiri, terlebih dengan kedai kopi. Jika ditanya mengapa ia ingin memiliki sebuah kedai kopi sendiri, itu bukan karena ia yang pecinta kopi seperti orang-orang pada umumnya jika hendak ingin ke kedai kopi. Tetapi dikarenakan Levi menyukai nuansa yang dibangun dalam masing-masing kedai kopi yang ia datangi yang membantu menenangkan hati Levi, dengan orang-orang yang mempunyai kesibukannya masing-masing bersamaan dengan berbagai macam mood dan perasaan yang dirasakan, ditemani dengan lagu-lagu indie, jazz, dan folk serta secangkir minuman hangat didepan mata,sungguh menenangkan hati dan jiwa orang-orang yang berada di dalamnya, dan diantara orang-orang itu adalah Levi sendiri.
Kembali lagi ke dalam pembicaraan yang terjadi dalam mobil,
"hmm... tempat dimana ada minuman kopi sama bir didalamnya ya? sebenernya di Jakarta udah cukup banyak sih yang udah mempunyai menu dimana didalamnya ada kedua minuman itu, tapi menurut gue sih yang recommended banget itu sih di cafe di wilayah Panglima Polim. Soalnya disitu juga ada salah satu signature drink buatan cafe itu sendiri, namanya Black Pony, dimana itu minuman kopi yang dicampur sama bir" Levi memberikan masukan kepada sahabat-sahabatnya mengenai tempat yang ingin dituju.
"Wow! That's insane! a glass of beer and coffee? I really want to taste that thing in my mouth, very much!" sahut Anthony yang sepertinya menerima masukan dari Levi.
"Jadi... semuanya pada setuju?" Bima bertanya ke mereka semua.
"SETUJU!!!!" Balas mereka serentak.
"ken weit for the drink dah" balas Tedjo dengan menggunakan bahasa Inggris, mengikuti gaya Anthony berbicara, dan merekapun hanya tertawa melihat gelagat Tedjo yang sok-sokan itu.
.
.
.
.
Maaf ya gengs suka lama update cerita, sorry juga kalo masih absurd, maklum masih pemula. Masukan yang diberikan sama temen-temen yang diterima kok!
Ditunggu ya untuk post selanjutnya ketika Levi dan sahabat-sahabatnya nongkrong!!! Terimakasih!!
YOU ARE READING
Secangkir Kopi Hangat di 101 Kedai
General FictionMenceritakan mengenai petualangan yang dijalani oleh Levi, seorang mahasiswa berumur 19 tahun yang sedang melanjutkan pendidikan di sebuah kampus di Depok dan mengambil jurusan ilmu sosial dan politik, mengenai kehidupan kesehariannya baik itu perku...