Begitulah satuh tahun selama di kelas dua Sma ku waktu itu. Bulan dengan Pandu dan aku yang selalu berganti - ganti pacar.Meski akhirnya aku dan Sarah jadian, empat bulan kemudian aku memutuskan untuk pergi darinya.Tanpa diduga gadis rambut sebahu itupun langsung mengiyakan dengan alasan sudah bosan dengan sikapku yang selalu dibayangi oleh wanita lain.
Aku cuek saja.
Dan akhirnya kamipun menginjak kelas 3 SMA. Aku masuk kelas XII IPS 2 sedangkan bUlan masuk kelas XII IPA 1.Ia semakin jauh saja.Jujur aku masih saja kecewa atas keputusan yang dibuat oleh gadis itu.Mungkin memang aku yang terlalu kegeeran hingga mengira bhwa Bulan mempunyai rasa yang sama denganku.Mungkin memang sejak awal ia suka sama pandu.AH, semakin dipikirkan wajah manisnya selalu lewat di kepalaku.
Entah bisa atau tidak aku bertahan pada kepura - puraan yang menyakitkan ini.Hati ini sudah mati rasa.Sifatku pun mulai berubah.Aku kembali nakal seperti jaman - jaman SMP dulu.Aku juga mengikuti geng - geng motor yang malamnya suka balapan liar. Aku tak peduli lagi mau Bulan atau mereka yang lain melihatku seperti apa.Aku sudah kecewa.
Namun dipikir - pikir lagi, bukan bUlan , Pandu atau Sarah sumber masalahnya . Tapi aku. Aku yang menyia - nyiakan kesempatan sebelum mereka bedua jadian.Aku yang tak pernah tegas dengan kelakuan Sarah.Aku yang tak pernah berani menyatakan perasaanku di depan Bulan.Aku yang terlalu mengulur waktu yang akhirnya berujung perpisahan.
Masa kelas tiga kulewati penuh masalah. Pernah juga ketahuan balap liar saat malam minggu, senin paginya Pak Kepsek memanggilku.Sendiri tanpa suruh bawa orang tua.Saat itu yang kuingat wajah Pak Kepsek cukup prihatin saat menatapku.Ia menasihatiku dari A sampai Z. Aku hanya diam menahan tangis.Ya, aku hampir menangis saat itu.Beliau tahu bahwa aku bukanlah anak bandel seperti yang dilihatnya kemarin.
* Kamu ini sudah kelas tiga le, bapak mohon sekali setidaknya tiga bulan kedepan ini jangan bikin onar.Bapak tahu kamu bukan anak sepetri itu.bapal tahu sebenarnya kamu punya alasan tersendiri melakukan hal seperti itu le. Tolong ya, bapak ngga mau kalau murid sekkolah bapak harus dikeluarkan di tengah - tengah ujian akhir ini
Untungnya setelah Pak Kepsek memberiku beberapa nasihat, kutinggalkan geng motor itu perlahan - lahan.
Saat itu hanya beliau yang peduli pada masa depanku.
Ibuku sibuk dengan pekerjaannya sebagai wanita karir. Dan ayahku? Entahlah, mungkin sekarang sedang bersama wanita simpanannya.Setelah itu aku mempergunakan setengah tahun terakhirku untuk fokus ujian nasional. Dengan susah payah mengejar materi yang sudah tertinggal jauh, aku belajar dari pagi hingga malam dan malam hingga pagi.
Namun usaha itu rupanya tak sia-sia. Berkat kerja keras ku kemarin, akhirnya aku diterima disalah satu universitas negeri di Jakarta.Saat itu aku dan Bulan tak pernah lagi saling bicara. Kami resmi berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Syarat
Short StoryKejadian itu terulang lagi. Saat Bulan dan Dirga ditemukan dalam sebuah acara reuni sekolah mereka. Keduanya seakan merasakan kembali kenangan bertahun - tahun lalu yang berusaha tuk ditinggalkan. Akankah Bulan dan Dirga dapat melupakan masa lalu...