budak osis

24 6 2
                                    

kalaupun bukan sekarang,
pasti kelak kan ada.
kalau tidak hari ini,
pasti nanti kan terjadi.

•••••

19:55 wib

Mungkin ini yang dinamain korban janji. Ketua OSIS itu udah bikin gue pesen kopi mahal dan dia gak nepatin janji, memang dari awal gue udah ngerasa bakal ada yang gak beres disini, dan ternyata bener.

Gue disini, ngaduk kopi sampe dingin. Gue gak suka minuman panas, sakit. Sama kaya yang gue rasain sekarang, dan mungkin mulai detik ini gue bakalan benci Sean Altair selama lamanya.

"Huh, dasar ketua osis abal abal!" Gue menggerutu.

"Ngomong apa lo?!" Sialan, datengnya pas gue lagi ngehujat lagi.

"Kurang jelas tadi, bisa diulangin?" Makhluk itu berdiri didepan gue, Sean Altair. Nyebelin emang.
"Kenapa lo baru dateng sekarang?" Gue memastikan.
"Lupa" jawab kak Sean singkat.
"Lupa ya? Kakak kan belum tua tua amat, kok udah pikun?" Gue sengaja ngetest kesabaran orang ini.
"Masih muda kok, baru 17 tahun" jawab kak Sean.
"Nyatanya pikun gitu kok. Lain kali coba di tulis di jidat kalo ada janji sama orang!" Gue sewot, biarin. Gak peduli. Udah hampir sejam gue nungguin.

"Yaudah maafin gue lah. Tadi ketiduran, capek abis marahin tim basket, mereka gak pernah dengerin instruksi gue. Kalo ada apa apa kan repot jadinya" jelas kak Sean.
"Emang kenapa?" Gue kepo.
"Lah dari disekolah tadi lo sama sekali gak liat basket?" Tanya kak Sean. Gue menggeleng.

"Itu, kapten tim basketnya. Harusnya dia diberhentiin aja, tapi pelatih nggak kasih izin" ucap kak Sean.
"Lah kenapa?" Gila, kepo banget gue.
"Bahaya buat kesehatan dia"
"Oh lagi sakit ya" gue memaklumi.
"Iya. Dia terlalu memaksakan, anggota tim yang lain juga malah ngesupport, gak ngasih waktu biar istirahat" raut wajah kak Sean mulai berubah cemas.
"Hm" gue berdeham.
"Yaudah yuk mulai kerjain makalahnya" gue memulai pembicaraan sesungguhnya.

"Soal makalah lupain aja. Biar gue yang urus" ucap kak Sean.
"Lah terus?" Gue kaget dong, selama sejam nunggu masa ga ada hasil?-
"Lo bantuin gue nentuin pemilihan lokasi camping aja"
"Bukannya seharusnya sekalian dibahas di rapat OSIS ya?"
"Ya makannya biar gak lama, biar nanti pas rapat tinggal mengutarakan idenya aja. Terus tentuin agendanya deh" jelas kak Sean. Selain tegas dan berjiwa pemimpin, ternyata dia juga memiliki pola pikir yang matang. Cocok emang jadi ketua OSIS, tapi tetep aja nyebelin.
Posisi yang sedang gue jalani saat ini adalah, berupaya menjadi pengurus OSIS yang baik ; yang dimanfaatkan oleh ketuanya demi menghindari hukuman.

"Terus, agendanya ngapain aja?" ucap gue sambil mengurutkan nomor di buku notes kecil.
"Fashion show, roll depan roll belakang, lomba makan kerupuk" jawab kak Sean judes.
"Hah?"
"Ya lo gimana sih, masa gitu aja ga tau. Pernah camping ga sih?" kak Sean tetap judes.
"Dih, santai dong. Ngegas mulu daritadi"
"Yaudah Hania Ramandita sekretarisku yang paling manja, yang cemberut mulu kerjaannya" ucap kak Sean dengan nada bicara yang sengaja dimirip miripkan dengan Sy*hrini.
"Dih" gue jijik.

"Agendanya tuh bersihin area camping nya, berdiriin tenda, sama nyalain api unggun" jelas kak Sean.
"Udah itu doang?"
"Ada satu lagi yang paling gue suka"
"Apaan?"
"Jurit malam" ucap kak Sean dengan senyum iblisnya.
"Hah!" Gue kaget.
"Seriusan mau diadain jurit malam?!" sambung gue lagi.
"Iyalah, kalo pagi namanya bukan jurit"
"Terus apaan?"
"Jalan sehat"
"Anjir"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang