《BAB : 4》

6 1 0
                                    

|Maroon5 - Just a Feeling🎵

Teguh mengatur nafasnya sebentar. Hari ini, rencananya ia dan ibunya akan menjenguk Susan ke rumah sakit, tidak dengan Jihan, Kiran dan juga Ayahnya. Tapi sejak tadi pagi sampai siang, jantungnya tidak bisa diajak bercengkrama agar berdetak pelan-pelan saja. Ah, padahal baru kemarin ia menolong Susan dan itu pun tidak seberapa dengan keadaannya Susan yang berbaring pucat dan lemas. Rasanya, Teguh jadi malas megantar ibunya untuk menemaninya menjenguk Susan. Disana pasti ia sudah jadi bahan pembicaraan antara keluarga Susan dan juga ibunya, terutama tante Prita. Ah rasanya malas sekali, tapi lagipula sudah terlanjur ia telah berjanji pada ibunya untuk pergi mengantarkan menjenguk Susan. Dan perlu diketahui juga yang ingin menjenguk adalah ibunya, bukan Teguh. Tolong garis bawahi itu.

"Idihh rapih benerr. Mau kemana bang?"
Tanya Kiran sambil naik ke atas tempat tidur milik Teguh.

"Mau nganter ibu,"

"Anjayy, kemana tuh?"

"Ck, kamu tuh kalau ngomong kebiasaan ngomong kasar,"

"Yahh, kayak situ gak pernah aja. Pernaah remaja kan?"

Teguh terdiam, "bener juga si,"

"Trus abang mau nganter ibu kemana?" Tanya Kiran penasaran.

"Tanya aja ibu,"

"Ih, ibu kan lagi gak disini,"

"Yaudah nanti,"

Merasa kesal tak diladeni, Kiran tiba-tiba melempar bantal sapi kesayangan teguh ke arah tengkuknya.

Pluuk!

"Aduhh!"

"Makanya jawab dulu ish!"

"Lah abang daritadi jawab adekk.."

"Ish bukan itu abangg! Abang tuh mau kemana, itu yang daritadi gak dijawab-jawab. Kayak soal fisika aja susah banget dapet jawabannya,"

Teguh tersenyum sambil memungut bonekanya yang jatuh.

"Abang mau nganter ibu jenguk Kak Susan,"

Kedua bola mata Kiran spontan melebar.

"HAH?! Serius?!"

Teguh langsung menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal. Sudah dipastikan menurut feelingnya, Kiran pasti akan bereaksi terkejut seperti ini.

"Iya,"

"Yang bener bang?!"

"Iyaa Kiran.."

Kiran spontan berteriak kegirangan, tapi setelah itu teguh langsung melempar mulutnya dengan boneka sapi yang sejak tadi berada di tangannya.

Pluuk!

"Ish! Resek!"

"Brisik kamu tuh gausah pake teriak segala! Orang lagi sakit malah di teriakkin, orang mah di doain biar kak Susan cepet sembuh,"

Kiran tiba-tiba langsung memasang tampang senyum-senyum sendiri.

"Ehm, emangnya kak Susan sakit apa bang?"

"Vertigo,"

"Ouh pantes. Makanya abang dandan rapih gini ternyata mau jengukin calon, hmmm.."

"Heh bukan gitu. Abang tuh dari dulu emang casual begini kalo mau kemana-mana,"

"Iyasih, tapi parfumnya gak selow kayak mau kencan. Kirain Kiran abang mau ngedate sama selingkuhan, rupa-rupanya mau jenguk Calon istri," Kiran terkikik.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang