《BAB : 1》

3 1 0
                                    

|Hearts & Colors - For The Love🎵


Pagi ini, Susan bangun seperti biasa. Mematikan alarm, mengulat, diam sebentar tapi tidak langsung pergi ke kamar mandi. Gadis itu terduduk cukup lama lalu melamun dengan pikiran kosongnya. Memikirkan hal yang baru saja terjadi kemarin malam. Sepertinya, ini akan menjadi kebiasaan baru bagi Susan. Sungguh, itu semua sangat menakjubkan, bahkan Susan benar-benar tidak menyangka dan naasnya kenapa kalau dia tau ini adalah sebuah firasat buruk, mengapa Susan harus memaksakan dirinya untuk berkata 'Siap' Susan memang bodoh, dia benar-benar gadis yang bodoh.

Trriiinnggg!

Susan menoleh ke arah ponsel, menampilkan pesan dari Tanisha, sahabat karibnya.

From : Tanisha

Sus, lo hari ini ada kelas kan? Nanti ketemuan di perpus ya!

Tadinya Susan ingin membalas, tapi entah mengapa dia mendadak jadi malas membalasnya. Susan pun memutuskan untuk berjalan ke kamar mandi, mencoba menghilangkan rasa penat yang mungkin saat ini mulai menghantuinya juga.


♡♡♡


Setelah terlihat siap, Susan segera merapikan bajunya sebentar lalu membuka pintu kamar untuk segera turun ke bawah mengikuti sarapan dengan yang lain. Susan sudah menduga, pasti pagi ini semua orang akan memasang tampang ceria karena kejadian semalam, kecuali dirinya. Dan Susan yakin, dugaannya ini hampir seratus persen terbukti benar.

"Ma, liat tuh siapa yang turun?" Tanya Seza sambil menunjuk Susan dengan kepalanya pada Prita.

Semua orang lantas langsung memandang Susan sambil tersenyum ceria. Benar bukan? Dugaan Susan bahkan sudah terbukti benar.

"Aduh.. anak mama kok pagi-pagi udah cemberut begitu? Senyum dong," pinta Prita sambil menuangkan segelas air putih untuk Susan.

Susan tetap diam, ia benar-benar malas pagi ini untuk meladeni semua orang. Masa bodoh semua orang akan berceloteh apa, mood Susan benar-benar dibuat hancur pagi ini.

"Masih ngambek kali mah, gara-gara hadiah kemarin. Hihihi," sembur Sera tiba-tiba.

"Iya kali Ma, padahal Teguh juga oke-oke aja," sambung Seza ikut menimpali.

Merasa kesal, Susan lebih baik tidak meladeni. Mereka benar-benar tidak mengerti dengan perasaan Susan. Walaupun ini baik untuk masa depannya, tapi tetap saja hatinya malah menjadi lebih hancur. Tiba-tiba ditakdirkan untuk dijodohkan dengan sepupunya, yang bahkan Susan sendiri tidak pernah berbicara dan tidak pernah tau tentang seluk beluk Teguh bagaimana. Susan tau, semua orang menyayanginya, tapi tidak dengan cara seperti ini juga bukan? Merencanakan semuanya dengan matang, tanpa mau mendengarkan keputusan Susan terlebih dahulu.

"Semua egois." Batin Susan kesal.

"Susan berangkat dulu, Pa, Ma."

"Tapi kan kamu baru minum susu doang dan belum makan apa-apa, Sus?" Tanya Prita.

"Iya Sus, kok buru-buru gitu?" Tanya Hadi sambil menutup korannya.

"Aku ada kelas pagi, Pa. Berangkat dulu, Assalamualaikum," kata Susan datar sambil mencium telapak tangan Surya dan juga Prita bergantian.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang