Aku tidak pernah berniat untuk mempermalukan mereka. Tapi, kalau mereka yang menginginkannya apa tetap aku yang salah?
~Caramel ApriliaSekolah adalah tempat mendapatkan ilmu. Beda cerita dengan SMA Pertiwi. Bagi siswa laki-laki SMA Pertiwi adalah tempat di mana mereka mati-matian ingin mendapatkan Caramel atau sebut saja Kara.
Mereka akan benar-benar menyerah kalau mereka sudah mendapatkan penolakan dari perempuan yang sangat cantik di sekolah itu.
Kara adalah perempuan yang selalu menjadi impian untuk didapatkan sekaligus kenangan pahit kalau sampai ia mengeluarkan kata : "gue gak suka sama lo."
Dari ketua osis sampai kapten futsal sudah pernah mendapatkan penolakan yang sungguh akan menjadi penolakan yang selalu diingat. Deretan cowok tampan dan famous itu selalu menjadi pusat perhatian kaum hawa tapi dengan mudahnya Kara menolak mereka dengan tidak basa-basi.
Hari ini, Senin pertama di bulan april seorang lelaki bernama Gafriel ketua kelas XI IPA-1 merencanakan untuk menembak teman sekelasnya itu, Kara. Gafriel sudah merencanakan ini jauh-jauh hari.
Mengapa hari ini? Karena hari ini tanggal satu april bertepatan dengan hari ulang tahun Kara yang ke tujuh belas tahun. Gafriel sangat yakin kalau hari ini adalah hari yang tepat untuk menyatakan perasaan pada Caramel si pematah hati kaum adam itu.
Kara hanya menatap datar cowok yang ada di hadapannya saat ini. Menunggu drama apa lagi yang akan terjadi hari ini. Sejujurnya, Kara sedikit terkejut Gafriel ketua kelasnya itu akan menyatakan perasaannya pada Kara. Jarang berinteraksi tapi sekalinya berinteraksi Kara sudah mau ditembak saja.
"Sebelumnya, selamat ulang tahun, Caramel. Gue harap lo selalu bahagia." ucap Gafriel tulus yang langsung disoraki oleh para siswa yang siap menonton pertunjukan penolakan hari ini.
"Makasih."
Gafriel tersenyum kemudian berdehem sebentar sebelum memasuki drama yang akan dibuatnya hari ini.
"Kata kakak gue nembak cewek dihari ulang tahun si cewek adalah hal yang romantis dan gak akan pernah bisa dilupakan oleh cewek itu.
Satu tahun yang lalu gue ngerasain jatuh cinta pertama sama cewek yang sekarang sekelas sama gue. Sama cewek yang lagi ada di hadapan gue. Gue kira itu cuma cinta monyet yang bakal cepat terlupakan gitu aja. Tapi, gue salah. Senin-sabtu ngeliat lo itu malah bikin rasa gue bertambah. Kara, Gue jatuh cinta sama lo sejak satu tahun yang lalu. Hari ini lo ulang tahun, lo ngerti kan maksud gue? Jadi pacar gue ya, Kar?"
Semua yang ada di lapangan sangat tersentuh dengan pernyataan cinta yang dibuat oleh Gafriel. Sementara orang yang ditembak? Masih dengan ekspresi datar dan tak terbaca.
"Terima, terima!!"
"Terima aja, Kar. Yang ini jangan disia-siain juga."
"Buka hati lo, Kara."
Itu suara para siswa yang sudah tidak sabar mendengar jawaban dari Kara. Ayolah, mereka sangat ingin sekali-kali Kara mengatakan 'iya' untuk kali ini. Gafriel orang yang sangat baik dan lembut. Masa iya, Gafriel juga harus jadi korban penolakan seorang Caramel?
"Gimana, Kar?" tanya Gafriel meminta jawaban.
"Gafriel, Makasih udah suka sama gue. Gue hargai perasaan lo. Lo cowok yang dikenal baik. Tapi, sebaik apapun lo kalau hati gue gak bisa cinta sama lo gue harus apa?" semua yang ada di lapangan menghela nafas lemah. Mereka sudah tau jawaban apa yang akan diberikan oleh ratu pematah hati itu.
Tapi mereka sedikit bingung ketika Kara mendekatkan tubuhnya pada Gafriel kemudian membisikkan sesuatu pada Gafriel yang tentu tidak akan bisa didengar oleh mereka yang kepo dengan jawaban Kara.
"Lo orang baik, gue gak akan permalukan lo secara terang-terangan. Gafriel, maaf. Gue gak bisa nerima lo."
Gafriel tersenyum setelah Kara membisikkan kalimat penolakan itu. Gafriel tau ini akan terjadi, tapi kalau tidak dicoba ia tidak akan pernah tau rasanya.
"Ini buat lo," Gafriel menyerahkan sebuket bunga mawar pada Kara yang langsung diterima oleh gadis itu.
"Makasih ya, Kara. Gue lega." Kara mengangguk setelah itu dengan santainya berjalan meninggalkan lapangan yang masih dipenuhi tanda tanya oleh seisi lapangan.
Baim sahabat Gafriel yang sudah kepo akut langsung menghampiri sahabatnya itu dan bertanya apa hasilnya.
"Gue ditolak dengan cara yang indah. Ini pengalaman yang gak akan pernah gue lupakan."
Dan mereka akhirnya tau , Gafriel ditolak.
Sementara di bawah pohon beringin sekumpulan anak cowok yang dikenal dengan genk Monsta menyaksikan apa yang terjadi tadi.
"Gimana kalau kita taruhan? Kalau Erlan bisa dapatin hati cewek sombong itu gue bakalan bayarin liburan akhir tahun kita nanti, tapi kalau Erlan ditolak dia bakalan biayain liburan kita nanti," ketujuh cowok itu kompak menatap Vino yang baru saja menawarkan sebuah taruhan. Erlan menatap tajam sahabatnya itu. Erlan paling benci kalau ia harus berurusan dengan drama bucin seperti itu.
"Gimana, Lan? Cemen banget kalau lo gak mau ambil taruhan ini." Bayu mulai mengompori sahabatnya itu.
"Atur aja sama kalian," setelah mendengarkan itu mereka semua kecuali Erlan tersenyum puas dan tak sabar menyusun sebuah rencana.
Tbc..
Gimana sama cerita baru ini? Aku harap kalian suka ya. Perjalanan Caramel masih panjang, semoga kalian mau menantikan part-part selanjutnya yang akan datang.
Jangan lupa tinggalkan jejak vote+komen kalian akan selalu aku tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love MySelf
Fiksi Remajabagi Caramel bahagia adalah ketika kita hanya mencintai diri sendiri tanpa mau mencintai orang lain yang belum tentu akan membuat kita bahagia. air mata Caramel terlalu mahal untuk menangisi lelaki, waktunya akan sangat sia-sia kalau meladeni kebuc...