01

518 55 0
                                    

===

I sit alone, slumped down
And I break myself down with these thoughts
When did you start to hurt me?

===






Hyunjin mendudukkan diri di taman untuk kesekian kalinya. Melihat bagaimana langit malam seakan tertawa menghina. Benar benar sendiri tanpa lalu lalang orang orang.

Sebagian orang tentu memilih menghangatkan diri dan pergi ke alam mimpi dari pada rutinitas Hyunjin di jam satu pagi.

Lagi lagi ia membuang napasnya, meneteskan airmata yang entah sudah berapa malam seperti ini. Hyunjin lelah, lebih lelah dibandingkan Felix yang selalu mengeluh akan tugas skripsi kuliah yang menumpuk.

"Aku merindukanmu"

Kata itu terucap kembali. Dengan isak tangis disetiap selanya yang semakin keras.

"Maaf. Aku minta maaf."

Menyesal. Hyunjin hanya bisa menyesali semuanya. Kata andai terus berputar di kepala. Andai dia bukan pria penyakitan. Andai dia bisa lebih peka. Andai dulu Hyunjin setidaknya berterima kasih. Andai Hyunjin bisa berkata sekali saja sebelum dia pergi menjauh. Andai..

"Aku mencintaimu"

×××

"Hyunjin, satu tahun. Sampai kapan kamu akan seperti ini?" Tanya nyonya Hwang melihat kondisi anaknya semakin memburuk.

Tidak ada respon, wanita paruh baya itu mendekat ke ranjang. Mengelus rambut Hyunjin yang sudah tak terawat, tatapan anaknya itu kosong menatap jendela kamar.

"Relakan dia, Hyunjin. Jantungnya ada disini bersamamu. Bukankah itu sudah cukup?"

"Aku ingin Seungmin, ibu. Aku hanya ingin dia ada disini, bukan jantungnya! Aku tidak menginginkan semua ini!"

Hyunjin mengamuk lagi. Nona Hwang menjauh, menutup mulut menahan isak melihat Hyunjin membanting benda yang ada didekatnya.

Kehilangan bukan hal yang biasa bagi semua orang, termasuk Hyunjin. Memang, ada manusia yang menginginkan orang tersayang pergi meninggalkan?

Dari awal, memang Hyunjin yang salah. Harusnya dialah yang menjaga, harusnya dialah yang melarang. Harusnya dialah yang tidak ada disini. Seharusnya, Hyunjin yang pergi.

Hwang Hyunjin tau sejak bertemu dengan sosoknya, dirinya tidak akan pernah mau ditinggalkan. Hwang Hyunjin juga tau, sosoknya merelakan semua demi dirinya. Dan Hyunjin benci mengetahui fakta, jika dunianya hilang sebab dirinya sendiri.

Kim Seungmin adalah malaikatnya, yang rela rahangnya pegal karena terlalu sering tersenyum lebar. Bagai sang mentari yang dengan sabar menyinari hari Hyunjin dan bintang untuk menemani malamnya.

Seungmin bukan sekedar belahan jiwa, dia segalanya bagi Hyunjin. Jika Seungmin pergi, maka hidup Hyunjin tidak akan berarti kembali.






Promise
- Hyunmin -

promise (hyunmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang