Bab. 2 Marsha's story

138 7 0
                                    

Kehilangan orang yang kita sayangi bukan berarti kita harus menghilangkan senyum yang kita miliki.

-Marshandakd-

~♥~

Sesampainya di rumah Marsha masih saja tersenyum-senyum sendiri. Ayu-mamanya Marsha merasa aneh dengan kedatangan anaknya. Tidak biasanya Marsha tidak mengucap salam saat pulang.

"Marsha! Kalau masuk rumah itu ngucapin salam, ini malah senyam-senyum sendiri." Tegur sang mama.

"Hehehe...maaf ma Marsha lupa."
"Assalamu'alaikum." Ucap Marsha sembari mencium punggung tangan sang mama.

"Wa'alaikum salam."

"Ada apa sih dari tadi senyum terus, lagi seneng ya?"

"Hehe..iya ma."

"Kenapa? Dapat nilai matematika bagus lagi?" Tanya Ayu pada putrinya.

"Enggak ma."

"Terus kenapa?"

"Ada deehh, oh ya mama tumben pulang nya cepet."

"Iya, sengaja mama pengen pulang cepet."

"Terus siapa yang jaga toko?" Tanya Marsha dengan raut wajah bingung.

"Ada bu Sri."

"Bu Sri udah pulang dari kampungnya? Kok Marsha gak di kasih tahu."

"Iya sayang pulangnya juga dadakan, mama juga baru tahu sekarang."

"Yaah, tadinya aku mau samperin mama ke toko."

"Kalau mau ke toko, ya tinggal ke toko aja, sekalian temenin bu Sri."

"Yaudah kalau gitu hari ini aku mau ke toko ya."

"Iya tapi kamu makan siang dulu, mama tadi udah masakin makanan kesukaan kamu."

"Siap mama sayang." Ucap Marsha mencium pipi mamanya lalu bergegas masuk ke kamar untuk bersiap-siap.

Ayu tersenyum melihat putri kecilnya yang kini beranjak dewasa. Semenjak kehilangan papa nya, Marsha jadi sering melamun dan banyak diam. Tapi setahun terakhir ini sudah banyak yang berubah. Marsha banyak tersenyum dan mulai mengikhlaskan papanya yang telah pergi meninggalkan mereka berdua. Kini Marsha tumbuh menjadi gadis cantik, pintar dan juga mandiri. Selalu menyikapi segala sesuatu dengan dewasa, walau terkadang sedikit kekanak-kanakan dan hidup sederhana tanpa bergelimang harta.

Melihat keadaan sekarang yang jauh dari kata mewah, membuat mereka tak pernah berhenti bersyukur atas nikmat yang diberi. Tanpa disadari setetes air mata jatuh dari mata Ayu. Buru-buru Ayu menghapus nya agar anaknya tidak melihat. Karna ia tidak ingin melihat anaknya bersedih lagi seperti tahun-tahun yang lalu saat mereka kehilang sosok tercinta.

Ia beruntung memiliki anak seperti Marsha yang penurut dan tidak banyak minta padanya. Namun tetap saja, bagaimana pun seorang ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya dan mencukupi segala kebutuhannya.

Tak lama kemudian Marsha datang dari kamarnya menuju sang mama yang sedang mempersiapkan makan siang di dapur.

"Anak mama cantik banget." Puji mama Ayu.

"Makasih ma." Ucap Marsha lalu duduk dan mulailah makan siang mereka.

Selesai makan, Marsha membantu mamanya membereskan meja makan.

"Udah biar mama aja yang nyucinya, mending sekarang kamu samperin bu Sri ke toko." Ucap mama Ayu.

"Iya ma."

Math LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang