5%

1.3K 196 21
                                    

"Hello, Felix," sapa Chris sambil mengangkat gelasnya yang sudah terisi minuman dingin. "Long time no see." 

Felix mengangguk. Wajahnya dingin, menatap Chris dengan sinis. "I don't have enough time, so what do you want from me?" 

Chris tertawa kecil. Ia memberi gesture pada Felix untuk duduk di kursi depannya. Keduanya hanya di batasi oleh meja kecil. "Calm down dude, I just want to talk to you." 

"About what?!" Tanyanya dengan intonasi suara yang dinaikkan. Felix sudah muak melihat wajah Chris lama-lama, ingin rasanya ia memukuli wajah itu lagi sampai babak belur. 

Felix melirik kearah lain. Memukul Chris memang sesuatu yang bagus, ia masih punya dendam yang belum terbalaskan sebenarnya. Tapi—

There's Lee Minho, Chris's wife

Tak mungkin ia sembarangan memukuli Chris tepat di hadapannya. Felix juga masih sadar diri. Mungkin itu nanti, pikirnya. Nanti ia akan membawa Chris ke arena tinju dan memukuli di sana. 

"Oh, no thanks—" Felix menolak halus sodoran toples yang berisi kue itu. "Thankyou Minho-ssi." 

Minho mengangguk dan segera berlalu. Mungkin pria manis itu sadar kalau kedua sepupu ini butuh ruang, untuk menyelesaikan urusan yang mereka yang belum sepenuhnya tuntas. 

"He's good right?" Chris bersuara. Ia menuang cairan itu lagi ke dalam gelasnya, kemudian meneguknya. 

"Who?" 

"Minho." 

Felix menghela nafas berat. "Yes, he's good. Oh ya, Chris. Yang harus gue salahkan sepenuhnya itu bukan dia. Tapi lo. So, remember that." 

Chris terkekeh. "Karena lo sungguh-sungguh tak punya banyak waktu, bagaimana kalau gue langsung persingkat saja apa yang ingin gue sampaikan?" 

Felix mendengus. "Justru itu yang gue mau. Hyunjin is waiting for me." 

Chris mengundangnya untuk menghadiri perjamuan teh di rumahnya—tapi Felix yakin kalau bukan itu niatnya untuk mengundang Felix ke sana. Pria Bang itu punya niat lain, dan jelas Felix tau itu apa. 

Tanpa banyak berpikir lagi, ia segera mengiyakan permintaan Chris dan bergegas menuju rumah Chris (dan Minho) yang letaknya tak begitu jauh dari apartemen Hyunjin dan Felix. 

So yeah, Hyunjin and Felix are live together now. 

Ini pertemuan kedua mereka setelah acara pernikahan itu dilangsungkan. Dan ini pertama kalinya Felix menginjakkan kakinya di rumah Chris dan Minho. Awalnya ia mana sudi ke mari. 

Apalagi setelah apa yang Chris perbuat pada Hyunjin. 

"First Lix—" Chris tampak mengambil nafas. "I'm sorry, I know that I hurt Hyunjin's feelings. I left him, I destroyed him. I know that so well, Lix. I keep blame myself." 

Felix memandangnya datar. "Jangan bilang sama gue. Minta maaf sama Hyunjin." 

"Ini semua tergantung lo ya Lix," Chris menyeringai tiba-tiba. "Lo harus bergerak duluan, maka gue akan meminta maaf pada Hyunjin." 

"Why me?" 

"Karena semua masalah berasal dari diri lo, Lee Felix." Chris mengulas senyum lembut—yang entah kenapa membuat Felix merinding. 

"Lix, dulu kita deket banget. Lo tau sikap gue kayak gimana," Chris menyeruput minumannya. Ia berbicara terlalu banyak hari ini. "Dan—harusnya lo sadar kalau Hyunjin memang cuma pelampiasan gue doang, gue nggak pernah serius sama dia. Dan lo terlalu takut buat mengakui itu—karena apa Lix? Lo sayang sama Hyunjin, dan lo ingin Hyunjin bahagia. Karena Hyunjin dulu sayang gue. Dan gue katanya, dulu sayang Hyunjin juga." 

"Dan lo pikir, why not gitu? Lo pikir gue sama Hyunjin memang pantas dipersatukan, di satu sisi lo takut. Lo harusnya sadar—lo sendiri yang mengorbankan Hyunjin." 

"Lix, please calm down. Gue belum selesai bicara!" kata Chris tegas, begitu menyadari Felix hendak mengambil gelas miliknya dan melemparkannya ke wajah Chris. 

"Lix. Lo yang terlalu pengecut, gue sengaja macarin Hyunjin. Gue mau tau seberapa besar cinta sama sayang lo ke dia, you love him so much Lix. But you such a coward, lo sama sekali nggak mau mengungkapkan itu dengan dalih takut merusak persahabatan kalian. Justru lo yang ngebuat Hyunjin jatuh ke tangan yang salah, yang bahkan dunia tau kalau lo lah yang terbaik untuk Hyunjin." 

Chris menggoyang-goyangkan gelas yang ia pegang, kemudian mengalihkan atensinya pada Felix yang terdiam. Raut wajahnya tak bisa Chris tebak—tapi tampaknya pria itu sedang memikirkan perkataan Chris padanya. 

"Gue emang brengsek, mengorbankan perasaan Hyunjin demi mengetes lo Lee Felix. Dan sekarang—" Chris menatapnya lamat-lamat. "Jujur soal perasaan lo ke Hyunjin, ungkapkan semuanya. Jangan di pendam lagi." 

Chris kemudian kembali mengulas senyum. Ia menepuk bahu Felix. "Jangan negatif dulu pikirannya. Gue percaya kok perasaan lo di balas sama Hyunjin. Sekarang—datangi dia, ajak dia bicara empat mata. And tell him that you love him." 









continue

kayaknya udah berada di penghujung cerita nih guys. 

YIPPIE!

with love, ay.

treat you better | hyunlix ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang