6%

1.8K 205 17
                                    

Felix bergegas menuju apartemen yang ia tempati bersama Hyunjin. Memacu kecepatan mobilnya, memanfaatkan lenggang-nya jalanan karena ini sudah nyaris menuju jam di mana orang-orang beristirahat.

Ucapan Chris tadi memang benar-benar. Itu sungguh menampar Felix dengan telak. 

Mengakui, kalau selama ini memang ialah yang pengecut. 

Tanpa banyak berpikir lagi-lagi, setelah ia menutup pintu itu. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari-cari si lelaki bermarga Hwang. "Hyunjin?" Panggil Felix. "Hyunjin? Kamu di mana?" 

"Oh, Felix!" Tiba-tiba lelaki lain yang di cari-cari Felix menyembulkan kepalanya. "Aku di dapur! Kamu ke sini aja, sekalian makan!" 

Felix menghela nafas lega. Ia kira Hyunjin tak ada di sini. Ia melangkahkan kakinya cepat ke dapur dan segera mengambil tempat duduk di meja makan. Felix mengernyit begitu Hyunjin menghidangkan ramen yang masih panas. 

Asapnya saja masih mengepul. "Kamu tumben mau makan lagi?" 

"Iseng saja sebenarnya, dan kebetulan kamu sudah datang. Tidak sia-sia aku membuat dua porsi." Hyunjin nyengir, ia menarik kursi yang berada di depan Felix. 

"Jadi?" 

Bersamaan dengan itu Felix yang sudah menyantap makanannya terhenti sejenak. "Jadi—apa?" 

Kebiasaan, Hyunjin memutar matanya. "Pertemuan kamu sama kak Chris tadi gimana?" 

"Ya nggak gimana-gimana," jawab Felix santai. "Ya berjalan seperti biasa?" 

"Berjalan seperti biasa gimana?" Hyunjin tau sekali, setiap keduanya bertemu pasti akan ada adegan baku hantam. Dan Hyunjin takut di sana Felix mengacau, karena di sana juga ada istri Chris, yakni Minho. 

"Lix?" Panggil Hyunjin. "Kamu nggak berantem kan sama kak Chris? Lix di sana ada istri kak Chris! Kamu jangan mengacau dong, rumah orang juga! Nggak enak lah." 

Omelan Hyunjin tadi malah mengundang tawa Felix. Untungnya makanan yang ada di mulutnya sudah tertelan, atau Felix akan menerima omelan Hyunjin lagi karena sudah mencipratkan kuah ramen ke sekeliling meja makan. 

"Felix! Kok malah ketawa sih?! Aku nanya serius dong, nggak lucu Lix." Hyunjin cemberut, ia memalingkan wajahnya ke arah lain. 

Bersamaan dengan itu tawa Felix mereda. "Ini kalo nggak lagi makan udah aku cubit pipi kamu," 

"Felix aku nanya serius!" 

"Ya aku juga serius Hyunjin," Felix menaruh sumpit tersebut di mangkuk, menghentikan acara makannya sejenak. "Nggak ada baku hantam kok. Aku sama kak Chris cuma terlibat percakapan serius, nggak lebih." 

"Oh, bagus deh." Katanya. "Setidaknya kamu nggak membuat repot di rumah orang. Nanti kalau aku ketemu kak Minho gimana? Malu dong." 

"Ngapain malu? Temen kamu ganteng gini." balas Felix dengan penuh percaya diri.

Oh, rasanya Hyunjin ingin melemparkan sumpit ini ke wajah Felix—atau menusuk matanya dengan sumpit ini rasanya ide bagus. "Terserah deh," 

"Tapi kamu—udah baikan jadinya sama kak Chris?" Tanya Hyunjin pelan-pelan, suaranya agak mengecil tapi Felix masih bisa mendengar suaranya. 

Felix mengangguk dan mengulas senyum. "Sudah kok, dia malah yang nyadarin aku dan ngebuat aku percaya diri." 

"Maksudnya?" Hyunjin menatap Felix bingung, kalimat Felix barusan agak tak bisa di mengerti sebenarnya. 

"Iya," Felix masih mempertahankan senyumnya. "Hyunjin, sebenarnya aku agak ragu. Tapi kata Chris aku nggak boleh nunda-nunda lagi." 

Hyunjin semakin tak mengerti arah pembicaraan Felix sekarang ini. Jadi ia memilih menyimak. 

Sebenarnya tangan Felix agak gemetar, tapi ia menyembunyikannya di bawah meja. Sehingga Hyunjin tak bisa melihat kalau sebenarnya ia dilanda kegugupan. Ya siapa yang tidak gugup? Di saat kamu ingin mengungkapkan perasaanmu yang telah lama terpendam. 

"Hyunjin—I love you." Ungkap Felix mantap. Tapi setelah itu ia tak mampu mengeluarkan suara lagi. Felix malah menunduk, tak berani menatap Hyunjin. 

"So do I, Felix." Balas Hyunjin, dengan mengulas senyum lembut. 

Hyunjin sebenarnya kaget. Ia tak menyangka Felix selama ini mencintainya. 

Karena, Hyunjin sejujurnya juga sudah mencintai Felix begitu lama. 

Felix mengangkat kepalanya, ia memandang Hyunjin tak mengerti. "Jadi—"

Hyunjin tertawa kecil melihat ekspresi bodoh Felix. "Ya kita pacaran, bukan temanan lagi." 

Tolong bilang sama Felix, kalau semua ini bukan mimpi. 

Kalaupun mimpi, tolong jangan bangunkan. Karena ini semua terlalu indah. 













finish.

endingnya gitu banget ya, IM SORRY. aku bener-bener udah buntu mau ngasih ending kayak gimana :")

dengan ini, Treat You Better ft. Hyunlix resmi tamat. TERIMAKASIH SEMUANYAA :")

((kalau inget dan gak mager, bakalan ada bonus chapter)) ;)

with love, ay.♥♥♥♥♥ 

treat you better | hyunlix ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang