"bentar ini kita ga mungkin rame-rame masuk kan?" tanya donghyun.
mereka telah sampai di depan apartemen bu irene dan memarkirkan mobil mereka di basement dengan tergesa-gesa.
"oke, kita bagi. ada yang tunggu di lobby ada yang naik bareng gue," titah seungwoo.
yunseong mengangkat tangannya, "gue sama minkyu ngikut ke atas."
minkyu disebelahnya mengangguk, ia merasa perlu ikut ke atas karena tiba-tiba feelingnya ga enak.
"yang ikut ke atas gue, seungwoo, jinhyuk, yunseong, minkyu, yohan sama seungyoun. gimana?" saran wooseok menatap mereka satu persatu.
sihun mengacungkan jempolnya, "oke. kita tunggu di cafe deket lobby ya!"
"youn, jangan bablas balas dendamnya ya!" hangyul menepuk pundak seungyoun sambil tertawa.
seungyoun hanya tersenyum tipis, "bisa jadi gue bawa kabar kematian ke kalian."
.
"lah pintunya kekunci?" jinhyuk mencoba mendorong pintu apartemen bu irene.
"ya pencet bel lah, gimana sih lo?" kesal wooseok sembari memencet bel secara terus menerus.
"gaada orangnya?" gumam seungwoo, "apa dia coba kabur dari kita."
"ck, sialan!
"dobrak aja," ujar minkyu, "eh tapi kalo dimarahin staff sini jangan salahin gue." minkyu mengangkat kedua tangannya.
"han, pake taekwondo lo aja."
yohan mengangguk lalu bersiap dengan gaya kuda-kuda untuk menendang pintu kayu yang agak kuat tersebut.
namun, tendangannya terhenti melihat seseorang berdiri menghalangi dia dengan muka cengonya.
"bego kalian semua," yunseong mengangkat tangannya, "nih gue dapet kunci pintunya."
jinhyuk cengo balik, "lah dapet darimana?"
"makanya pake otak jangan emosi mulu. gue dapet dari resepsionis di bawah dengan sedikit sogokan duit yah," yunseong sedikit berdecih di akhir kalimat.
yunseong akhirnya membuka pintu itu, namun yang pertama mereka lihat adalah kosong. tidak ada orang sama sekali.
"kok sepi?" gumam wooseok perlahan berjalan masuk.
"kita pencar aja." usul seungwoo membuat mereka berpisah mengelilingi ruangan itu.
di ruangan dapur, minkyu kini terpaku pada beberapa benda di atas meja makan.
"kopinya masih hangat, berarti ini baru dibuat. tapi kenapa ga dia abisin?"
"gimana, kyu?" yunseong menghampiri minkyu setelah mengecek ruang tamu.
minkyu menunjuk benda di depannya dengan tatapan selidik. yunseong mengangguk setuju seakan tau apa yang minkyu pikirkan.
"AAAAAA!!"
mereka bergegas menuju asal suara itu. itu teriakan wooseok yang terdengar ketakutan.
"kenapa!!?"
mereka semua melihat wooseok yang jatuh terduduk sambil menunjuk sebuah objek dengan bergetar.
mata mereka membulat melihat objek di depan mereka.
bu irene yang sudah menjadi mayat dengan sebuah bekas tembakan di pelipis kanannya.
dan sebuah surat seperti surat wasiat yang berlumuran darah disamping tubuhnya.
.
"lama banget sih!" gerutu hangyul mengetuk meja bosan.
"sampe gue sama hyungjun dateng, belum turun-turun mereka." eunsang mendengus kesal.
"WOI WOI!!!"
mereka melihat seungyoun yang berlari tergesa-gesa dengan seungwoo dibelakangnya.
"itu... hhhh bentar cape anying." keluh seungyoun sambil meminum kopi milik sihun begitu saja.
"ya ga minum gue juga..."
"itu bu irene udah mati!"
5 kata yang membuat mereka kaget sampe hangyul menjatuhkan kursinya.
"eh lo pada ga beneran bunuh dia kan?" kaget wonjin.
"YA ENGGAKLAH!" bantah seungyoun, "dia udah meninggal sekitar 1-2 jam yang lalu kata si cengo. ditembak di pelipis."
"cengo siapa lagi!?" bingung jungmo.
"ya kembaran lo edan si yunseong. sama-sama cengo gitu beban idup kalian apa coba. heran gue padahal duit banyak," ujar seungyoun yang dihadiahi injakan kaki jungmo.
"gue udah manggil polisi sama ambulan tadi. mau liat ke atas?" tanya seungwoo.
mereka semua mengangguk lalu meninggalkan kafe itu dengan tanda tanya yang besar.
namun seseorang tersenyum remeh di belakang mereka.
"udah gue bilang kalau meninggalkan sedikit bukti, bakal gue bunuh. perempuan menyedihkan."
jadi siapa pembunuhnya? chapter depan mungkin ada yang mati.
clue: seseorang yang sering dijadiin meme di twitter (untuk korban selanjutnya)
KAMU SEDANG MEMBACA
evidence | produce x 101
Mystery / Thrillerkata orang, jangan terlalu percaya kepada temanmu. Mereka bisa berbahaya