yohan mengusak rambutnya kesal. sejak ia kembali ke rumahnya, tak terhitung beberapa kali ia mengelontarkan umpatan.
ia menjatuhkan badannya ke kasur di kamarnya, mencoba untuk rileks sejenak. namun gagal, ia memukulkan kepalanya ke bantal yang ia pegang.
"kayaknya gue harus mandi deh,"
ia membuka bajunya lalu berjalan masuk ke kamar mandinya. mencoba rileks di bawah guyuran shower.
"kenapa wooseok ngingetin perempuan itu lagi? dia udah mati kan?" gumam yohan.
"apa jangan-jangan dia hidup lagi?" ia bergidik ngeri, "ih amit-amit." ia kemudian cepat-cepat membilas rambutnya yang penuh shampoo. takut pas buka mata ada hantu, pikirnya.
jagoan taekwondo kok takut setan.
saat ia mengambil sabun cair, ia malah teringat sesuatu dan malah membuatnya menjatuhkan sabun tersebut.
"waktu itu, gue yang terakhir buang mayatnya. gue inget dia belum mati, dia bisik sesuatu ke gue, aduh gue lupa lagi!" monolognya
ia mencoba ingat apa yang ia dengar hari itu, karena suara perempuan itu yang terlalu kecil ditambah lagi turun hujan, membuat suara perempuan itu terdengar samar.
"oh iya dia punya anak!! bego banget gue," yohan menepuk jidatnya, "lah berarti kita perkosa ibu-ibu dong?" panik yohan saat itu juga.
sesaat ia menyadari sesuatu lagi, "gue masih inget dia make kalung yang gue rasa marganya."
lee
kata itu terlintas di otaknya, "marga anaknya berarti lee juga dong?"
PLETANG!!
"SIAPA DISANA?"
yohan berteriak. namun tak ada yang menjawab. ia segera mengambil handuk lalu memakainya sebatas pinggang.
ia mengambil botol sabun, siapa tau bisa jadi senjata kalau ada maling.
"lo tau banyak ya..." gumam orang tersebut membuat yohan menjadi siaga.
"wooseok ya? ga usah ngadi-ngadi, ayo keluar!" tebak yohan.
ia mencoba memberanikan dirinya untuk membuka pintu kamar mandinya, "satu... dua...
tiga, HUAAAAA!!"
yohan melompat kaget melihat orang di depannya. sementara orang di depannya tetap menunjukan raut wajah datar.
"tau ga gue lebih baik ketemu setan daripada ketemu lo anjir!" dengus yohan, "lagian kenapa kesini sih yunseong yang terhormat?"
"gabut gue."
"gila, orang kaya bisa gabut ya."
"setau gue tadi lo tau semuanya, mau bantuin gue?" tawar yunseong sambil melipat tangannya.
"lo ngintipin gue ya? ngaku lo mesum! " hardik yohan kesal.
yunseong berdecih pelan, "kita semua udah mesum kali. malah sampe buat orang mati." membuat yohan tersadar dengan ucapannya.
setelah hening beberapa saat, yohan membuka mulutnya terlebih dahulu, "jadi mau ngapain kita?"
"anterin gue ke rumah junho, bukan lebih tepatnya ke gudang junho."
yohan menaikkan satu alisnya bingung membuat yunseong berdecak sebal, "lo bego apa gimana sih? di gudangnya kan ada barang-barang itu. gue mau ngecek sesuatu."
"oke. kita berangkat sekarang?" tanya yohan dan dibalas anggukan.
"tapi sebelum itu gue mau ngasih tau sesuatu hal." yunseong menajamkan pembicaraannya.
yohan bingung melihat raut muka yunseong. ia mengikuti arah pandang yunseong, yaitu di daerah bagian bawah tubuhnya.
"pake dulu handuk lo, tuh burung lo terbang kemana-mana." ucap yunseong santai.
"BILANG DARITADI KEK!"
yunseong menaikan kedua bahunya acuh, lalu berjalan meninggalkan yohan. sebelum ia kembali menutup pintu, ia berbisik sesuatu.
"burung lo kecil juga ya, han."
"NGAPAIN NGOMONGIN BURUNG-BURUNGAN, YUNSEONG SETANN!!"
setelah puas dengan adu bacot mengenai burung tadi. mereka berdua menuju rumah junho menggunakan motor milik yohan.
sesampainya di rumah junho, masih bisa terlihat police line di area gudang milik junho.
"eh seong, barang-barangnya emang masih ada di gudang?" tanya yohan, "belum diambil polisi emang?"
yunseong menggelengkan kepalanya lalu berlalu menuju pintu rumah junho.
"tadi aja ngomongin burung, sekarang diem. itu anak kesambet apa sih?" gerutu yohan menyusul yunseong.
tok! tok!
setelah ketokan kedua, pintu terbuka dari dalam. mereka bisa melihat pembantu junho yang membukakan pintu mereka.
"eh, den yohan sama den yunseong ya? ayo masuk," sapa bibi tersebut ramah.
"eh ga usah bi, kami cuma ingin minta kunci gudang itu aja." pinta yunseong.
bibi itu agak sedikit terkejut, lalu ia mengangguk, "bibi ambil dulu ya."
tak lama, bibi itu keluar dan memberi satu buah kunci, "ini kuncinya den, tapi cuma kunci cadangan."
"makasih ya bi!" ucap yohan.
mereka berdua berjalan menuju gudang itu. sedikit menunduk karena ada police line disekitarnya. lalu yunseong membuka kunci gudang itu dan berjalan masuk.
"jadi apa yang mau lo liat dari barang-barang itu?" tanya yohan.
"hanya mastiin aja," jawab yunseong.
yohan menunjuk ujung gudang tempat terakhir barang-barang itu ada "tapi kan barang itu masih ㅡ" ucapan dan gerakan tangannya berhenti,"KOK GAADA?"
yunseong mengernyit aneh, kemana semua barang-barangnya. sesaat ia menyadari sesuatu.
"ini kunci cadangan kan, han?" yang dijawab anggukan yohan, "kemana kunci aslinya?"
"lahh iya?? digondol setan kali."
"gue ga becanda." ucapan yunseong membuat yohan bungkam total.
"dimana ya?"
namun mereka berdua menyadari ada langkah lain mencoba memasuki gudang tersebut. mereka berbalik badan dan terkejut.
"mencari ini?" orang tersebut menunjukan kunci di tangannya sambil tersenyum.
"eunsang???"
aku kembalii!!
btw karena udah lama, aku malah lupa alurnya lagi. jadi mungkin bakal beda dari awal yang udah aku pikirin dulu.
so apakah eunsang pelakunya? atau ada orang lain yang harus dicurigai?
KAMU SEDANG MEMBACA
evidence | produce x 101
Mystery / Thrillerkata orang, jangan terlalu percaya kepada temanmu. Mereka bisa berbahaya