PROLOG

10 1 0
                                    

Prolog

Ketika persaingan parade militer di semua Negara kian memuncak. Senjata pemusnah masal dan senjata-senjata baru terus diciptakan, ketatnya persaingan membuat semua kawasan di belahan dunia gaduh. Sidang tingkat tinggi PBB dan KTT di semua pihak tidak menghasilkan apapun kecuali perdebatan yang sengit dan keputusasaan, menimbulkan kegetiran bagi para sipil dan Negara yang lemah. Hal yang ditakutkan adalah memicu perang kembali berkobar yang menyebabkan semua Negara dan manusia ikut di dalamnya. Amerika, Russia, China, Perancis, Jepang, Korea, India, Israel sebagai contoh Negara yang maju dan berkembannya jutaan senjata jenis baru yang mematikan dan mengerikan di setiap tahunnya, membuat negara-negara di kawasan mereka berlomba untuk menyaingi kemiliteran mereka sendiri-sendiri. Berbagai diplomasi yang diadakan untuk membahas kekurangan sumber daya yang semakin sulit didapatkan, persaingan militer, hingga banyaknya negara yang kini mengembangkan teknologi senjata pemusnah masal, Nuklir.

Dimulai dari sengketa Laut China Selatan yang mana membuat China menginvasi Vietnam. ASEAN semakin genting ketika dalam sidang KTT terpecah. Singapura, Myanmar, dan Kambodia yang turut mendukung China dalam memperbesar pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara membuat delegasi Indonseia dan Malaysia marah besar, di susul dengan Thailand yang mengutuk keras tindakan China atas Vietnam. Warga negara Singapura turun ke jalan untuk menentang langkah pemerintahannya yang pro-China. Dalam sidang itu akhirnya tidak bertemu sebuah kesepakatan dan hanya memperkeruh keadaan. Belakangan diketahui bahwa China sudah memasukan agen dan orang ke dalam masing-masing negara di Asia Tenggara.

Setelah rezim pro-China di Indonesia digulingkan oleh masyarakat Indonesia, China kehilangan banyak pengaruhnya di Indonesia, membuat China memutuskan hubungan dengan Indonesia dan mengecam revolusi di Indonesia. Setelah politik di Indonesia bergeser lagi, China kembali menamcapkan cakarnya di Asia Tenggara terutama di Indonesia, walau terjadi banyak penolakan dan pihak yang menentang-termasuk gerakan Nasionalis dan gerakan agamis di Indonesia beserta organisasinya, tetapi karena sudah banyak agen yang disusupkan ke wilayah Indonesia, mereka dengan mudah menguasai berbagai sektor hingga pada akhirnya revolusi rakyat kembali terjadi dan kali ini revolusi berdarah yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dan akhirnya militer Indonesia kembali mengambil alih dibantu dengan PBB. Dunia internasional mengutuk keras kejadian ini, PBB terutama pihak Amerika sangat menyalahkan dan menuduh China adalah dalang di balik kerusuhan di Asia Tenggara demi mengincar sumber daya yang ada. China-pun menuduh Amerika membuat fitnah untuk meruntuhkan kepercayaan negara sahabat China dan meruntuhkan ekonomi China serta menuduh Amerika menyusupkan agen CIA nya ke kawasan Asia Tenggara juga untuk tujuan utama : Sumber Daya. Sudah sejak awal kedua negara, Amerika dan China melakukan perang dagang semenjak kepeminpinan Trump di Amerika dan Pinyin di China dan memuncak pada ketegangan di Asia Tenggara.

Kerusuhan semakin melebar, kini bukan hanya di Indonesia, di beberapa kawasan Asia Tenggara banyak terjadi kerusuhan, konfrontasi, hingga persaingan militer dan puncaknya adalah invasi China atas Vietnam karena sengketa tapal batas teritori laut. Beberapa negara yang mendukung China kini memplokamirkan diri sebagai bagian dari New China Empire yang didukung oleh China dan Rusia, kemudian negara-negara yang berkiblat ke barat banyak yang bergabung dengan NATO. Tetapi banyak juga negara yang berdiri sendiri karena PBB kini hanya sebuah nama organisasi yang kian meredup ditelan oleh bangkitnya kekuatan militer di berbagai belahan dunia.

Pada akhirnya, perebutan wilayah, kekuasaan, dan sumber daya adalah pemicunya. Kekurangan bahan baku, makanan, bahkan oksigen yang semakin menipis pada tahun-tahun ketegangan diplomasi tersebut. Hal yang sangat ditakutkan bayak negara adalah mentoknya diplomasi dan tejadinya perang dunia.

Banyak sekali laporan ilmuan sipil diculik dan dipaksa dalam proyek masing-masing negara untuk mengembangkan senjata baru-nya. Beberapa berkas yang bocor mengindikasikan rata-rata negara mempunyai senjata-senjata terlarang. Tidak terkecuali di Indonesia, dimana sumberdaya alam dan manusia yang sangat besar, pemerintahan militer yang Nasionalis demi kepentingan keamanan negara, secara paksa 'menjemput' para ilmuan dan tehnisi yang ahli di berbagai bidang untuk mengembangkan tehnologi pengamanan negara. Tidak bisa dipungkiri bahwa kekayaan di Indonesia akan menimbulkan pusat perebutan pada kawasan Asia Tenggara selain di Timur Tengah yang memperebutkan kilang minyak dan tambang.

Journey to The SouthWhere stories live. Discover now