Chapter 2

17 1 0
                                    

Senja POV

Aku pun penasaran akan sosok cowok yang bernama Fano tersebut, akupun berjalan menujunya, dengan bodohnya aku tak sengaja menumpahkan minuman di sepatunya, yaampun raut mukanya langsung berubah dari manis menjadi muka orang yang kalo kalah main PUBG gitu loh yang langsung marah-marah tanpa melihat situasi "hati-hati dong sepatu mahal nih" dengan nada marah dan keras pula, aku pun membalas dengan raut muka bingung, terkejut, takut dan diam tanpa kata ibarat kepergok guru saat mau bolos sekolah. Dia pun berkata pas di sebelah telingaku dengan nada keras " heii budek yah?" akupun tersadar dari kebingunganku ketika ia berteriak. Aku pun merespon dengn raut muka yang gengsi untuk minta maaf. "Apaan sih lebay banget deh" dengan gaya cuekku, akupun bergegas meninggalkannya dengan rasa malu dan bergumam dalam hati menyalahkan diri sendiri, dia pun sontak berteriak " hei tanggung jawab nihh lap kek apa kek jangan main tinggal gini aja", akupun sekedar menoleh kearahnya tanpa menghampiri lagi dengan raut muka tak peduli.

Hati ku bicara dalam lamunan di malam hariku "kok beda yahh sosok pangeran di dalam mimpiku dengan sosok Fano yang ku kenal dengan kesombongannya di sekolah tadi muka aja yang sama gaya, sifat mah beda"
wahai pangeran di dalam mimpi ku dimanakah kamu aku ingin sekali bertatap muka, mengenalmu, menghabiskan siang dan melanjutkan malam dengan berbincang denganmu " pintaku pada tuhan dan pangeran di mimpiku".

Ibu pun memanggil dan mengganggu lamunanku " senja ayo nak kita makan dulu"
"Iyaa bu"
*akupun langsung menuju meja makan
Di sela-sela makan ibupun banyak bertanya tentang sekolahku bertanya bagaimana sekolahku, bagaimana teman-temanku, bagaimana prestasiku, bagaimana ekstrakulikulerku, dan pertanyaan ibu yang terakhir yang membuatku sangat bingung untuk ku jawab, ibu bertanya " Senja pasti udah punya pacar kan? Kenalin dong sama Ibu, Ibu kan ingin tau" Akupun langsung menghela nafas dan hanya menjawab dengan senyuman dan berkata " apaansih bu nggak ada la senja belum mau pacaran dulu"
*langsung melanjutkan makan.
Selesai makan akupun langsung menuju kamarku,
"Senja belajar jangan main hp sama tidur-tiduran mulu" teriak ibu
"Iyahh ibuku sayang senja ini lagi belajar kok" jawab ku dengan nada meyakinkan ibuku.
Akupun langsung membereskan buku sekolahku untuk besok, baca sebentar, main hp sebentar, langsung tidur dehh* mau cepat-cepat tidur untuk bertemu sosok pangeran di mimpiku.

*Berada di mimpi senja
Akupun bertanya padanya" kok bisa yah ada orang yang mirip banget sama kamu tapi sifat nya sangat jauh beda sama kamu?
Dia pun menjawab dengan nada tak percaya " oh iya emang ada yah? Mungkin itu jodohmu yang sebenarnya di dunia nyata dia yang di kirim tuhan buat nemenin kamu disana"
Aku sontak langsung menjawab dengan nada menolak " apaan sih nggak mau, aku maunya kamu yang nemenin aku di dunia nyata aku nggak mau si Fano itu iya emang muka nya sama persis sama kamu tapi sifat sama gayanya beda, aku nggak mau!."
Dia menjawab sambil tersenyum " kan kamu baru bertemu dengannya belum tau kan sifat aslinya, jangan menilai dari luar nya saja Senja kamu harus mengenal seseorang lebih dalam untuk tau sifat seseorang jangan hanya langsung men judge seseorang dari respon pertama kali bertemu"

Akupun sontak terbangun dari tidurku masih teringat jelas nasehatnya tersebut. Dan akupun bertekad besok harus minta maaf sama Fano tapi dalam hati merasa gengsi.

To be continue.......

Dream is the beginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang