Chapter 3

18 2 0
                                    

Seperti biasa ibu selalu membangunkanku di pagi hari karena takut aku kesiangan dan telat masuk sekolah.
Di atas meja makan ibu sudah menyiapkan sarapan kesukaanku roti dengan di baluri selai strawberry  dan segelas susu coklat.
Akupun bergegas pamit pada ibu dan pergi sekolah, jarak sekolah dan rumahku sih nggak jauh-jauh amat  tapi kan capek kalo mau jalan kaki jadi setiap pagi aku menunggu angkot di pinggir jalan, saking seringnya aku naik angkot yang menuju sekolahku supirnya sudah tahu bahkan hapal dengan nama dan muka ku jadi nya aku disuruh duduk depan deh.

Jam pelajaran pertamaku itu olahraga yaampun itu pelajaran paling aku suka dehh soalnya gurunya itu jarang banget ngajar paling masuk kelas absen terus kami disuruh olahraga sendiri ya aku mah kadang-kadang olahraga main bulu tangkis atau apa kek tapi yang paling sering aku pergi ke kelas seni lukis atau duduk di taman untuk sekedar mencari inspirasi lukisanku atau sekedar menenangkan diri.
Akupun pergi ke ruang seni lukis untuk mengambil kanvas dan alat-alat lukisku yang lain menuju taman dan mulai membayangkan sesuatu disana untuk ku lukis. Yang terbesit di pikiranku saat itu hanyalah sosok dia yang berada di mimpiku, tapi aku mencoba membayangkan hal lain karena ini di sekolah aku nggak mau melihatkan sosok yang ku dambakan dan ada yang melihat dan mengira itu Fano.

Aku melihat kupu-kupu yang hinggap di bunga yang mulai layu padahal di sebelahnya ada bunga yang mekar dengan indah, kupu-kupu yang indah saja tidak memilih yang sempurna untuk hinggap , kenapa orang ingin yang sempurna agar mau menetap? "Duh kok aku mulai puitis ya kapan melukisnya kalo gini?."
Aku melukis kupu-kupu tersebut , saat di tengah-tengah aku melukis ada suara laki-laki yang bertanya padaku " jadi jago melukis juga yah?"
Aku menjawab " nggak jago kok sekedar bisa aja" *tanpa melihat lawan bicara
Tiba-tiba tidak ada respon lagi dari lawan bicara ku tadi saat aku menolah ke arah kanan sontak aku langsung berdiri menaruh kuasku, ternyata dia Fano sosok yang aku kagumi wajahnya karena sangat mirip dengan pangeran dambaanku itu, sontak aku berkata "ngapain kamu disini, sana pergi ganggu aja" dengan nada mengusir
Dia menjawab " heii orang aneh siapa juga yang sengaja nyamperin kamu, aku tadi lewat dan ketemu kamu disini aku mau permintaan maafmu"
"Sembarangan orang aneh aku ada nama yah" jawabku dengan nada jutek
"Oke, kalo gitu kita kenalan dulu dari hari itu kita belum kenalan agar kamu ingat namaku dan mudah mencari ku untuk minta maaf" jawabnya dengan gaya yang songong.
Dalam hatiku berkata " sudah tau kali namamu itu siapa" * tapi pura-pura belum tau ajah lah ya
"Oke, namaku Senja"
"Ohh Senja nama yang bagus tapi ......"
"Tapi apa nggak sesuai dengan wajahku karena Senja itu indah jadi nggak sebanding gitu dengan wajahku"
"Kok kamu bisa nebak sihh, nggak lah ya aku nggak bermaksud bilang itu"
" namaku Fano bisa juga di panggil Fajar, terserah kamu aja lah yah mau panggil aku apa"

Sejak hari itu pikiran buruk ku tentangnya mulai berkurang aku kira dia orang yang sombong, songong dan cuek ternyata dia orang yang baik, mudah bergaul, dan nggak begitu songong, bener kata pangeran di mimpiku aku belum saja mengenalnya jadi aku belum pasti tau sifatnya tapi sekarang sejak hari itu dia selalu menegurku bahkan dia menawarkan untuk mengantarkanku pulang, tapi aku menolaknya karena aku nggak mau nanti terbawa perasaan dengannya aku belum siap mengganti ceritaku dengan yang hanya bertemu dan menjalin cerita di mimpi tapi sekarang bertemu dengan sosok nyata dan menjalin cerita di dunia nyata.

To be continue.......

Dream is the beginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang