06 | Veiled Intentions

4.9K 598 80
                                    

༺‎☘︎༻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༺‎☘︎༻

Ramiel Schuster berdiri di atas panggung, di hadapan ratusan orang yang berkumpul di alun alun kota. Angin musim gugur yang sejuk menggoyangkan ujung jaket birunya, sementara sorotan lampu dari berbagai media membidik wajahnya. Di belakangnya, berdiri para anggota partai politiknya, yang mengiringi langkahnya menuju masa depan kota ini. Spanduk-spanduk berkibar di sekitar panggung dengan semboyan tegas "Untuk Kota yang Lebih Baik, Untuk Semua".

Suara riuh tepuk tangan memecah udara saat Ramiel melangkah maju ke podium. Tatapannya menyapu kerumunan—warga dari berbagai latar belakang, menantikan janji perubahan yang akan dia bawa. Ramiel menarik napas dalam, kemudian tersenyum hangat sebelum berbicara.

"Saudara saudara sekalian, kita semua tahu betapa pentingnya infrastruktur yang memadai bagi kesejahteraan kita. Jalan jalan di kota ini sudah terlalu lama dibiarkan rusak, transportasi publik kita sering kali tidak dapat diandalkan, dan semakin sulit bagi keluarga keluarga untuk menemukan rumah yang layak dengan harga yang terjangkau."

Dia berhenti sejenak, menatap penuh arti kepada masyarakat di hadapannya, mencoba menangkap perhatian dan hati mereka. "Oleh karena itu, aku berjanji bahwa jika aku terpilih sebagai wali kota, prioritas utamaku adalah memperbaiki infrastruktur kota ini. Jalan jalan akan diperbaiki, jembatan jembatan akan diperkuat, dan yang paling penting, sistem transportasi kita akan mengalami transformasi besar."

Kerumunan mulai bergemuruh, sorak sorai terdengar dari berbagai sudut. "Aku berjanji akan menghadirkan bus bus baru yang ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi kereta api dalam kota, serta membangun jalur sepeda yang lebih aman. Kita akan membuat transportasi publik menjadi pilihan yang tidak hanya nyaman, tetapi juga terjangkau bagi setiap warga kota ini."

Tepuk tangan kembali bergema, lebih keras dari sebelumnya. Ramiel melirik rekan rekannya yang tersenyum mendukung.

"Namun, itu belum semuanya. Aku tahu betul bahwa banyak dari kalian, terutama mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, berjuang untuk mendapatkan perumahan yang layak. Oleh karena itu, aku berjanji untuk membangun lebih banyak perumahan dengan harga terjangkau. Kami akan bekerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah pusat untuk memastikan bahwa setiap keluarga dapat memiliki rumah yang aman dan nyaman."

Tatapan Ramiel kini lebih tegas, suaranya penuh keyakinan. "Ini bukan janji kosong. Ini adalah komitmen. Bersama Partai Demokrasi Rakyat, kami bertekad untuk mewujudkan kota yang lebih baik bagi kita semua. Kota yang tidak hanya memikirkan mereka yang berada di puncak, tetapi juga mereka yang sedang berjuang di bawah. Kota ini adalah milik kita semua, dan saya percaya kita bisa membangunnya bersama."

Dia melangkah mundur dari podium, sementara tepuk tangan menggema di seluruh alun alun. Para anggota Partai Demokrasi Rakyat, termasuk ketua partai, dan sekretaris jenderal, berdiri mendampinginya, memberikan dukungan penuh.

Drive You InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang