CHAPTER 3 - Keajaiban

1.9K 192 1
                                    

Apa gue udah mati?

SOSOK gadis berambut coklat terang masih setia memejamkan kedua matanya. Dia terlihat sangat lemas seperti orang yang tidak bernyawa. Gadis itu merentangkan kedua tangannya di atas tumpukan jerami.

Bisa dibilang ia merasa sangat silau, memang matahari selalu seterik ini?

Atau justru dia sudah sampai di Surga? Mungkin ini cahaya ilahi yang sedang menyambutnya...

"Hei bangun!"

Suara apaan tuh? Kok malaikat kasar banget dah.

Gadis itu berdecak sebal karena pundaknya terus diguncang. Dengan terpaksa, dia harus membuka kedua matanya yang terasa berat.

"Bangunlah, kapal sudah tiba loh! Anda mau ditinggal ya?!"

Bunyi klakson dari kapal yang cukup keras membuat Guinevere terbangun. Dia melotot kaget saat melihat keadaan di sekitarnya, kenapa dia di pelabuhan?

Dan bagaimana bisa Guinevere berbaring di atas tumpukan jerami? Pantas saja badannya jadi gatal-gatal.

Guinevere menoleh ke arah orang tadi dengan sorot mata tajam. "Lu siapa? Kok gue bisa di sini?" sewotnya langsung.

Orang asing tersebut mengernyitkan dahi, "kamu bilang 'lu' ya? Memang artinya apa?"

"Kok malah alihin pembicaraan? Fokus sama pertanyaan gue dong," balas Guinevere makin ketus. "Ini di mana? Orang kampung mana lu sampai gak tau arti kata 'lu'?!" sindirnya.

Raut wajah orang asing itu berubah, "aku tidak mengerti kamu ini bicara apa. Yang pasti kamu sudah membeli karcis untuk naik kapal, benar kan? Itu kapalnya sudah tiba."

Guinevere menoleh ke belakang dengan sendirinya. Dia masih belum memahami situasi yang terjadi sekarang, sebenarnya Guinevere ada di mana sih?

Oh iya, bukankah Guinevere sudah mati setelah jatuh dari ketinggian? Kenapa dia masih sehat-sehat saja?

"Pak, apakah kau serius? Aku memesan tiket?" tanya Guinevere ingin memastikan, kali ini dia mencoba memakai bahasa baku saja.

Pria asing itu menenteng ember berisi ikan, "bukannya kamu punya otak? Coba perlihatkan saja karcismu pada petugas jika kebingungan, saya sedang sibuk nih."

Guinevere melongo heran dan berusaha keras mencerna apa yang baru saja pak tua itu katakan. Tapi karena suaranya cukup meyakinkan, akhirnya Guinevere bangkit berdiri untuk naik ke kapal.

Lagipula dia tidak akan tersesat, toh ada maps—

Deg!

Tubuh Guinevere membeku saat baru menyadari ada yang berbeda dari tubuhnya. Dia refleks menunduk lalu melotot kaget karena pakaiannya berubah.

Kenapa Guinevere malah memakai gaun?!

Dan ke mana perginya tas ransel yang beratnya hampir enam kilo? Kenapa hilang secara tiba-tiba?!

"Anjir, kok jadi begini?" gumam Guinevere dilanda kepanikan. "Mampus dah! Mana gue gak tau ini ada di mana, bisa-bisanya gue—"

[2] Guinevere : "Perjalanan Waktu"✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang