Tujuh...

38 11 4
                                    

Author's Pov

*****
Hari senin ini Shasya berencana akan menemui Dosen pembimbingnya di Kampus. Seperti biasa mama Shasya, Alisha membangunkan putrinya di pagi hari.

Setelah membangunkan sang putri, Alisha pun menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga. Dengan dibantu Bi Yem, mereka berdua membuat sarapan dengan bahan-bahan makanan yang ada.

*****
"Pagi semua." Suara Shasya mengejutkan papa david yang sedang meneguk kopinya, mama Alisha sedang menuangkan nasi ke piring papa David, dan Calvary yang sedang membuka handphone.

"Shasya kebiasaan deh pagi-pagi selalu begitu." Ujar sang mama yang agaknya tak suka kalau Shasya pagi-pagi udah teriak.

Shasya hanya diam saja mendengarkan mamanya. Ia pun duduk di samping Calva dan mulai membalik piringnya untuk di isi nasi. Shasya yang melihat Calva masih memainkan handphone padahal ini di meja makan dan mereka semua sedang sarapan, dibuat penasaran sebenarnya apa yang dilakukan kakaknya itu.

"Kak Calva nggak sarapan? Sibuk banget kayaknya sama hp-nya." Tanya Shasya melihat kesibukan kakaknya dengan barang yang disebut orang 'smartphone '.

"Ini Sya kakak lagi chat sekretaris kakak mau nanya kelengkapan berkas-berkas yang mau kakak bawa." Jawab Calva dan hanya melirik adiknya itu sekilas.

"Emangnya nggak bisa nanti aja di Kantor? Toh di Kantor kan ketemu juga sama sekretaris kakak." Ucap Shasya yang masih tak terima kalau ini waktunya sarapan tapi kenapa lelaki tampan itu masih sibuk mengurus pekerjaannya.

"Shasya, kamu jangan ganggu kakak dulu. Soalnya dia ada urusan mendadak mau keluar kota. Karena salah satu cabang perusahaan kita ada terjadi masalah." Akhirnya sang kepala keluarga yang sejak tadi diam saja pun mulai buka suara.

"Kakak mau keluar kota? Kok Shasya baru tahu?" Shasya pun kaget dengan kabar yang baru saja papa David sampaikan.

Bagaimana tidak kaget, biasanya Calva setiap ada keperluan yang mengharuskan ia keluar kota, pasti ia akan memberi tahu Shasya. Bukannya Shasya GR tapi memang itu adanya.

"Iya Sya tadi papa dapat telpon mendadak dari pegawai kita yang di Surabaya katanya ada masalah disana. Dan setelah papa pelajari sepertinya Tian yang bisa mengurus masalah disana. Lagi pula papa merasa kurang vit untuk melakukan perjalanan jauh." Papa David menjelaskan panjang lebar untuk Shasya.

"Oh gitu. Emang ada masalah apa pa?" Tanya Shasya pada papa David.

"Kata salah satu tangan kanan papa disana, ada salah satu pegawai kita yang berkhianat dengan membocorkan rahasia perusahaan pada saingan kita." Jawab papa David sesuai dengan yang diberi tahu oleh tangan kanannya di telpon tadi.

"Yaampun jahat banget sih itu orang." Shasya tak habis pikir dengan orang-orang yang melakukan hal picik seperti itu. Hanya demi mendapatkan keuntungan dengan cara instan.

"Kamu tidak perlu kaget seperti itu Sya. Hal seperti ini sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis. Nanti kamu akan tahu kalau udah terjun sendiri." Ucap Calva setelah menaruh handphone-nya di saku celana.

"Tian penerbangan kamu jam berapa?" Tanya mama Alisha.

"Jam 10 nanti ma. Ini nanti aku langsung berangkat ke Bandara." Jawab Calva yang mulai memakan sarapannya.

"Yaudah kak hati-hati ya. Semoga selamat sampai tujuan." Shasya memberikan senyum termanisnya.

"Oh iya Sya kamu hari ini ke Kampus mau ngapain?" Tanya sang mama.

"Shasya mau revisi lagi dan semoga ini yang terakhir dan langsung di Acc." Jawab Shasya yang sudah menghabiskan sarapannya.

"Semangat ya Sya. Semoga tahun ini kamu lulus." Calvary menyemangati adiknya itu.

So ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang