🕊-pesona [1]

1.5K 278 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, Maufa mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, Maufa mana?"

"Lo pagi-pagi udah nanyain adek gua. Muka tuh cuci!"

Alvian cemberut. Tapi nurut juga buat cuci muka ke dapur kemudian balik ke kamar. Sedangkan Yohan udah bersantai di depan tv bareng Yusuf dan Arka.

"Minggu pagi gini biasanya acara tv bagus-bagus nih." ujar Yohan dengan kurang ajarnya ngeganti saluran ke acara lain. Padahal Yusuf sama Arka lagi asik nonton dakwah pagi.

"Pengen gua tampol tapi gua gak mau bikin dosa buat orang kayak Yohan." kata Arka ngelus dada. Sedangkan Yusuf mah lempeng aja. Gak ada yang tau dia marah atau enggak. Kecuali Tuhan dan dirinya sendiri.

"Woi—,"

"Apaan? Chargeran lagi? Di rongsok kali noh sama Bang Adam."

Gibran yang baru muncul berdecak begitu sapaannya dipotong Yohan.

"Kagak. Suudzon aja lo." kata Gibran kemudian gelesoran di lantai sambil mainin ponselnya. Random bener ini orang satu.

Hening beberapa saat sebelum Arka buka suara, "Han, lo udah ngomong sama mami belom perihal Maufa yang tinggal disini?"

Yohan sontak noleh, kemudian ngangguk. "Pas Maufa minta tinggal disini malemnya gua langsung nemuin mami. Sampe ngemis-ngemis gua biar mami ngebolehin."

Arka ketawa pelan, "Adek lo emang gak biasa sih."

"Sebenernya gua mah bukan khawatir dia diapa-apain sama anak sakosa. Justru yang gua ngeri kalo dia bikin onar di sini. Tau sendiri dia luarnya doang kayak bidadari."

"Tapi yang gua liat dia udah gak kayak dulu, Han. Udah berubah, auranya jauh lebih tenang."

Yohan manggut-manggut aja ngerespon omongan Arka. Yusuf? Masih lempeng.

"Pagi, Mas Yohan, Kak Arka, kakak yang di tengah, sama kakak yang lagi gelesoran!" suara Maufa terdengar di tengah-tengah keheningan sementara yang tercipta di ruang bahagia.

Masih jam tujuh, tapi Maufa udah ceria dan penuh semangat. Kayak biasa.

"Pagi, Maufa." jawab mereka semua kecuali Yohan.

sakosa | pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang