Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karena sekarang weekday, sebagian penghuni sakosa tentunya punya aktivitas dan kewajiban masing-masing di luar sana. Sedangkan sisanya cuma anak-anak 'pengangguran' yang gak punya kesibukan sama sekali yaitu Danish, Evan, dan Keanu.
"Gila, masih lama banget ya ini masuk kuliah." keluh Danish yang lagi sibuk gonta-ganti saluran tv.
Keanu di sebelahnya mengangguk, begitu juga Evan yang lagi goleran di karpet.
"Kaki lo udah mendingan, Nu?"
"Udah. Tinggal bengkak nya aja. Udah mau 2 minggu paling bentar lagi sembuh."
Danish manggut-manggut, matanya teralih ke Evan yang daritadi sibuk sama laptopnya.
"Van, punya film gak?"
Evan sontak mengangguk, "Banyak nih." katanya tanpa ngalihin pandangan dari layar datar di depannya.
Dengan semangat Danish loncat ke sebelah Evan, "Nonton dong!"
"Bentar dulu, ini tugasnya Bang Yohan belom kelar."
"LAH ANJIR KOK LO YANG NGERJAIN?!?!?!"
Evan dengan santai ngejawab, "Dia yang nyuruh."
Danish mencak-mencak di tempat, dia paling gak seneng sama orang yang gak menuhin tanggung jawabnya. Apalagi malah ngebebanin ke orang lain. Lagian Evan kenapa mau aja sih?
"Dibayar berapa lo ngejokiin Bang Yohan?" tanya Keanu juga gak habis pikir.
"Gak dibayar."
Asdgsdjsjsjdhsh ingetin Danish dan Keanu buat nampol muka Yohan kalo ketemu nanti.
"Nih, udahan. Entar gua sambung lagi." ujar Evan nyerahin laptopnya ke Danish yang masih misuh.
Danish dengan cekatan ngebuka folder van's movies kemudian mulai milih-milih film yang mau ditonton.
"Mendingan horror atau thriller?"
"Action." jawab Keanu sekenanya.
Dengan mantap Danish milih film berjudul munafik karena daridulu dia penasaran banget sama film ini.
