🕊-tentang yusuf

2K 377 91
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lebaran udah tinggal menghitung hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lebaran udah tinggal menghitung hari. Satu persatu penghuni sakosa mulai ninggalin kosan buat pulang ke kampung dan rumah masing-masing.

"Kereta lo berangkat jam berapa, Suf?" tanya Adam begitu ngeliat Yusuf yang udah bersiap buat berangkat.

Yusuf ngecek jam di pergelangannya, "Satu jam lagi, bang. Tapi gua udah harus berangkat sekarang biar gak buru-buru."

Adam manggut ngerti, udah paham soal Yusuf yang paling anti banget sama mepet apalagi telat.

Adam sih emang gak pulang. Karena libur kerjanya cuma sehari pas lebaran nanti, jadinya dia milih buat netap di sakosa bareng Egi dan Evan yang pulangnya satu hari sebelum lebaran.

"Hati-hati ya, Suf." pesan Adam begitu Yusuf melangkah keluar kosan.

Yusuf mengangguk, "Berangkat ya bang. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

——

Begitu menjejakan kakinya di lantai stasiun, Yusuf dibuat berhenti karena ponselnya yang bunyi dari dalam saku bomber putihnya.

"Assalamualaikum, mi."

"Waalaikumsalam, udah berangkat?"

"Belum, mi. Mas masih di stasiun. Berangkat setengah jam lagi."

"Yaudah, hati-hati ya, mas. Kalo udah di stasiun balapan kabarin umi."

Yusuf mengangguk walaupun tau uminya gak bisa ngeliat di sebrang sana, "Iya, mi. Doain mas biar selamat sampe sana, ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Begitu ngembaliin ponselnya ke saku, Yusuf kembali ngelangkah buat masuk ke gerbong yang tertulis di tiketnya.

Drrt.

al : hati hati

Bibir Yusuf mengembangkan senyuman tanpa sadar begitu ngebaca pesan yang masuk ke ponselnya. Dengan gesit jarinya ngetik sesuatu sebagai balasan pesan tadi.

sakosa | pdx101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang