1

160 5 0
                                    

Tekad yang kuat membawaku untuk bisa meraih mimpiku , kulangkahkan kakiku ku temui kedua pahlawanku .

Mereka adalah Ayah dan ibu .
Siap tidak siap , aku harus menemui mereka . Meskipun lara di hatiku . Ku pandang wajahnya satu persatu . Dan disitulah aku bersimpuh di hadapan keduanya  , dengan mata memerah dan berlinang air mata .

"Bu.. izinkan anakmu ini untuk meraih citanya.. ". Ucapku lirih , ku dongakkan wajahku menatap wajahnya .  Kulihat juga raut wajah ayahku ,  ia hanya diam dan tersenyum memandangku .

Kulirik pun lagi wajah sang ibu , begitu beratnya aku harus meninggalkannya . Ia pun merengkuh ku dalam dekapannya.

Kini ku berganti bersimpuh di hadapan sang ayah , senyuman itu masih saja menghiasi di wajahnya . Meskipun aku tahu melalui tatapan matanya bahwa ia juga merasakan apa yang aku rasakan . Namun ia tetap tegar untuk anaknya .

"Nak..  jika beban di pundakmu sangatlah berat , lepaskanlah beban itu .. beristirahatlah sejenak , lalu ambil kembali dan lanjutkan perjalananmu . Karena  akan ada banyak hal yang akan engkau tempuh anakku..  siapkanlah bekalmu . Jangan mudah puas dengan apa yang sudah engkau raih , karena akhir dari suatu hal adalah awal dari hal lain ". Ucapnya memegang bahuku . Lantas mendekapku dalam pelukannya .

"Ayah.. kata katamu akan ku jadikan sebagai motivasiku ". Ucapku sambil menatap wajahnya yang kini mulai menua namun tetap gagah di mataku .

Ayah adalah seorang Abdi Negara namun kini ia sudah pensiun . Ia adalah seorang Abdi negara  berpangkat letnan Jendral . Pangkat perwira tinggi di TNI AD .

Ayahku lah yang selama ini menjadi idolaku serta semangatku untuk bisa menjadi sepertinya . Ia lah kebanggaanku .

*****

Inilah saatnya aku mengejar mimpiku . Meninggalkan mereka , seseorang yang amat aku cintai .

Aku pun berjalan menuju Stasiun Kereta api , aku akan berangkat menuju Magelang . Jarak dari rumah ke Stasiun tidaklah jauh . Jadi aku memanfaatkannya dengan berjalan kaki .

Ketika aku hendak menunggu kereta tiba tiba ada seseorang yang memanggilku .

"MAS LION TUNGGU !! ".

DEGG!!!

Suara itu ? , apakah benar itu dia . Ya Tuhan mengapa hati ini rasanya sesak sekali .

"Maas tunggu ! Ini Shinta mas ".

Akupun  melirik ke arah sekitar mencari keberadaan  suara itu . Ternyata benar itu dia . Sesak itulah yang kurasa .

Ia memang bukan kekasihku , ataupun apapun itu . Tapi hati ku berkata lain . Ketika hati berkata cinta . Namun tubuh berkata jangan . Maka disitulah aku hanya bisa diam  tanpa berkata bahwa aku mencintainya .

"Ya . Ada apa Shinta ? Kenapa kamu kemari ? ". Ucapku menanyakan apa alasannya yang membuatnya kemari menemuiku .

"Mas... apakah engkau yakin dengan keputusanmu ?".

Aku tahu ia mengalihkan pembicaraanku . Atas apa alasannya baginya menemuiku .

"Aku yakin Shinta . Inilah citaku . Aku akan mengabdikan diriku kepada negeri ini ".

"Tapi mas sebenarnya ak--____

"Shinta  maafkan aku yang selama ini diam diam mengagumimu dan menaruh hati padamu . Tapi ... Aku tidak akan menuntutmu untuk menungguku , menikahlah jika ada seseorang yang ingin mempersuntingmu . Aku ikhlas Shinta.. biarlah semua ini terjadi  ". Ucapku lirih .

Pengecut  itulah diriku . Kenapa baru sekarang aku mengutarakan perasaanku padanya . Di saat situasi yang memang aku harus meninggalkannya untuk menjadi Seorang Taruna .

"Tidak mas.. Aku pun akan menunggumu , apapun itu aku harus bersabar menantimu . Mas.. Aku tunggu Perwiramu ". Ucapnya lirih sambil mengangkat tangannya , hormat kepadaku .

Apakah itu artinya ia juga memiliki perasaan yang sama sepertiku . 

"Terimakasih Shinta . Jaga dirimu baik baik ". Ucapku hendak melangkah pergi namun tiba tiba sebuah tangan menggenggam tanganku . Aku pun tersentak .

"Mas.. tunggu . Ini untukmu ". Aku pun mengambil sesuatu itu dan melihatnya , akupun membolak balikan amplop coklat itu . Ketika aku mendongak . Kulihat dia sudah tiada .
Akupun tersenyum melihatnya melambaikan tangannya kepadaku , dan dengan tangannya yang berada di pelipisnya menghormat kepadaku .




.

.

.

.

.

.

Bersambung....  next part berikutnya.

Taruna Ku Tunggu PerwiramuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang