AUTHOR POVE
Di tengah kesunyian malam , seseorang gadis berwajah ayu sedang duduk termenung menatap bintang bintang malam dan indahnya rembulan yang menghiasi malam.
Bulir bulir air mata tanpa bisa di cegah telah membasahi pipi wajah ayunya . Terbayang waktu di saat ia mengucapkan selamat tinggal kepada seorang calon taruna itu . Percakan terakhir antara ia dengan orang itu , membuatnya semakin sesak ."Aku tidak akan menuntutmu untuk menungguku , menikahlah jika ada seseorang yang ingin mempersuntingmu "
Bahkan sudah dua bulan ini , pria itu tak sama sekali menghubunginya . Apakah mungkin disana pria itu telah menemukan Rekanitanya .
Yah Rekanita . Sesosok yang bisa di sebut sebagai pendamping seorang taruna . Memikirkannya malah menjadi tambah sesak didadanya .
Lalu bagaimana penantian ini ??? Itulah yang ada di otaknya saat ini .
Tak ayal rasa rindu mengenai pria itu begitu menggebu . Ingin rasanya ia memeluk pria itu , merasakan kenyamanan di rengkuhannya . Dan rasa aman akan lindungannya .
Mereka memang tak memiliki hubungan apapun . Namun hati keduanya menyatakan sama untuk Menunggu .
Setelah ia tahu bagaimana perasaan sang pria itu . Rasa ini semakin bertambah . Menjadikannya lebih optimis , bahwa cintanya tak bertepuk sebelah tangan .
Ia memilih untuk menunggu Taruna itu . Meskipun pengakuan perasaan pada saat itu juga bersamaan dengan perpisahan mereka .
Merasakan bahagia sekaligus kehilangan itu adalah hal yang paling berat baginya.
Cinta terhalang dinding lembah Tidar . Itulah sepenggal kata untuk keduanya .
Mencintai seorang taruna berarti harus bisa menerima berbagai resiko . Termasuk kerinduannya saat ini .
"Mas.. Aku merindukanmu.. bagaimana keadaanmu di sana ??.. apakah kamu sudah membaca surat itu .. ". Ucapnya bermonolog . Ucapannya hanyalah hiburan semata .
Kata tang tak akan pernah terdengar oleh seseorang yang ada di sana.
Ponsel yang selalu ada di setiap waktunya . Kemanapun ia pergi ia selalu membawa itu . Berharap ada sebuah notifikasi dari seseorang yang di rindukannya untuk menghubunginya .
Namun kenyataannya adalah NIHIL.
Hanya ada notifikasi dari oprator yang selalu membuatnya jengkel . Yang ia harapkan bukanlah itu . Melainkan Taruna itu .Bulir airmata sedari tadi tak pernah berhenti membasahi wajah ayunya .
Entahlah wanita memang seperti itu . Menangis adalah hal yang akan ia pilih di saat keadaan hati yang penuh dengan luka ."Mas doakan aku.. semoga aku mampu menunggu penantianmu..". Itulah yang ia harapkan . Yaitu Mampu.
Mampu bertahan untuk menahan perasaan dan kerinduannya yang semakin menggebu . Ia takut semuanya tidak bisa ia lewati . Nyatanya 4 tahun adalah waktu yang tidaklah sedikit untuk penantian ini .
Tak disangka sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya di ambang pintu kamar gadis itu .
Ia tahu bagaimana perasaan putrinya saat ini . Menahan rindu kepada seseorang yang di cintai memang seperti ini .
Bagaimanapun juga ia pernah muda pada masanya .
Ia pun mendekati putrinya yang kini masih menangis dalan diamnya .
"Shinta.. bersabarlah nak .. ".ucapnya pada putrinya itu . Lantas ia pun merengkuh tubuh putrinya itu dalam dekapannya , berharap dengan ini ia bisa memberikan kekuatan pada anaknya .
"Bu... apakah seperti ini mencintai seorang Taruna ?? ". Ucapnya masih dengan mata yang sembab .
Semakin eratlah rengkuhan ibunya pada anaknya itu . Ia pun mengganggukkan kepalanya , tanda bahwa ia mengiyakan ucapan putrinya .
"Percayalah , segala sesuatu akan berakhir pada masanya , termasuk penantian ini ".
Shinta pun terdiam mendengarkan ucapan ibunya . Benar.. itulah kenyataannya . Semuanya pasti akan berakhir pada masanya . Termasuk penantiannya ini .
"Berjuanglah , sebagaimana ia memperjuangkan mimpinya di lembah tidar ". Ucapnya kembali pada anaknya .
Inilah resiko mencintai seorang taruna . Hanya bisa menahan rindu yang semakin hari semakin menggebu .
Namun percayalah dengan itu cintamu akan di uji . Seberapa besarkah kau mencintainya .
'Jika kau ingin meraih mimpimu , maka berjuanglah '
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung... next part yah ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna Ku Tunggu Perwiramu
Romance"Aku yakin , inilah citaku . Aku akan mengabdikan diriku kepada negeri ini . Dan untukmu.. aku tak menuntutmu untuk menungguku , menikahlah jika ada seseorang yang ingin mempersuntingmu ". "Tidak mas.. Aku akan menunggumu . Apapun itu , aku harus b...