Ahlan Wasahlan

96 11 6
                                    

"Umii, abi pergi dulu yh abi mau nyusul Ghatzia" sahut Arkan dari ruang tamu yang baru menyelesaikan kebiasaan nya yaitu minum teh hangat tak lupa koran yang setia pagi menemani pagi hari nya

"yh abii hati hati yh" jawab Aisyah tak lupa mencium telapak tangan seorang yang berada di depan dengan kasih sayang

"Yaudah abi pergi dulu yh Assalamu'alaikum" akhir Arkan sambil meninggalkan rumah tempat tinggal keluarga kecil nya. "Waalaikumsalam" jawab Aisyah.

sekitar 25 menit perjalanan, akhir nya Arkan sampai pada tempat tujuan yaitu di PonPes Al-Fatah yang lumayan jauh dari rumah nya.

"Assalamu'alaikum Pak Arkan" sahut seseorang di sebrang yang tak lain Ustadz Habib. Ustadz yang memegang yayasan PonPes ini

"Waalaikumsalam gimana kabar nya baik? tanya Arkan antusias tak lupa pelukan hangat di antara kedua nya
"Alhamdulillah baik gimana dengan kamu?" Tanya balik Habib

"Alhamdulillah Baik, udah lama yh kita gk ketemu, tambah ganteng ajha" ucap Arkan dengan jurus ke usilan nya.
"Heheheh Biasa ajha kok gk mungkin lah tambah ganteng umur ajha makin nambah" Sahut Habib dengan lengkungan senyum nya.

Ayah Ghatzia dan Ustadz Habib adalah teman waktu Kecil, mereka selalu menghabiskan hari hari nya dengan bermain dan mempelajari ilmu agama. Tak heran jika banyak orang mengatakan mereka seperti adik kakak
                                ••••
terdengar gelak tawa dari kedua nya hingga Arkan lupa apa tujuan ia datang kemari.

"Assalamu'alaikum abi" sapa seseorang yang baru datang dari seberang dengan pakaian berwarna navy senada dengan khimar yang menjulur ke bawah

"Waalaikumusalam eh anak abi udah dateng? maaf yh abi sampai lupa" ucap Arkan kepada anak semata wayang nya tak lupa mereka berpelukan seperti Kartun di televisi 😅

aduh aduh aku merasa kayak jadi nyamuk ajha yaa gerutu pelan habib. "Eh ada ustadz afwan tadz ana gk ngeliat ustadz tadi" cengir Ghatzia sambil menangkupkan tangan di depan dada

"Hmhm... Iyh yh gak papa kok ucap" ustadz habib dengan lengkungan senyum di bibir nya.
"Yaudah saya tinggal dulu yh, saya lupa kalau sebentar lagi ada kajian" sambung Habib dengan ramah

"Yaudah saya tinggal dulu Assalamu'alaikum" ucap Ustadz Habib sambil meninggalkan seorang ayah dengan anak nya. "Waalaikumussalam" ucap kedua nya hampir bersamaan

"yaudah yuk nak kita pulang kamu capek kan?" ucap Arkan penuh kasih sayang. "Iyh abii, Ghatzia gk capek kok malahan ghatzia semangat niih" Sahut Ghatzia

"yaudah yuk, tapi ikut abi dulu yh ke warung mau beli sayuran pesanan umi mu" sambung Arkan sambil menghidupkan kendaraan yang ia bawa.

"Biar Ghatzia ajha bii yang belanja. Abi diam ajha di mobil istirahat, pasti abi capek dengan perjalanan yang begitu lama" sambung panjang Ghatzia.
"Iya iya sayang nya abii ucap Arkan sambil mengelus puncuk kepala Ghatzia yang tertutup khimar"

kendaraan berjalan dengan kecepatan normal dengan jalanan yang sedikit lenggang membuat Ghatzia merindukan suasana kecil ia dahulu.

"Ghatzia apakah kamu ada niatan untuk berhenti masuk PonPes?" ucap Arkan memecah keheningan. Spontan Ghatzia langsung membulat kan mata mendengar ucapan abi nya.

"udah biasa ajha kali gk usah di pelototin gittu abi jadi takut tau 😅" sambung Arkan dengan cengiran kuda, sedangkan Ghatzia kembali pada aktivitas sebelum nya yaitu memandang jalanan Kota Bogor.

"Gimana? kamu masih mau ngelanjutin nya atau enggak? keputusan ada di tangan mu apapun keputusan mu selama keputusan itu berjalan di jalan kebenaran InSyaaAllah abi akan mendukung" jelas arkan yang tak mendapati jawaban dari pertanyaan sebelum nya.

Air Mata Cinta Ghatzia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang