Duk...
"Aduh sialan."Fayola memegangi kepalanya karena ada bola yang melayang ke arahnya membuat ia menjatuhkan buku gambarnya ke selokan kecil di koridor.
Fayola menatap nanar buku gambar yang sudah setengah basah dengan noda hijau di atas kertas putih.
Ia melihat ada kakak kelas yang menghampirinya. Fayola meringis dan agak menguatkan suaranya agar kakak kelasnya itu mau bertanggung jawab atau setidaknya menanyakan keadaanya seperti di film film.
"Aduh."
Namun saat sudah dekat darinya, sang kakak kelas itu hanya melihatnya sekilas dan melewatinya, kemudian mengambil bola yang tadi sudah mengenai kepala Fayola tanpa rasa bersalah.
Fayola melongo, kemudian menunjuk dirinya sendiri juga ke arah bola dengan bergantian. Fayola yang kesal, langsung mengambil sepatunya dan melemparkan kepada kakak kelas tadi.
Tak ..
Yash! Sepatu Fayola tepat mengenai kepala bagian belakang laki laki itu.
"Haha tepat sasaran."gumam Fayola dengan tampang watadosnya.
Semua orang yang ada disana melongo tak percaya, ada seseorang yang berani menimpuk kepala laki laki itu.
Kakak kelas yang dilempar sepatu oleh Fayola langsung berbalik dan mengeluarkan tatapan elangnya, namun Fayola dengan tampang polosnya malah mengambil sepatunya dan memakainya dengan santai.
"Heh adek kelas."
"Apa kakak kelas? Bentar gue masih masang sepatu nih kak." balas Fayola sambil mengikat tali sepatunya.
"Fan! Bolanya."teriak kakak kelas lain yang berada di tengah lapangan.
Lalu kakak kelas yang dipanggil "Fan" pun melempar bolanya ke tengah lapangan. Sedangkan dirinya tetap berdiri dengan bersendekap dada menunggu Fayola memakai sepatu.
"Udah nih, kenapa ya kakak kelas?"tanya Fayola dengan tampang datar dan menantang.
"Maksud lo apaan? Cari masalah? Bocil gini kok sok sok an."Kakak kelas memandangi Fayola dari atas sampai bawah seperti meremehkan sangat menyebalkan di mata Fayola.
"Lo yang apa apaan, udah ngelempar bola sembarangan. Gue tau mungkin lo enggak sengaja, tapi setidaknya lo minta maaf dong. Udah nggak minta maaf, sekarang malah marah marah."
"Ya trus? Suka suka gue lah, gue ini senior lo ya disini. Anak baru masih junior gak pantes ngomong dengan nada tinggi ke kakak kelas."
Fayola menyunggingkan senyumnya, rupanya lelaki di depannya ini sangat gila hormat sampai bawa bawa senioritas.
"Bodoamat mau lo senior ataupun yang punya tanah disini, gue cuma minta lo minta maaf sama tanggung jawab. Susah banget ya?"
"Itu yang lo mau? Oke gue minta maaf."ucap kakak kelas itu dengan nada tak ikhlas kemudian meninggalkan Fayola.
"Heh! Urusan kita belum selesai."
Kakak kelas tadi memberhentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Fayola dengan tajam, dan sebelum laki laki itu membuka mulutnya, Fayola menyela nya dengan cepat.
"Eh asal lo tau ya, gara gara lo buku gambar gue masuk selokan, dan otomatis gue gak akan bisa nyelesaiin hukuman dari si monyet kulkas. Dan gue mau, lo tanggung jawab!"
Kakak kelas tadi berjalan ke arah Fayola kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Fayola sampai mata Fayola sedikit juling.
"Tanggung jawab? Yaudah ayo gue tanggung jawab." balas lelaki itu dan menarik tangan Fayola.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Fiksi Remaja#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...