Vote 😉
Enjoy the story :******
Jin sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya. Dahinya mengernyit sekilas, setelah mendengar Jisoo menyerukan namanya dengan sedikit keras.
"Iya, kenapa, Soo? Kok kayak kaget gitu?" Tanya Jin setelah ia kembali menempelkan ponselnya di telinga.
Tiba-tiba seorang Jimin memasuki kamar Jin yang memang pintunya tidak tertutup.
"Hyung, udah selesai?" Tanya Jimin, Jin mengangguk ala kadarnya, ia fokus mendengarkan seberang panggilan.
"E--ehehe. Maaf, Oppa. Gue cuman kaget dikit," Diseberang sana Jisoo menyengir kecil.
"Eh iya, oppa kenapa telpon?"
Jin melihat Jimin berjalan ingin mendekatinya. "Ohh, eum engga gue pengen nanya doang, Soo."
Jimin tersenyum misterius ketika telinganya menangkap siapa orang yang sedang Jin telepon. Dirinya semakin mendekati tempat Jin duduk.
Jin sedikit mengernyit saat melihat senyuman Jimin. "Mau ngapain nih anak?" Batin Jin. Namun pemikirannya terpecah saat Jisoo bersuara, "Nanya apa, oppa?"
Jin memutarotaknya, pertanyaan yang sudah ia susun di pikirannya tiba-tiba menghilang entah kemana. Ditambah lagi fokusnya yang sekarang terbagi antara Jisoo dan senyuman misterius Jimin.
"Eum, nanya--"
"Bohong tuh, Soo! Modus pengen telpon lo doang itu mah!" Seru Jimin tiba-tiba. Jin melototkan matanya.
"YA! Park Jimin! Bosen idup lo ya?!"
Jin berteriak ditengah panggilan yang masih tersambung dengan Jisoo diujung sana. Sedangkan yang diteriaki menyemburkan tawanya setelah dirinya berlari ke ambang pintu. Bahkan suara tawa Jimin yang meledak ikut terdengar hingga ke telinga Jisoo. Diam-diam gadis itu ikut tertawa mendengar kelucuan kedua pemuda itu. Ah, tentu saja dengan pipi meronanya, akibat perkataan Jimin yang dengan lancangnya langsung membuat pipinya memanas.
Jimin berlari ingin menghindari Jin yang sudah menatapnya murka. Baru saja Jin ingin menyusul Jimin, hendak memberi adiknya itu pelajaran, namun langkahnya terhenti saat teringat bahwa panggilannya dengan Jisoo masih terhubung. Jin terkesiap.
"Astaga."
"Ha--halo, Soo."
"Ah. Ne, oppa?"
Jin bisa mendengar kekehan Jisoo diujung sana. Jin menghela napasnya, akan ditaruh dimana wajah worldwide handsome-nya nanti. Hatinya mendumelkan nama Jimin tiada henti, menyumpah serapahi pemuda Park itu.
"Eum, gue tutup dulu ya, Soo. Maaf, ucapan Jimin tadi jangan dimasukin hati," Jin berucap tak enak.
Terdengar suara Jisoo yang tertawa kecil diujung sana. Membuat Jin secara otomatis ikut tersenyum mendengarnya.
"Iya, oppa. Engga papa."
"Yaudah gue tutup ya?" Jin tersenyum dalam ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
Fanfiction[ON GOING] Berawal dari kebersamaan dua idolgroup populer, yang dibentuk dengan sengaja. Berlanjut ke kehidupan yang akhirnya saling menyayangi dan membutuhkan satu sama lain, sebagai rumah tempat mereka kembali dari penatnya hiruk pikuk dunia yang...